youngster.id - Pekerja dunia hiburan juga bisa jadi pebisnis sukses. Saat ini justru banyak artis yang telah mereguk nikmat kesuksesan dari bisnis yang dijalankannya. Hal ini tentu bukan sekadar peruntungan, tetapi kerja keras ditambah dengan penerapan strategi yang tepat dalam membidik pasar sasaran.
Slogan ‘yang muda yang berkarya’ tak hanya sebatas isapan jempol belaka. Banyak yang telah merealisasikan dan mencapai kesuksesan. Salah satunya penyanyi Afgan Syahreza. Ternyata selain bernyanyi, pemuda tampan ini juga giat berbisnis.
“Buat aku yang hidup di dunia hiburan, penting punya bisnis di luar usaha aku di dunia hiburan. Karena nantinya suatu saat kita akan tersingkirkan dengan munculnya wajah-wajah baru di industri musik Tanah Air. Makanya aku mulai berpikir untuk muterin uangnya saja, dan mulai berpikir untuk mengatur keuangan. Agar jangan sampai habis di masa aku sudah enggak eksis lagi di dunia hiburan,” tuturnya kepada Youngsters.ID.
Sejumlah usaha dimiliki dan dikelolanya. Mulai dari clothing line, event organizer, hingga investasi di bidang properti. Semua binis ini merupakan investasi jangka pajang. “Aku punya beberapa bisnis, uangnya diputarin aja biar jangan sampai habis,” ujarnya lagi.
Menurut Afgan, investasi ke dunia usaha lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan berfoya-foya. Untuk itu, Afgan rajin menyisakan hasil jerih payahnya di dunia menyanyi dengan cara menabung.
“Aku pokoknya rajin menabung. Selain untuk bekal masa depan, tabungan itu juga untuk investasi bisnis yang akan aku jalani,” ujar bintang film Bukan Cinta Biasa dan Refrain itu.
Belajar Dari Mama
Sesungguhnya Afgan sudah lama menekuni dunia bisnis di luar dunia musik. Bisnis pertama Afgan adalah cloting line berlabel Carnaval Cloting pada tahun 2010. “Saya buat bisnis ini awalnya untuk tugas kuliah,” ungkap lulusan Bisnis Marketing Monash University Malaysia itu.
Produk yang dihasilkan adalah jaket, kaos, sweater dengan desain remaja yang berkualitas. Produk-produk yang dihasilkan oleh Carnival pun diproduksi secara terbatas dan ada nilai eksklusifnya. “Produk ini masih terus berjalan hingga sekarang,” ujarnya. Pemasarannya dengan sistem online store dan pemasaran langsung di sejumlah kafe di Jakarta dan Bandung.
Tak berhenti di sana, pelantun Terima Kasih Cinta itu kemudian menjajal bisnis event organizer di tahun 2014. “Saya ikut terjun waktu presentasi ke klien. Ini pengalaman yang berbeda dengan menyanyi,” ujar Afgan.
Dia mengakui terjun di dunia bisnis bukanlah hal yang mudah. Dia bersyukur usahanya ini mendapat dukungan dari keluarga. Bahkan, mentor bisnis utamanya adalah sang mama. “Mama saya yang pertama kali ajarin. Dia lumayan peka dalam oportunity,” kata putra kedua pasangan Loyd Jahja dan Lola Purnama Dewi itu.
Karena itu dalam bisnisnya, Afgan melibatkan keluarganya. Terlebih lagi dia mengaku tidak mudah mendapatkan mitra bisnis yang pas. “Menurut aku yang paling susah itu cari partner yang tepat. Karena itu bisnis yang ngurusin keluarga. Mereka manage semua, analisis, seluruh report,” ungkapnya.
Afgan juga mengaku kesibukannya sebagai penyanyi membuatnya tidak mampu terus mempromosikan bisnisnya. Meski sekarang banyak dibantu oleh sosial media dan fanbase miliknya, tetap keluarga yang memberi dukungan utama. Dan dari sang ibulah akhirnya Afgan lebih memilih untuk berinvestasi pada bidang yang aman. Ia menyebutnya sebagai smart investment.
