youngster.id - Karya kreativitas lewat cerita bergambar alias komik telah ada di Indonesia jauh sebelum proklamasi kemerdekaan. Karya terus lahir dan berkembang sesuai kebutuhan zaman. Bahkan, di tengah ramainya internet, para pembuat komik tetap berkarya dan mampu hadir dengan wadah baru, yaitu digital.
Siapa bilang komik Indonesia hanya mampu meniru karakter Barat atau Jepang? Belakangan ini banyak karakter komik lokal bermunculan. Salah satunya adalah Si Juki, karakter komik karya Faza Ibnu Ubaidillah yang lebih dikenal dengan nama Faza Meonk. Karakter Juki khas anak muda Indonesia, yang lucu, ngeselin, dan cuek, telah memikat banyak orang, termasuk Presiden RI Joko Widodo.
Karakter ini juga muncul dalam berbagai media, konvensional maupun digital. Bahkan, di awal tahun 2016, Si Juki menjadi karakter asli Indonesia pertama yang berkolaborasi langsung dengan Facebook. Bagi Faza, karakter ini tak lagi sekadar tokoh komik, tetapi juga bagian dari brand bisnis yang menjanjikan.
“Sekarang ini saat yang tepat untuk berkarya di komik karena sudah banyak penerbit yang mencari komik Indonesia. Jadi gue bakal bikin strategi dan berjuang sekuat tenaga untuk wujudkan target itu,” ucap Faza kepada Youngsters.id.
Dia mengaku, Si Juki dibangun sebagai ikon komik lokal generasi masa kini. “Itu emang tujuan gue dari awal. Pasti banyak yang rindu masa-masa waktu si Unyil, si Komik dan ikon komik lokal lainnya masih populer sebelum digeser oleh karakter-karakter impor. Makanya gue bikin perencanaan untuk bikin sebanyak-banyaknya orang kenal karakter Si Juki,” ungkapnya.
Faza memutuskan untuk serius menjadikan Si Juki sebagai bisnis setelah mengetahui bahwa karakter komik yang mulai diterbitkan sejak 2011 ini punya potensi bisnis yang baik. Menurut Faza, dari situ dia mulai menentukan target dan nyusun strategi jangka panjang. “Karena gue sudah sadar bahwa ini adalah bisnis. Ini investasi,” ujarnya.
Bisnis ini diawali tahun 2012. Dia produktif melahirkan komik yang menceritakan hidup keseharian Si Juki sebagai mahasiswa. “Character branding itu nggak gampang. Misi pertama gue adalah bikin konten sebagus mungkin dan berusaha sekuat tenaga untuk ngebangun awareness orang-orang soal karakter Si Juki. Desain Si Juki juga gue buat konsepnya supaya mudah diinget orang. Caranya gimana supaya kalau benda-benda random, misalnya sendok atau mesin cuci, ditambahin mata sama mulut aja orang bisa langsung tahu itu Si Juki. Makanya bentuk Si Juki sekarang sedikit beda dari muncul pertama kali,” ungkap pemuda kelahiran Bandung itu.
Sejak memokuskan karyanya pada sebuah karakter Si Juki, telah terbit beberapa serial, seperti: Juki Lulus UN, Juki Cari Kerja, Juki Berani Beda, Juki Untuk Indonesia 1, dan Juki Komikstrip, yang kesemuanya di bawah bendera penerbit Bukune.
Karakter ini muncul dalam berbagai media; konvensional maupun digital, dan mendapatkan penghargaan baik di dalam maupun luar negeri. Ke manapun pembaca ingin membaca komik lokal, maka Juki ada di sana.
Â
Ambisius
Siapapun yang bertemu dengan Faza mungkin tidak akan menyangka bahwa sosok yang selalu mengenakan topi pet ini berjiwa wirausahawan. “Gue sangat ambisius. Gue selalu punya rencana, walau kadang belum tahu pasti gimana cara ngejalaninnya tapi target gue selalu jelas,” ujarnya.
Minat Faza menggambar sudah muncul sejak kecil. Namun, ragu komik dapat menjadi profesi yang menghasilkan, Faza memilih SMK Jurusan Animasi. “Cita-cita gue waktu itu juga standar, pengen kerja di perusahaan animasi yang keren,” ungkap Faza sambil tersenyum.
Semasa kuliah, minat Faza terhadap komik semakin menjadi. Ia membuat serial komik empat panel berjudul DKV 4 yang menceritakan kehidupan sehari-hari mahasiswa jurusan Desain Komunikasi Visual di kampus Bina Nusantara. Ceritanya ia dapat dari kejadian yang ia alami sendiri, atau terinspirasi teman-temannya di kampus. Pada awalnya Juki adalah singkatan dari Juru Hoki
Ternyata komik DKV 4 terbit hampir setiap hari melalui jaringan media sosial Facebook dan mengumpulkan ribuan Like. Saat itulah Faza mulai berpikir untuk mencoba peruntungannya di komik.
