youngster.id - Belakangan ini tren modest wear mulai dilihat menjadi arah gaya fesyen masa kini. Menariknya, kiblat tren ini adalah dari Indonesia. Itu berkat kreativitas dan keberanian para pengusaha muda Indonesia. Bahkan mereka mampu mengubah busana tertutup tampil modern, muda dan glamor.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor fesyen nasional pada periode Januari-April 2018 mencapai US$ 4,7 miliar, meningkat 10% dibanding periode yang sama tahun 2017 sebesar US$ 4,2 miliar. Kementerian Perindustrian bahkan menyebut, Indonesia mampu menguasai 1,9% pasar fesyen dunia dan menjadi negara eksportir pakaian jadi ke-14.
Fesyen muslim, termasuk modest wear, menjadi bagian dari industri tersebut. Berdasarkan data International Trade Center, Indonesia berada pada urutan ketiga sebagai negara anggota OKI eskportir fesyen muslim dunia. Indonesia menjadi produsen, serta konsumen fesyen muslim terbanyak dari negara lainnya. Organisasi Kerja Sama Negara Islam (OKI) sebagai pengekspor produk fesyen muslim terbesar di dunia, setelah Bangladesh dan Turki. Indonesia mampu mencatatkan nilai ekspor produk fesyen muslim hingga US$ 12,23 miliar pada tahun lalu.
Peluang ini yang ditangkap oleh anak-anak muda yang bergerak di bisnis fesyen. Salah satunya adalah Dewi Andarini Purnomo, cofounder sekaligus Direktur Keuangan AVA Prologue. Bersama ketiga sahabatnya, wanita yang akrab disapa Ririn ini mampu membangun brand modest wear yang festive nan glamor.
“Tujuan kami adalah ingin membuat semua wanita tampil cantik dengan gaya modest wear yang festive,” ucap Ririn saat ditemui youngster.id pada peluncuran kerjasama dengan Tokopedia baru-baru ini di Jakarta.
Nama Ava Prologue belakangan ini memang tengah naik daun. Busana bergaya kaftan dengan aksen manik-manik (beading) sering menjadi pilihan para selebriti Tanah Air, terutama di suasana bulan Ramadan. Apalagi kali ini mereka meluncurkan koleksi khusus edisi Ralin Shah.
“Kami berharap dengan koleksi ini dapat mendorong para perempuan Indonesia untuk tampil berbeda dengan menonjolkan kepribadian masing-masing,” ucap Ririn.
Menurut Ririn, koleksi mereka kali ini terinspirasi penampilan Raline. Hasilnya adalah busana kaftan ala bohemian yang modern. “Koleksi kali ini terinspirasi dari Raline sebagai creative collaborator. Raline orangnya fun, jadi kami representasikan dengan warna-warna pastel untuk kolaborasi ini,” kata Ririn lagi.
Dengan siluet yang ramping dan minimalis, busana kaftan Ava Prologue memberi kesan modern dan muda. Selain itu, ada sentuhan embellishment pada bagian neckline juga membuat penampilan jadi lebih elegan.
Ririn mengakui bahwa busana Ava memang ditujukan pada segmen perempuan muda yang ingin tampil dengan busana Lebaran yang bernuansa modern, berkesan santai tetapi tetap cantik.
Persahabatan dan Bisnis
Sejatinya, Ava Prologue ini dibangun oleh empat sahabat karib, yakni Dewi Andarini alias Ririn, Ursula Wantah, Guida Arezi, dan Adiani Aisyah. “Kami bersahabat sejak dari kecil, dan sering nongkrong bareng. Karena sudah dekat jadi muncul keinginan kenapa tidak berbuat sesuatu dan berkarya bersama,” ungkap Ririn.
Menurut Ririn, mereka sempat ingin berbisnis stationary. Namun ketertarikan pada fesyen membuat mereka memutuskan untuk terjun ke bisnis busana. “Kami berempat memiliki latar belakang profesi yang berbeda. Ada yang interior desain, fesyen, bisnis, dan penyanyi seperti saya. Tapi kami sama-sama tertarik pada fesyen,” katanya.
Akhirnya mereka pun memutuskan untuk membuat bisnis fesyen dengan gaya modest wear pada tahun 2013. Bermodalkan Rp 20 juta yang merupakan hasil dana yang sama besar dari masing-masing founder, mereka melahirkan label Ava Prologue. Nama itu dipilih karena berarti perempuan, hawa (ava = eve). “Busana kami memang ditujukan untuk kaum perempuan agar mereka mau tampil cantik,” jelas Ririn.