Kini, Afgan tengah menggeluti dua bisnis baru. Yang pertama bisnis property. “Aku lagi coba bisnis properti, karena bisnis ini lagi bagus banget. Aku beli rumah dan apartemen,” ujarnya.
Selanjutnya bisnis karaoke keluarga yang diberinama De’Tones by Afgan yang dimulainya pada pertengahan tahun 2015 lalu. Dengan mengusung konsep “around the world”, De’Tone karaoke pertama terletak dikawasan Gading Serpong Boulevard, Tangerang. Dan dalam waktu singkat, Afgan telah membuka enam cabang di berbagai kota.
Terlibat Langsung
Menurut Afgan kecintaannya pada dunia bisnis sama besar sama dengan bernyanyi. “Apa yang saya geluti harus saya suka. Karena saya juga kuliah bisnis, dari situ mulai suka bisnis. Selain nyanyi ada kegiatan lain, yang di-manage,” lanjut pria berkesung pipit ini.
Ya, selain bertindak sebagai investor, penyanyi kelahiran Jakarta, 27 Mei 1989 ini juga aktif berpikir menyusun strategi supaya produknya bisa laku di pasaran. “Strategi bisnis biasanya kami pikir secara bareng-bareng,” kata Afgan.
Keterlibatan Afgan dalam bisnisnya itu lumayan berpengaruh. Waralaba karaoke keluarga De’Tones by Afgan, dengan cepat berkembang. Kini karaoke itu hadir di kota Palembang, Prabumulih, Medan, Pontianak dan Jambi.
“Kuliah kan bisnis, sayang kalau ilmu nggak dipakai. Kuliah bisnis, major di marketing. Hobi buka kayak gini. Passion-nya di sini,” ungkap Afgan.
Tempat karaoke ini menjadi pilihan masyarakat untuk berekreasi karena konsep outlet yang ditawarkan berbeda dari kompetitor sejenis. Desain interior yang elegan, dan dilengkapi dengan peralatan karaoke yang canggih seperti table pemesanan yang serba touchscreen, menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan untuk bisa kembali datang berkunjung.
Di tempat karaoke Afgan juga menyediakan lebih dari 120 ribu koleksi lagu dari berbagai kategori, yang dipastikannya tidak melanggar hak cipta. Menurut dia, dalam berbisnis tempat karaoke, baginya hak cipta adalah persoalan yang penting. Selain karena pernah didaulat sebagai duta Hak Kekayaan Intelektual (HKI), tidak melanggar hak cipta adalah bentuk hormat dan menghargai karya musisi lainnya.
Pelantun tembang “Sadis” ini berniat akan terus mengembangkan bisnis tempat karaokenya ke beberapa pelosok kota lainnya dengan sistem waralaba. Rencananya, Afgan akan melebarkan bisnisnya di Kota Lampung, Pontianak, Yogyakarta, dan Purwokerto.
Nilai investasi untuk bisnis karaoke ini adalah sebesar Rp4,5 miliar. Biaya tersebut sudah termasuk franchise fee selama lima tahun, royalty fee, dan desain interior. Besaran modal yang dibutuhkan juga tergantung lokasi wilayah dan di luar sewa tempat. Namun yang menarik, proyeksi break event point dari pihak De’Tones by Afgan, dalam kurun waktu 2,5 tahun sudah bisa tercapai.
Bagi Afgan, berbisnis bukanlah “iseng-iseng” menaruh uang semata tanpa perhitungan untung rugi. “Namanya juga bisnis punya resiko. Yang penting product dan servis yang ditawari kualitasnya sesuai. So far Alhamdulillah, jangan sampai ada yang rugi, yah lancar semua,” katanya.
===========================
Afgansyah Reza
Tempat Tgl Lahir : Jakarta, 27 Mei 1989
Pendidikan : Monash University Malaysia jurusan Bisnis Marketing (graduated)
Usaha :
- De’Tones By Afgan
-
Carnaval Cloting
-
Event Organizer
-
Properti
===============================
STEVY WIDIA
Discussion about this post