youngster.id - Sepeda motor adalah bagian otomotif yang paling digemari di Indonesia. Hampir seluruh wilayah, sampai ke pelosok-pelosok kuda besi ini merajai sebagai alat transportasi. Namun, tak hanya itu banyak juga yang menjadikan motor sebagai lambang prestise, dan bagian dari hobi yang memacu adrenalin.
Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebut sepanjang Agustus 2021, distribusi sepeda motor nasional berada di angka 470.065 unit dan ekspor sebanyak 73.521 unit. Bisa dikatakan, catatan penjualan tersebut menjadi yang tertinggi ketiga selama 2021. Sebelumnya, pada Maret 2021, AISI membukukan penjualan motor sebanyak 521.424 unit dan pada April 2021 sebanyak 472.889 unit.
Secara keseluruhan, penjualan motor di Indonesia tahun ini telah menyentuh 3,29 juta unit dengan jumlah ekspor 541.749 unit. Hasil tersebut membuat penjualan motor meningkat sebesar 37,1% dibandingkan tahun lalu.
Di tengah meningkatnya daya beli masyarkat, segmen sepeda motor gede juga terdongrak. Motor sport berkubikasi mesin 250cc sering kali menjadi impian banyak orang yang menyukai kecepatan tinggi. Sebut saja, Kawasaki Ninja 250, Honda CBR250RR, dan Yamaha R25 adalah tiga motor teratas saat berbicara segmentasi ini. Pilihan juga menjadi sangat beragam seperti supersport, adventure, trail, dan cruiser.
Ternyata bisnis ini tak hanya menguntungkan para produsen atau dealer motor tetapi juga ekosistem seperti penyedia kebutuhan racing dan touring. Peluang ini ditangkap oleh Ermawan, dengan mendirikan KLR Racing yang menyediakan kebutuhan dari para penunggang kuda besi berkapastas 250cc. Mulai dari kebutuhan harian, touring hingga kebutuhan racing.
“Saya melihat para penikmat motor cc besar terus bertambah. Kebutuhan mereka akan produk yang mendukung kegiatan mereka bersama motor tunggangan juga meningkat. Sementara bengkel yang khusus menangani motor besar bisa dihitung jari jumlahnya. Hal ini yang mendorong saya mendirikan bisnis ini,” tutur Ermawan kepada youngster.id.
Pria yang juga gemar menunggungi motor gede ini memang punya pengalaman akan hal itu. Bahkan, pergaulannya dengan komunitas motor gede membuat dia paham akan kesulitan dan kebutuhan mereka.
“Para pencinta moge kesulitan dalam hal menemukan part atau asesoris yang diinginkannya. Misal saja untuk mencari suku cadang atau aksesori tambahan, butuh waktu dan harganya juga terbilang sangat mahal. Saya mencoba mencari jalan keluar dengan mendirikan KLR Racing ini sejak tahun 2011. Usaha ini masih bisa bertahan meski di kondisi pandemi sekarang ini,” kata Ermawan.
Otodidak
Ermawan mengungkapkan, kemampuannya di bidang otomotif didapatnya secara otodidak. Tetapi lulusan Sekolah Tehnik Menengah ini paling tidak punya dasar teori.
“Ilmu untuk buka bengkel KLR Racing ini bisa dibilang saya dapatkan dengan cara otodidak. Memang saya lulusan STM, tetapi itu terbatas teori. Ilmu sesungguhnya saya dapat lewat sharing dengan teman yang memiliki hobi di bidang yang sama, dari konsumen dan dari internet,” ungkapnya.
Pria kelahiran Jakarta 30 Agustus 1986 ini mengaku, bisnis ini bisa dibilang bermodalkan keberanian. “Saya ingin mewujudkan ide meski dengan alat-alat seadanya. Masalah ada atau tidaknya konsumen itu urusan nanti,” jelasnya.
Oleh karena lokasi bengkel adalah miliknya sendiri, Ernawan mengaku hanya mengeluarkan modal awal Rp 3 juta. Rupanya pergaulannya yang luas, membuat usahanya berjalan lancar. Sejak mulai beroperasi, banyak yang datang. Menurut Ermawan, keuntungan yang didapatkan waktu itu, dipergunakan untuk membeli alat-alat tambahan. “Setelah mendapatkan keutungan dari berjualan sparepart dan aksesoris, hasil itu saya putar untuk lebih mengembangkan usaha dan menambah alat-alat,” katanya.
Bengkel ini menyasar penggguna motor harian 250 cc dan 600cc sampai 1000cc. KLR Racing menyediakan jasa layanan service dengan harga mulai Rp 150 ribu (250 cc) hingga Rp 400 ribu untuk motor kelas 1000cc.
Menurut Ermawan, bengkelnya ini memiliki “one stop serivice”. Jadi konsumen tak hanya mendapat layanan service tetapi juga berbagai produk untuk racing dan touring. Bahkan, Ermawan memberikan layanan jika ada konsumen yang ingin berkonsultasi. Hal ini, menjadi keunggulan dan pembeda KLR Racing dari usaha sejenis.
“Jadi kalau ada konsumen yang ingin menjajal balapan, bisa berkonsultasi dengan kami tentang apa saja yang dibutuhkan untuk performa motornya. Hal itu yang selalu kami lakukan di sini,” ucapnya.