Menariknya, Ririn dan kawan-kawan mengedepankan kaftan sebagai ciri khas busana mereka. Busana ini dirancang menjadi modern sehingga tidak cuma bisa dipakai untuk Lebaran saja. “Kalau orang mendengar kaftan biasanya identik dengan Lebaran. Model kaftan yang kami buat ini bisa untuk semua jenis perayaan. Bisa untuk acara malam, pengajian siang, atau pun kondangan,” jelas Ririn.
Itu sebabnya beberapa model kaftan dari merek ini memiliki bentuk lengan pendek atau bukaan di bagian lengan atas. Tentu semuanya tetap berpotongan longgar dan panjangnya sampai mata kaki. Hiasan manik-manik yang berderet rapi di bagian leher atau lengan memberi tampilan mewah pada kaftan berwarna pastel atau bahan polos. “Ciri khas kaftan kami memang manik-maniknya,” katanya.
Menurut Ririn karena Ava Prologue dibangun oleh empat orang perempuan yang memiliki selera berbeda, maka model busananya pun jadi bervariasi. “Perbedaan kami menyatu di Ava. Ini juga menggambarkan wanita Indonesia yang bermacam-macam bentuk tubuhnya, selera, dan sukunya. Jadi kalau hanya satu orang saja yang suka pada modelnya, kami enggak akan produksi,” katanya.
Perempuan bersuara merdu ini mengaku, inspirasi pembuatan kaftan bisa berasal dari banyak sumber. Perbedaan selera di antara mereka berempat juga dianggap dapat memperkaya inspirasi. “Selera yang bermacam-macam itu kami tuangkan dalam satu baju yang pasarnya bisa lebih luas,” katanya.
Ternyata kreasi yang mereka buat menarik perhatian masyarakat. Bahkan, tak hanya Raline yang menjadi selebriti pengguna Ava Prologue. Penyanyi Raisa dan selebriti Nagita Slavina juga terlihat menggemari busana dari rumah mode ini.
Perluas Pasar
Pertumbuhan produksi Ava Prologue tidak terlepas dari gencarnya promosi yang dilakukan Ririn dan teman-temannya. Mereka memanfaatkan sosial media untuk dapat menarik perhatian pasar. Mereka memanfaatkan sejumlah selebriti sebagai endorse dari produk Ava. Dan itu cukup berhasil. Dengan begitu, produksi mereka pun meningkat.
“Awalnya kami hanya memproduksi 70 potong busana. Sekarang masing-masing koleksi bisa diproduksi sebanyak 2.000 hingga 3.000 potong,” klaim Ririn dengan bangga. Dalam satu tahun sedikitnya mereka mengeluarkan tiga koleksi.
Namun di sisi lain Ririn mengaku, mereka juga menegaskan pada kualitas produk. Sehingga konsumen yang membeli produk mereka puas dan akhirnya menjadi loyal. “Belakangan bermunculan brand-brand yang bagus-bagus dengan harga bersaing. Ha litu membuat kami terus memperbaiki kualitas sehingga fans based kami jadi kuat dan loyal,” ungkapnya.
Selain itu, Ava Prologue secara rutin mengeluarkan koleksi baru beberapa kali dalam setahun, yaitu Lebaran, akhir tahun, dan juga koleksi kolaborasi dengan pihak lain. Tak heran jika sekarang pasar dari produk Ava Prologue meluas. Pembeli tak hanya datang dari seluruh Indonesia, tetapi juga dari luar negeri seperti dari Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia hingga Amerika. “Setiap tahun 80%-nya selalu sold out. Jadi tiap tahun kami perbanyak lagi produksinya,” ujarnya.
Walau sudah cukup terkenal, namun sampai saat ini mereka masih menjual produknya secara online dengan kisaran harga mulai dari Rp 1.350.000 sampai Rp 1.950.000. “Sejak diluncurkan kami memang berjualan secara online, terutama di Instagram,” katanya.
Mereka terus memperkuat lini pemasaran online dengan membangun web sendiri, avaprologue.com. Mereka juga melihat peluang pasar untuk busana anak-anak. “Kami melihat peluang besar di busana anak-anak. Oleh karena itu, kami akan meluncurkan Ava Petite untuk pasar itu. Dengan demikian baju-baju Ava akan bisa memenuhi semua pasar mulai dari anak-anak hingga perempuan dewasa. Dengan demikian tujuan kami semua perempuan tampil cantik akan tercapai,” pungkas Ririn.
=================================
Dewi Andarini Purnomo
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 1989
- Nama Brand : Ava Prologue
- Mulai Usaha : 2013
- Modal Awal : sekitar Rp 20 Juta
- Produksi : 2000-3000 piece/koleksi
- Tim : 60 orang
===============================
STEVY WIDIA
Discussion about this post