Edo Huang : Sang Desainer Kartu Remi Kelas Dunia

Edo Huang, desainer khusus kartu remi (Foto: Anggie Adjie Saputra/Youngsters.ID)

youngster.id - Profesinya unik, desainer kartu remi. Boleh jadi,belum banyak-bahkan belum ada-desainer grafis di Indonesia yang khusus menekuni desain kartu remi. Dia adalah Edo Huang. Hebatnya, desain karyan Edo menjadi koleksi The Blue Crown, perusahaan kartu remi terkemuka di Amerika Serikat. Bahkan, desain kartu berjudul Black Friday karya Edo menjadi koleksi terbatas di seluruh dunia.

Lebih dari itu, sejatinya lajang kelahiran Jakarta, 18 Juli 1989 ini menyandang segudang profesi. Mulai dari sleight-of-hand Artist, close-up magician, graphic designer dan creator of nautical playing card. Aneka profesi ini bermuara pada kecintaannya akan dunia sulap dan desain grafis.

“Saya sudah hobi dengan sulap terutama sulap kartu itu dari SMP hingga SMA. Bahkan saya sempat aktif show loh,”ucapnya kepada Youngsters.id.

Hobi sulap inilah yang kemudian memperkenalkannya pada dunia desain grafis. “Teman-teman pesulap sering memberi inspirasi untuk jadi desain grafis. Dan ternyata saya kemudian mendapati dunia ini menarik,” ungkap Edo.

Untuk menambah ketrampilan dan keahilan, Edo memutuskan untuk kuliah desain di Limkokwing University Malaysia pada tahun 2007-2011. Edo juga menambah ilmu bahasa di Beijing selama satu tahun. Selesai sekolah dia kemudian memutuskan kembali ke Jakarta dan bekerja sebagai desainer grafis di sebuah perusahaan yang menggarap pariwisata.

Pada kesempatan yang sama Edo kembali menekuni hobi sulap, terutama sulap kartu. Kali ini ia mencoba menggabungkan keahlian desain grafis ke kartu-kartu yang digunakan sebagai alat sulap. Karya ini kemudian coba dia perkenalkan lewat sebuah situs internasional The Blue Crown. “Waktu itu saya belum melihat itu sebagai peluang. Saya hanya ingin coba saja karena belum ada orang Indonesia yang mendesain kartu remi. Awalnya coba-coba, bisa nggak sih orang Indonesia submit desain dan benar-benar dipilih,” kenang Edo.

Waktu itu ada lima desain yang diajukan Edo. Ternyata dalam kurun waktu tiga bulan datang penawaran untuk dua desain karyanya. “Saya sangat senang. Ternyata desain saya disukai dan dipakai mereka,” ucapnya.

Edo ingat kabar gembira itu diterimanya pada bulan Oktober 2012, bahwa kartu remi rancangannya di-launching untuk penjualan di Amerika, Eropa, dan Asia. Ada 5.000 box kartu yang sudah terjual hingga sekarang. “Mulai sejak itu saya memutuskan untuk fokus mendesain kartu,” ujar Edo.

Dalam rentang waktu 2012 hingga sekarang Edo sudah membuat 12 desain kartu. Dia dikontrak The Blue Crown, dengan tiga desainnya termasuk kategori limited edition. Yang menarik lagi, desainnya berjudul Black Friday terjual dalam waktu 48 jam. Koleksi ini hanya ada 500 boks di seluruh dunia.

Anak pasangan Fauzan Walandau dan Intung Sugih ini mengakui tidak mudah dalam menghasilkan sebuah karya. Apalagi mengingat ini tidak sekadar gambar, tetapi butuh sentuhan seni yang tinggi. Salah satu yang tersulit adalah ketika dia mendesain Victoria Room untuk sebuah perusahaan di Singapura. Selain proses desain, dia juga harus mencari bahan dalam pengerjaannya. “Butuh waktu dua tahun untuk bisa menyelesaikan proyek itu. Tetapi hasilnya tidaklah percuma,” ujar Edo.

 

Salah satu kartu remi karya Edo Huang yang dijual di Thebluecrown (Sumber: thebluecrown.com)
Salah satu kartu remi karya Edo Huang yang dijual di Thebluecrown (Sumber: thebluecrown.com)

 

Bukan Sekadar Mainan

Sejak 2012 hingga kini sudah ada dua perusahaan di New York, dan satu perusahaan di Los Angeles yang menjadi pelanggan tetap desain kartu karya Edo. Selain itu. dia juga mengerjakan desain grafis untuk sejumlah proyek di Singapura.

“Dalam berhubungan dengan klien saya selalu bilang: design it’s not for money. Saya bekerja bukan untuk duit, bukan berarti saya tidak memerlukan uang. Tapi saya lebih memprioritaskan karya terlebih dahulu,” katanya.

Di sisi lain, Edo berharap profesinya sebagai desainer kartu remi ini mendapat pengakuan yang lebih luas. “Orang Indoensia belum melihat kartu remi sebagai karya seni. Mereka hanya melihat ini untuk permainan lalu dibuang,” ucapnya.

Dia kerap mendapati banyak orang Indonesia yang menggunakan kartu remi dengan desain gambar miliknya, namun mereka tidak tahu akan hal itu. “Beda halnya dengan orang Malaysia atau Singapura, mereka lebih mengenal saya dan sangat exited dengan saya dan desain saya,” klaim Edo.

Oleh karena itu, Edo ingin membalik paradigma itu. “Saya ingin orang tidak lagi memandang sebelah mata profesi sebagai desainer kartu remi. Selain itu, saya ingin orang bisa melihat kartu remi ini sebagai alat promosi untuk produk yang ada di Indonesia,” ucap Edo.

Desain Edo terbilang sudah berhasil masuk ke pasar global. Dan dia pun semakin yakin bahwa disain grafis adalah jalan hidup yang terbaik baginya. “Desain itu seperti oksigen bagi hidup saya. Sudah menjadi my fashion, my style and my dream is come true. Saya jalani selangkah demi selangkah sambil menikmati prosesnya,” kata Edo.

Satu impian terbesar Edo adalah jika karyanya mendapat label Made in Indonesia. “Saya ingin suatu hari nanti akan ada tertulis designed in Indonesia dalam karya saya,” ujarnya penuh harap.

 

=======================================

Edo Huang

===============================================

 

ANGGIE ADJIE SAPUTRA

Editor : STEVY WIDIA

Exit mobile version