“Komik-komik yang sudah jadi gue kumpulin jadi satu, terus gue kirimin ke hampir semua penerbit yang ada di Jakarta dan semuanya menerima naskah itu. Waktu itu gue kaget soalnya gambar gue nggak bagus-bagus amat. Baru gue mikir bahwa komik yang penting ceritanya bisa dipahami, pembaca ngerasa nyambung sama isi komiknya dan visualnya juga musti cocok sama golongan pembacanya. Selain itu gue juga nyadarin bahwa buat penerbit komik itu cuma bisnis, jadi jumlah fans di page DKV 4 yang sudah sampe 4000 itu dianggap ada potensi pembeli,” ungkap lulusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Bina Nusantara itu.
Bersama penerbit Bukune, Faza menerbitkan komik pertamanya, Ngampus!!! Buka-bukaan Aib Mahasiswa pada 2011. Tak hanya itu, Si Juki juga muncul di Twitter dan aktif bercuit-cuit dengan gaya khas anak muda yang gokil. Alhasil populeritas karakter komik ini cepat naik. “Gue ingin mengubah pola pikir masyarakat bahwa orang yang aneh ternyata bisa juga diterima, asalkan dia kreatif,” kata Faza lagi.
Menurutnya, keberhasilan Si Juki karena kontennya sangat relevan dengan dunia anak muda. Si Juki juga menawarkan komik komedi khas Indonesia yang tidak ditemukan di komik luar. Menurut Faza, Si Juki sebenarnya menyasar target pembaca pria berusia 17-25 tahun. Karena, jokes-nya memang agak kasar. “Tetapi pada praktiknya, fans yang loyal justru anak-anak yang berusia 13-17 tahun,” ujarnya.
Impian
Untuk mempertahankan brand loyalty Si Juki, Faza selalu memperbarui konten di media sosial secara gratis. Penggemar Si Juki tidak perlu membayar untuk membaca komik-komik Juki. “Ini adalah strategi saya untuk mengumpulkan penggemar. Dengan setiap hari ada konten gratis dan lucu, mereka akan me-like lalu share ke teman-teman. Ujung-ujungnya, kalau saya sudah memiliki fans, saya bisa menjual produk seperti komik dan merchandise,” paparnya.
Setiap peluncuran si Juki, ia membuatkan juga merchandise-nya seperti kaus, pin, topi, gelang dan stiker. “Sebelum terbit, kami juga selalu kampanye agar produk ini laku di pasar.”
Berkat komik, Faza Meonk telah berkeliling Indonesia dan Asia. Ia juga menerima penghargaan Hellofest Master. Termasuk mendapat Global Populartiy Award dari NAVER, penerbit komik digital Webtoon dari Korea Selatan. Si Juki juga menerima penghargaan Kosasih Award untuk kategori Karakter Terbaik pada 2015.
Meski terbilang sukses untuk komik lokal, Faza belum berpuas diri. “Si Juki sudah sangat amazing di tahun 2013. Sosial media sudah sangat menggemari dunia komik. Karena sudah ramai di sosmed lalu terus berkembang. Pasar akhirnya mengapresiasi. Karena itu gue ingin mengembangkannya,” tuturnya.
Dia pun membentuk startup Pionicon Management pada 2014. Awalnya bisnis ini hanya mengurus penerbitan komik Juki, juga mengelola merchandise si Juki. “Jadi, yang jalan bukan business to customer saja, tetapi juga business to business,” imbuhnya. Belakangan bisnis ini mulai menangani proyek komik lainnya. “Jadi, sekarang, gue bukan hanya me-manage karakter Si Juki, tetapi juga karakter-karakter lainnya,” katanya.
Dengan Pionicon, ia mengaku tidak ingin sukses sendiri, tetapi menularkannya kepada kreator lain. Saat ini ia menangani 10 karakter. “Impian saya adalah Indonesia memiliki karakter yang ikonik,” ujarnya.
Agar lebih dikenal masyarakat, ia juga akan melakukan variasi media yang digarapnya seperti film, serial animasi dan mobile games. “Targetnya, sebelum 2018 sudah masuk ke movie,” kata Faza yang menggali ide dari lingkungan sekitarnya.
Ia juga keberatan kalau disebut sebagai komikus. “Gue menganggap diri gue sebagai visual entertainer karena karya gue bukan cuma komik,” ujar Faza yang juga merupakan seorang dosen di jurusan animasi Universitas Bina Nusantara.
===============================================
Faza Ibnu Ubaydillah SalmanÂ
- Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 23 Agustus 1991
- Karya : komik Si Juki
- Usaha : Pionicon Management, sejak 2014
- Pendapatan : Rp 50 ”“ 60 juta/bulan
Prestasi :
- Hellofest Master
- Global Populartiy Award dari NAVER
- Kosasih Award 2015
==================================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post