Edho “Zell” Pratama : Bangun Bisnis Yang Menjembatani Konten Kreator dan UMKM

Edho Prata, Co-founder & CEO Social Bread (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Tren penggunaan media sosial saat ini sangat berdampak pada setiap bidang kehidupan masyarakat, tidak terkecuali pada kegiatan usaha dan bisnis. Tren ini juga mendorong lahirnya profesi yang bernama konten kreator. Peran akan konten kreator kini semakin mempengaruhi bisnis, termasuk juga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM hingga Mei 2022, terdapat 29,8% dari total pelaku Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia yang hadir dan bergerak aktif secara digital. Hal ini menandakan bahwa pengelolaan bisnis secara digital termasuk pengoptimalan media sosial menjadi keharusan untuk sebuah brand agar dapat bertumbuh.

Namun, ternyata tidak sedikit pebisnis yang masih mengalami kesulitan dalam mengelola akun media sosial untuk kegiatan bisnisnya. Salah satu cara adalah menggunakan jasa digital marketing, seperti konten kreator, dan influencer. Sayangnya untuk itu butuh biaya yang tidak sedikit.

Terdorong untuk membantu para pelaku UMKM terhubung dengan konten kreator, Edho Zell mengembangkan platform Social Bread pada Juni 2020.

“Social Bread melalui Creator Hub menawarkan kesempatan baru bagi para pebisnis untuk mendapatkan pengelolaan media sosial secara langsung oleh content creator dan influencer. Kami berbeda dari creative agency maupun digital agency, Creator Hub akan menyiapkan para content creator yang handal dan berkualitas untuk membantu para pelaku UMKM dan brand lokal dalam mengelola kegiatan bisnisnya,” ungkap Edho saat ditemui youngster.id belum lama ini di the Breeze, BSD, Tangerang.

Edho mengaku terpanggil membuka Social Bread lantaran melihat banyak pelaku UMKM sulit memasarkan produknya lantaran belum melek digital, minim modal untuk membuat iklan hingga tidak memiliki banyak waktu.

“Ketika pandemi, banyak UMKM benar-benar terdampak. Harusnya, mereka bisa gencar memasarkan produknya. Namun lantaran terhambat masalah biaya yang jika membayar influencer mahal hingga tidak ada waktu, membuat saya merasa perlu untuk bangun platform itu,” kata CEO dan Founder Social Bread itu.

Setelah berjalan 2 tahun, Social Bread sudah menangani 500 lebih UMK dan sudah melibatkan 5.000 konten creator dalam proyek aktivitas media sosial. Potensi dari platform ini mengundang investor seperti Sinar Mas Land untuk mengucurkan pendanaan.

Usai pendanaan ini, Social Bread menghadirkan Creator Hub dalam ekosistem Digital Hub yang berlokasi di The Breeze BSD City. Area ini akan memfasilitasi para content creator untuk berkreasi mulai dari proses syuting dan pembuatan konten, pengembangan diri melalui kelas dan program influencer, serta program kreatif lainnya.

“Hingga kini, sudah ada 5000 content creator dari seluruh Indonesia yang terdaftar dalam Creator Hub untuk bekerja sama dalam membangun ekosistem bisnis digital yang lebih baik,” ujar Edho.

 

Dari Youtuber Jadi Entrepreneur

Pria bernama asli Edho Pratama ini sebelumnya cukup lama menekuni bidang agensi periklanan, terutama digital activation. Menurut Edho, berdasarkan pengalaman itu dia menyadari bahwa para pelaku UMKM tidak akan sanggup menggunakan layanan agensi periklanan, mengingat biaya yang besar.

Sementara itu di sisi lain, makin banyak anak muda yang menjadi konten kreator. Edho sendiri pernah menjadi Youtuber, dengan subscriber lebih dari 3,2 juta akun.

“Saya sudah jadi konten kreator sejak 2009. Ini saatnya saya berbagi ilmu dengan para kreator muda. Di sisi lain saya merasa ada tanggung jawab untuk bisa membantu mengembangkan UMKM  dan memberikan kontribusi bagi ekonomi Indonesia,” ungkap Edho.

Pada 2020, Edho mengumumkan pensiun dari Youtube dan memutuskan serius menjadi entrepreneur. Berbagai bisnis pun dijajaki mulai dari membuka usaha kuliner dengan brand Nyapii, restoran dengan menu khas Nusa Tenggara Timur yang saat ini memiliki lebih dari 70 outlet yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Lalu seiring perkembangan esport, Edo bersama Azra Satria mendirikan Esport Academy ID dan menggelar SAGA Esport. Dia juga membuat program Warteg Gratis, yang membagikan makanan dengan bayaran sukarela bahkan gratis hingga saat ini, program tersebut terus berjalan hingga merambah ke beberapa kota.