KLR Racing juga menyiapkan jasa untuk pemotor yang hobi touring. “Untuk dua kebutuhan ini memang agak berbeda tentunya dengan jasa pengguna motor harian, terutama soal harga. Misal kalau ada konsumen yang memerlukan jasa kami untuk men-set motornya guna kebutuhan touring, di sini kami mematok harga mulai dari Rp 15 juta sampai Rp 30 juta. Tetapi kalau untuk racing atau untuk balapan, dimulai dengan harga Rp 50 juta. Kami menjamin sparepart yang diberikan semua itu original,” kata Ermawan.
Kedua jasa layanan ini memiliki ragam waktu yang berbeda. Untuk set motor touring bisa memakan waktu 3 hari hingga 1 minggu. Sedang untuk set motor balapan (racing) lebih lama, bisa sampai 1 bulan. “Itu karena kami ingin hasil yang maksimal sebelum diberikan kepada konsumen,” ujarnya.
Modifikasi
Berkat pengalaman Ermawan berkecimpung di bidang otomotif ini, maka pelanggan KLR Racing terbilang cukup banyak. Sebelum pandemi, bengkel ini bisa menangani 5-10 unit motor setiap hari. “Bahkan saya sampai kewalahan menangani, dan konsumen rela untuk menunggu lama di bengkel kami. Bisa dibilang sudah ribuan pelanggan yang pernah kami tangani,” ujarnya.
Tak mengherankan, sederet prestasi dibukukan KLR Racing. Bengkel KLR Racing telah banyak memenangkan berbagai kejuaran balap motor di kelas 250cc. Termasuk Juara I OMR Kawasaki Ninja 250 Sentul 2016 dan Juara II Yamaha Sunday Race Sentul. Selain itu, mereka juga berprestasi di berbagai acara dari sejumlah perusahaan motor.
Kendati begitu, bukan berarti Ermawan tidak mengalami kendala dan tantangan dalam mengembangkan usahanya. “Tantangan yang pernah saya alami, ada motor yang trouble terus konsumennya minta pengerjaannya dipercepat. Kalau sudah demikian, kami terpaksa menegaskan untuk pengerjaan motor ini harus perlu waktu dan ketelitian, karena kalau itu tidak dilakukan hasilnya malah akan rusak. Bersyukurnya, setelah kami kasih pengertian, mereka mengerti,” ungkapnya.
Namun, menurut Ermawan, masalah terbesar adalah ketika terjadi pandemi Covid-19. “Tentunya kalau melihat perjalanan bisnis di masa pandemi ini sangat beda sekali ya. Pendapatan kami sempat turun sampai 60%. Karena pandemi berbagai kegiatan dibatasi, sehingga orang lebih banyak di rumah dan tidak melakukan kegiatan touring. Event balapan juga hampir tidak ada,” ungkapnya.
Toh, Ermawan mampu terus bertahan. Berbagai upaya dilakukan agar bisa survive dan berkembang. Misalnya, untuk mengembangkan usaha dia melakukan pendekatan melalui media sosial agar dapat merangkul komunitas dan pelanggan baru. Hasilnya, pelanggan datang dari berbagai pelosok daerah mulai dari Depok, Jawa Tengah, Sumatera (Medan), hingga Sulawesi Utara.
“Para pelanggan dari Sulawesi dan Sumatera mengirimkan mesin moge milik mereka melalui paket, dan minta di-setting dengan cara kami untuk keperluan balapan. Hasilnya mereka puas, dan hubungan kami berlangsung hingga sekarang,” cerita Ermawan dengan bangga.
Kini di tengah situasi yang mulai membaik, usaha bengkel ini juga mulai pulih. “Alhamdulillah usaha ini masih bisa bertahan. Kini pelan-pelan bisnis sudah bisa kami rasakan mulai normal kembali. Hanya kalau dulu sebelum pandemi omzet saya pernah bisa mencapai Rp 200 juta per bulannya, tapi kondisi sekarang berbeda. Kami baru bisa dapat Rp 50 juta per bulan,” ungkap Ermawan.
Pria yang ramah ini menilai pasar untuk usaha ini masih sangat luas. Yang dibutuhkan adalah upaya meningkatkan etos kerja dan terus berinovasi. “Karena dunia otomotif berkaitan dengan teknologi, jadi setiap hari kami juga dituntut harus belajar. Makanya, saya nggak terlalu mau memikirkan persaingan usaha, selain pasarnya luas, dan memiliki tujuan untuk saat ini dan ke depannya saya lebih memilih berkolaborasi dengan mereka,” katanya lagi.
Ermawan berencana akan mengembangkan usaha dengan membuat produk seperti knalpot racing dan aksesori modifikasi. Sayangnya, keterbatasan alat dan tempat membuat rencana ini masih tertunda. Dia juga tengah menyiapkan alat untuk menambah performa dan kecepatan pada mesin motor 250cc.
“Kalau kondisi membaik kami juga akan menambah SDM lagi dan membuka pabrik dibelakang bengkel ini khusus untuk pembuatan asesoris kebutuhan penikmat motor gede ini. Oleh karena itu, saya berharap kondisi pandemi ini bisa segera berakhir sehingga kami bisa bangkit dan lebih maju lagi,” pungkasnya.
=======================
Ermawan
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 Agustus 1986
- PendidikanTerakhir : STM Islam PB. Soedirman Jakarta
- Usaha yang dikembangkan : Membuat bengkel khusus motor gede, dengan layanan touring & racing
- Nama Usaha : KLR Racing
- Mulai Usaha : 2011
- Modal Awal : Rp 3 juta
- Jumlah Karyawan : 2 orang
- Prestasi :
- Juara I OMR Kawasaki Ninja 250 Sentul 2016
- Juara II Yamaha Sunday Race Sentul 2018
======================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia