Atep Taryadi : Petani yang Kini Sukses Jadi Pengusaha Karpet

Atep Taryadi, Founder & CEO Berkah Saluyu (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pilar terpenting bagi perekonomian Indonesia. Dengan jumlah pelaku usaha mencapai 64 juta, UMKM mampu berkontribusi 61% terhadap PDB Nasional. Di samping itu, UMKM juga mampu menyerap 97% dari total tenaga kerja dan berhasil menghimpun 60% dari total investasi.

Sayangnya, sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang paling terpukul selama pandemi Covid-19. Pasalnya, melalui sektor ini serapan tenaga kerja mencapai 90% dan menyerap investasi yang besar. Dalam situasi ini, Pemerintah telah mendorong pelaku UMKM untuk berpindah ke pasar online lewat berbagai platform jual beli yang ada. Oleh karena itu, sekaligus keluar dari keterpurukan tersebut ruang digital menjadi salah satu faktor UMKM bertahan di masa pandemi. Hasilnya, UMKM mulai menggeliat di 2021 setelah mengalami pukulan besar di tahun lalu. Data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan, saat ini ada sebanyak 84% UMKM telah kembali beraktivitas di tahun ini.

Kondisi itu, begitu dirasakan oleh salah satu pelaku usaha asal Bandung Jawa Barat, Atep Taryadi. Dia memutuskan pindah kuadran, dari seorang petani menjadi pengusaha karpet bulu rasfur. “Saya ingin memiliki bisnis sendiri dan bisa melihat orang memakai produk hasil karya saya. Itu merupakan mimpi sedari dulu,” ucap Atep, kepada youngster.id beberapa waktu lalu.

Untuk mewujudkan impiannya itu, akhirnya pada tahun 2017 Atep memberanikan diri untuk mendirikann usaha sendiri, bernama Berkah Saluyu. Awalnya ia masih coba-coba berjualan menjadi reseller berbagai macam produk, mulai dari baju, mainan hingga karpet bulu rasfur.

Rupanya, dari berbagai produk yang dijualnya itu, karpet bulu rasfur yang paling laku dijual. Melihat minat konsumen yang tinggi akan produk karpet ini, Atep pun memutuskan untuk memokuskan penjualan pada produk karpet bulu rasfur. Bahkan, ia mencoba untuk memproduksi sendiri.

“Ternyata, dari berbagai produk yang saya jual itu, karpet sangat diminati oleh konsumen. Akhirnya saya fokusin untuk menjual produk itu. Saya juga coba untuk produksi sendiri. Memulai produksi karpet ini juga saya tidak tahu apa-apa. Terlebih di daerah saya juga tidak ada yang produksi produk ini sebelumnya,” jelas Atep sambil tertawa.

Minim Informasi

Diakui Atep, untuk memulai usaha produksi karpet ini tidaklah mudah. Sebagai pengusaha pemula di bisnis karpet, ia sudah dihadapkan pada persoalan begitu minimnya informasi mengenai produksi karpet di daerah. Toh, hal itu tak mematahkan semangatnya.

“Dengan kondisi itu, akhirnya saya bersama dengan istri terus mencari informasi dan mendatangi berbagai pabrik lokal untuk mencari bahan baku. Hingga akhirnya di pertengahan tahun 2017, dengan modal seadanya saya memulai proses produksi sendiri karpet bulu rasfur. Awalnya saya hanya memproduksi berdua bersama istri, mulai dari proses memotong bahan, menjahit hingga mengemas produknya,” kenang Atep.

Di awal mula bisnisnya, semua proses produksi Berkah Saluyu dilakukan di rumah pribadi Atep. Namun, seiring jangkauan dan tingkat pesanan Berkah Saluyu yang semakin meningkat di Shopee, Atep pun harus mulai merekrut karyawan untuk membantunya. Selain itu, Atep pun memutuskan untuk memanfaatkan sebuah bangunan bekas dengan ruangan yang lebih besar.

“Lama-lama semakin banyak yang memesan produk saya di Shopee. Jadi saya mulai merekrut karyawan dan mencari lokasi produksi lain dengan memanfaatkan bangunan bekas budidaya jamur tiram. Bangunannya cukup besar dibandingkan dengan rumah saya, namun bangunannya sangat tidak layak. Jika hujan atapnya bocor, akses jalannya juga kurang mendukung dan sangat jauh ke jalan besar. Melihat jumlah pesanan online yang terus meningkat, akhirnya di tahun 2019 saya membeli tanah dan membangun gudang produksi yang layak dan besar untuk para karyawan,” terangnya.

Alhasil, lewat Berkah Saluyu, sekarang Atep bisa membantu masyarakat sekitar tempat tinggalnya dengan membuka lapangan pekerjaan baru dan mengurangi pengangguran. Hingga saat ini Atep dibantu oleh lebih dari 40 karyawan.

“Alhamdulillah, usaha saya semakin terus berkembang. Senangnya itu, melalui usaha ini bisa membantu masyarakat sekitar tempat tinggal dengan membuka lapangan pekerjaan baru. Sekarang sudah ada 40 karyawan yang siap membantu dan mendukung usaha saya,” ucapnya.

Diceritakan Atep Taryadi, menjadi seorang wirausahawan bukan hal yang mudah baginya. Apalagi, ia tak memiliki pengalaman usaha sebelumnya. Tak mengherankan, di awal mengembangkan usaha ia mendapat banyak cibiran dari mereka yang meragukan kemampuannya mengembangkan usaha.

“Awal saya memulai bisnis ini juga banyak orang yang meragukan, dan mengatakan produk saya tidak bagus. Ada satu perkataan dari saudara saya yang membuat saya makin semangat untuk jualan, yaitu ‘Emang bakalan laku jualan karpet kaya gitu di sini?’,” kenangnya sambil tertawa.

Namun, berkat kerja keras dan semangat pantang menyerah, bisnis Atep pun terus berkembang hingga sekarang. Berbagai tantangan dan kendala, seperti pernah kena tipu oleh penyedia bahan baku, pernah dialami lelaki lulusan SMA 1 Negeri Cisarua, Bandung ini.

Begitu pula dalam menghadapi persaingan usaha. Atep mngklaim pihaknya terus melakukan inovasi dan meningkatkan kualitas produk dan layanan. Untuk inovasi produk, misalnya, Atep sekarang memproduksi bantal bulu rasfur, boneka, hingga taplak meja. Jadi bukan hanya karpet.

“Untuk kualitas produk, kami tetap menjaganya. Jangan sampai karena persaingan harga, kita pakai bahan grade B atau yang kurang baik sehingga pembeli yang dirugikan. Kalau kita bisa jaga kualitas produk, kemungkinan pembeli repeat order lebih besar, dan itu pernah saya alami langsung,” jelas Atep.

 

Karyawan Berkah Saluyu
Didukung 42 karyawan, kini Berkah Saluyu mampu membukukan omzet sekitar Rp 800 juta per bulan. Bahkan, produknya sudah digunakan pelanggannya di luar negeri (Foto: Dok. Berkah Saluyu)

Pasar Asia Tenggara

Diklaim Atep, produk yang dijual Berkah Saluyu selalu menggunakan kain bulu rasfur grade A sebagai bahan utama. Begitu pula, harga produknya dijual cukup kompetitif, yaitu paling murah sebesar Rp 60 ribu hingga seharga Rp 300 ribu untuk produk produk yang paling mahal.

“Untuk bahan utamanya, produk Berkah Saluyu untuk atas memakai kain bulu rasfur, untuk alas bawah yang bersentuhan langsung dengan lantai ada 2 bahan: satu kain bintik anti slip dan satu lagi kain furing hitam resleting busa royal foam untuk isinya,” klaim Atep.

Tak mengherankan, dengan kualitas produk yang ditawarkan dan harga jual yang bersaing, produk Berkah Saluyu pun diminati konsumen. Misalnya, pada kampanye Shopee 11.11 Big Sale 2021 lalu, Berkah Saluyu berhasil mendapatkan lebih dari 1500 pesanan untuk produk karpet. “Saya bersyukur, justru pandemi ini membawa berkah buat kelangsungan usaha kami, dimana jumlah pesanan produk ini meningkat sekitar 30% dibandingkan sebelum pandemi,” ungkap Atep.

Bisa dikatakan, kini bisnis Berkah Saluyu semakin berkembang bersama Shopee. Toh, Atep tidak mau berhenti dengan posisi Berkah Saluyu yang terus digemari pengguna Shopee di Indonesia. Atep percaya bahwa produknya juga akan disukai oleh konsumen di negara lain. Maka tanpa pikir panjang, ia langsung bergabung dengan Program Ekspor Shopee di tahun 2019. Dan, kini produk-produk Berkah Saluyu dapat dibeli oleh pengguna Shopee di Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Vietnam, hingga ke Brasil.

“Untuk pengembangan usaha, saya memasarkan produk untuk pasar Asia Tenggara, agar produk saya juga bisa dinikmati oleh negara lain. Jujur aja, sebelumnya saya tidak pernah terpikir bisa mengekspor produk Berkah Saluyu ke pasar global. Tetapi dengan program Ekspor Shopee hal ini bisa terwujud. Ditambah dengan tim yang sangat membantu sehingga prosesnya mudah dan tidak ribet buat saya yang baru pertama kali ekspor. Dan, ternyata sama seperti di Indonesia, karpet berukuran kecil dan taplak meja juga menjadi produk favorit konsumen luar negeri. Saya merasa sangat senang dapat mengambil bagian di program ini yang dapat membuka peluang pemasaran yang lebih luas lagi untuk produk-produk Berkah Saluyu,” ujar Atep, dengan raut muka sumringah.

Ke depannya, Atep akan terus berinovasi dan mencari cara kreatif agar bisa meningkatkan penjualannya di dalam maupun luar negeri bersama Shopee. “Bagi saya, tren produk karpet bulu rasfur ini masih panjang dan masih banyak peluang inovasi produk yang bisa dilakukan,” pungkasnya.

======================

Atep Taryadi

=====================

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version