Kemudian, Edho turut mendirikan PT Future Meadiateix Group (FMG) yang merupakan agensi periklanan di Indonesia. Namun melihat kondisi UMKM yang terpuruk akibat pandemi Covid-19, Edho memutuskan untuk membangun platform Social Bread bersama rekannya, Ester Jeannette (CMO) pada tahun 2020.

“Saya merasa terpanggil membuka Social Bread lantaran melihat banyak pelaku UMKM sulit memasarkan produknya karena belum melek digital dan minim modal untuk membuat iklan,” ungkapnya.

Nama Social Bread diambil dari nilai perusahaan yaitu Berdampak, Relevan, Elaborasi, Antusias dan Diberkati. “Jadi jika disingkat BREAD. Ya, core value kita adalah impactful. Kami ingin hasil konten yang dibuat ini bisa berdampak, dirasakan langsung oleh pelaku UMKM dan kami juga pengen UMKM dan user bisa jalan lewat Social Bread ini,” kata Ester yang turut mendampingi Edho.

Ilmu dari pengalaman mereka di dunia media sosial, terutama Edho, digunakan untuk membantu usaha kecil yang kesulitan memasuki era digital. Beberapa brand yang sudah bekerjasama dengan agensinya adalah Shakeshake, Komi Sushi, Yoridori, Baba Rafi, dan Oranje Juicery.

Konten kerja sama yang Social Bread Indonesia buat banyak yang viral. Bahkan mencapai jutaan penonton di TikTok.

 

Edho Zell - Ester Janentt
Melihat kondisi UMKM yang terpuruk akibat pandemi Covid-19, Edho memutuskan untuk membangun platform Social Bread bersama rekannya, Ester Jeannette (CMO) pada tahun 2020 (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

 

Garansi Uang Kembali

Edho menegaskan, Social Bread senantiasa terus berkembang dan menyediakan inovasi terbaik untuk mendukung kemajuan sektor UMKM serta kesejahteraan para konten kreator di Indonesia. Untuk itu, Social Bread menjadi platform marketplace bagi konten kreator yang menawarkan biaya jasa layanan yang sangat terjangkau dan kualitas yang unggulan menjadi upaya Social Bread dalam merangkul bisnis kecil.

Dengan biaya mulai dari Rp5 juta, pelaku UMKM atau brand lokal akan mendapatkan 12 video TikTok, dan 4 konten Reels Instagram. “Kami berani menjamin kualitas konten yang dihasilkan para mitra konten kreator di Social Bread. Kalau yang kami lakukan tidak berhasil, maka garansi uang kembali,” ucap Edho tegas.

Menurut Edho, mereka menerima semua jenis UMKM dan brand lokal mulai dari F&B, lifestyle, atau FMCG. Batasannya tentu adalah aturan hukum, seperti BPOM dan juga tidak melanggar nilai yang dianut Social Bread yang menyangkut norma susila.

“Tantangan terbesar kami adalah menyeimbangkan antara kepentingan semua stakeholders. Butuh satu tahun bagi kami menemukan formula yang tepat untuk bisa memberikan dampak yang baik bagi pihak UMKM mapun konten kreator,” ungkap Edho.

Saat ini Social Bread juga membuka cabang di Surabaya. “Kami tidak membatasi kreativitas para kreator konten, karena mereka yang paling tahu apa yang works. Kami mungkin hanya memberi inside mengenai tren,” katanya lagi.

Di sisi lain, Social Bread juga menghadirkan Creative Hub bagi 5.000 konten kreator yang menjadi mitra. Fasilitas ini terbuka bagi konten kreator untuk proses membuat konten, mulai dari syuting hingga pengembangan diri melalui kelas dan program kreatif lainnya.

Edho mengungkapkan, pada tahun 2023 Social Bread menargetkan dapat membantu 10 ribu UMKM dengan total revenue sebesar US$2,6 juta serta mampu membuka kantor cabang di 7 kota besar di Indonesia.

Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan jasa pengelolaan live shopping streamer bagi para pelaku UMKM agar turut dapat mengikuti tren pasar yang terus berkembang hingga saat ini.

“Bahkan, ke depannya kami juga akan menghubungkan para UMKM kami untuk mendapatkan pendanaan, karena pendanaan adalah salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan mereka,” pungkasnya.

 

====================
Edho “Zell” Pratama

===================

 

STEVY WIDIA

 

 

Exit mobile version