Alvi Faidaturrosyida : Penuhi Gaya Hidup Anak Muda dengan Teh Artisan Lokal Berkualitas

Alvi Faidaturrosyida, Co-founder & Direktur Seduh Pertama (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Tidak seperti budaya Jepang yang memiliki ritual tertentu dalam minum teh, orang Indonesia menjadikan teh sebagai minuman pokok yang disajikan sehari-hari yang bisa dinikmati kapan saja. Namun perubahan pola konsumsi telah mendorong lahirnya bisnis teh artisan.

Teh menjadi salah satu minuman yang populer di Indonesia. Hal itu pun mendorong konsumsi teh di dalam negeri menjadi cukup tinggi, baik dalam bentuk teh celup, teh bubuk, maupun teh kemasan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produksi teh nasional sebanyak 94,1 ton pada 2021. Jumlah ini meningkat 20,3% dari tahun sebelumnya sebesar 78,2 ton.

Di sisi lain, Indonesia memiliki share sebesar 2% terhadap total produksi teh dunia. Pada tahun 2021 teh Indonesia telah diekspor ke 62 negara tujuan, di mana mayoritas ekspor teh Indonesia ditujukan ke Malaysia (13,12%), Rusia (12,63%), dan Australia (10,32%). Tak heran jika Indonesia merupakan eksportir teh terbesar ketiga belas dunia dengan nilai USD 96,326 ribu pada tahun 2020.

Selain potensi pasar, Indonesia juga memiliki luas lahan perkebunan teh terbesar kelima di dunia dengan luas sebesar 107.905 ha pada tahun 2020. Produksi teh Indonesia berada di peringkat ke-8 dunia dengan produksi sebesar 138.323 ton pada tahun 2020.

Kebutuhan teh dunia tentunya sangat tinggi mengingat teh merupakan bagian dari gaya hidup. Memang, pamor teh belum setenar kopi. Namun mulai banyak orang, terutama anak muda yang melirik bisnis ini. Salah satunya adalah teh artisan–istilah bagi olahan teh dengan bahan baku teh berkualitas tinggi yang dikombinasikan dengan bahan alami lain seperti bunga, buah dan rempah yang disebut tisane.

Salah satunya adalah Alvi Faidaturrosyida, yang mendirikan bisnis teh artisan bernama Seduh Pertama. Di tengah kondisi pandemi di awal tahun 2020  yang membawa perubahan gaya hidup masyarakat, Alvi melihat ada peluang bisnis teh artisan.

“Bisnis ini berangkat dari pemahaman kami bahwa di tengah situasi pandemi, masyarakat mulai bergerak dan sadar akan pentingnya gaya hidup sehat. Untuk mendukung hal tersebut, kami mencari produk yang memiliki potensi, di mana seperti yang kita ketahui teh merupakan minuman yang banyak digemari masyarakat, dan Indonesia sendiri juga dikenal oleh kekayaan alam salah satunya daun teh,” ungkap Alvi kepada youngster.id.

Menurut alumni ilmu Gizi IPB ini teh menawarnya banyak manfaat dan khasiat. “Kami melihat bahwa teh memberikan banyak manfaat saat dikonsumsi, seperti dapat memberikan rasa tenang sehingga dapat meningkatkan imun tubuh. Selain itu, mengonsumsi teh juga dapat memberikan tambahan nutrisi berupa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh,” ungkapnya.

Ada beragam produk teh artisan yang disajikan Seduh Pertama,seperti flower tea blend dan teh bunga/tisane. Ada juga berbagai racikan teh dengan aneka khasiat. Seperti racikan ASI Booster untuk ibu menyusui, teh anti insomnia. Selain itu Seduh Pertama memiliki aneka hampers dan produk pendamping teh, seperti mug keramik, dan teaware atau aksesori menyeduh teh.

 

Dimulai Dari Rumah

Alvi memutuskan untuk mulai bisnis dengan nama Seduh Pertama ini pada pertengahan 2020. Bersama sang suami, Alvi mulai memproduksi hampers dari teh di gudang yang ada di rumah pribadi mereka. Mulai dari mempersiapkan stok produk dan proses packaging orderan yang masuk dilakukan Alvi sendiri.

Berbekal ilmu yang didapat dari pendidikan S2 di MBA ITB, Alvi terus berupaya memperkenalkan produknya dengan menggunakan berbagai strategi pemasaran. Selain menjual produk-produk tehnya ke coffee shop serta retail shop, sejak awal memulai bisnis Alvi beradaptasi dan mempelajari berbagai peluang yang ditawarkan oleh teknologi khususnya untuk memperluas jangkauan produknya. Sehingga, e-commerce seperti Shopee menjadi salah satu kanal utama yang digunakan untuk semakin memperkuat potensi produknya di ranah digital.

“Melalui produk-produk artisan tea yang kami hadirkan, Seduh Pertama tidak hanya berupaya untuk meningkatkan daya tarik melalui ragam manfaat sesuai dengan masing-masing kebutuhan konsumen, akan tetapi juga memperkenalkan produk lokal yang inovatif dan berkualitas,” kata Alvi.

Seduh Pertama mengedepankan bahan baku teh lokal yang diperoleh dari para petani di daerah Jawa Barat. “Bahan baku yang digunakan merupakan kombinasi dimana sebagian besar didapatkan melalui petani lokal. Tentu juga ada bahan impor,” ujarnya.

Perempuan berusia 27 tahun ini mengaku, dalam bisnis ini tantangan terbesar yaitu kesulitan dalam memprediksi keinginan pasar. Hal itu tentu terkait dengan ketersediaan bahan baku dan stok. Namun permasalahan ini tidak mengecilkan semangat Alvi. “Saya terus belajar apa yang diinginkan oleh pasar serta cara-cara meningkatkan daya tarik produk,” ujarnya.

Dalam proses itulah Alvi mulai merangkai produk-produk teh dengan khasiat dan keunikannya masing-masing. Seperti teh anti insomnia yang merupakan racikan dari chamomile dan lavender. Alvi juga menggunakan aneka bunga seperti telang, mawar kering, lavender, dan rossela. Dia juga menambah kaya varian produk dengan menghadirkan bahan impor seperti Super Negin Saffron, Yunan Pu Erh Tea, lemon dried, chamomile.

Selain itu dalam pengemasan Alvi mengikuti tren dengan menggunakan nama-nama kota pariwisata ternama seperti Bandaneira, Capadoccia, Maldive, yang mengkombinasikan teh dengan beragam rempah.

Semua ini membuat antusiasme konsumen terhadap produk Seduh Pertama terus meningkat dan berkembang. Alvi merasa perlu untuk menambah karyawan untuk membantu proses produksi. Bahkan akhirnya dia membangun warehouse untuk menampung produk yang sudah tidak muat lagi di rumahnya.

 

Alvi Faidaturrosyida
Alvi memutuskan untuk mulai bisnis dengan nama Seduh Pertama ini pada pertengahan 2020. Bersama sang suami, Alvi mulai memproduksi hampers dari teh di gudang yang ada di rumah pribadi mereka. Mulai dari mempersiapkan stok produk dan proses packaging orderan yang masuk dilakukan Alvi sendiri. (Foto: Istimewa/youngster.id)

 

Andalkan Teknologi

Alvi melihat kemajuan teknologi menawarkan cara baru dan memberikan peluang untuk mengembangkan potensi bisnisnya dan menjangkau konsumen yang lebih luas lagi.

“Kami merasa sangat terbantu dan ingin mengucapkan terima kasih untuk Shopee. Sejak Seduh Pertama sendiri berdiri di tahun 2020 saat masih dihadapkan pada situasi pandemi, Shopee terus memberikan wadah dan semangat bagi para pelaku usaha melalui inovasi dan program untuk menjaga keberlangsungan bisnis kami,” tambah Alvi.

Dengan antusiasme pengguna terhadap produk-produknya, Seduh Pertama telah bergabung di ShopeeMall guna semakin memperkuat presence dalam ranah digital. Bersama dengan ShopeeMall, Alvi melihat antusiasme yang tinggi serta performa penjualan yang bagus karena program yang dihadirkan semakin memperkuat kredibilitasnya sebagai brand.

Berbagai fitur serta program yang dihadirkan oleh Shopee diikuti oleh Seduh Pertama. Mulai dari promo menarik, kampanye angka kembar 9.9 hingga 12.12 serta fitur interaktif seperti Shopee Video. Dengan memanfaatkan fitur dan program yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan pasar, Seduh Pertama merasakan pengaruh positif dalam perluasan jangkauan produk, pengembangan toko dan pertumbuhan penjualan.

Antusiasme pengguna juga terlihat pada beberapa produk terfavorit di aplikasi Shopee. Antara lain lain Artisan Tea The Sleeping Beauty, Flower Tea Chamomile, Dried Lemon, Butterfly Pea, dll. Produk-produk ini sering ditanyakan melalui fitur chat, permintaan akan video produk dan menjadi wishlist pengguna Shopee.

“Salah satu program yang sedang berlangsung adalah keikutsertaan kami pada kemeriahan kampanye Shopee 12.12 Birthday Sale. Program ini menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha guna meningkatkan eksposur melalui fitur-fitur yang ditawarkan, termasuk fitur Shopee Video. Kami sering mendapat permintaan dari konsumen untuk dibuatkan video terkait produk yang kami hadirkan agar bisa dilihat secara lebih jelas,” ungkap Alvi.

Menurut dia, pihaknya melakukan berbagai persiapan, mulai dari menjaga ketersediaan stok, menggelar promo-promo, baik cuci gudang akhir tahun, hingga produk khusus spesial natal dan tahun baru. Tidak lupa, untuk menghadirkan konten-konten kreatif untuk semakin memperkuat daya tarik. “Sselama kampanye 12.12 yang sudah berjalan 2 minggu, manfaat dan peningkatan penjualan sangat terasa,” ujarnya.

Alvi mengungkapkan, dia ingin bisnis Seduh Pertama terus berkembang dan dapat menjawab kebutuhan dan permintaan konsumen yang ingin menikmati koleksi produk Artisan Tea yang dihadirkan. Untuk itu, mereka tengah mempersiapkan retail shop berupa gerai offline Seduh Pertama yang akan dibuka di Cikarang, Bekasi.

“Kehadiran gerai ini membuat kami lebih percaya diri, bahwa produk teh artisan lokal dapat memiliki kualitas baik dan nilai yang tinggi untuk dapat dinikmati semua kalangan masyarakat,” tutup Alvi.

 

=======================

Alvi Faidaturrosyida

=======================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version