IGD Bagus Komang Surya Nuarsa : Bikin Sepeda Listrik yang Terintegrasi Aplikasi

I Gede Dangi Bagus Komang Surya Nuarsa, Founder & CEO PT Astro Teknologi Internasional (AstroBike) (Foto:: Dok. Pribadi)

youngster.id - Akhir-akhir ini aktivitas bersepeda kembali meningkat. Masyarakat mengalihkan kegiatan berolahraga dengan bersepeda di tengah pandemi Covid-19. Bahkan, kini naik sepeda telah menjadi lifestyle untuk semua kalangan. Peluang pasar domestik untuk industri ini pun terbuka lebar, termasuk sepeda listrik.

Seperti halnya sepeda konvensional, sepeda listrik telah menjadi kendaraan yang ramah lingkungan. Apalagi dengan sepeda listrik, selain lebih irit tenaga juga ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan polusi. Di tengah maraknya sepeda listrik impor, para pemain lokal pun turut bergairah. Salah satunya adalah PT Astro Teknologi Internasional. Perusahaan yang dibangun I Gede Dangi Bagus Komang Surya Nuarsa pada tahun 2018 ini memproduksi sepeda listrik bernama AstroBike.

“Perusahaan kami fokus pada teknologi kendaraan listrik dan penyediaan layananan kendaraan listrik. Kami ingin menciptakan dan mengembangkan teknologi-teknologi untuk memajukan negeri khususnya di bidang teknologi transportasi ramah lingkungan yang terintegrasi aplikasi smartphone,” ungkap Founder & CEO AstroBike kepada youngster.id belum lama ini.

Menurut pria yang akrab disapa Bagus ini, produk AstroBike memiliki keunggulan karena memiliki perangkat portable yang dapat dipasang dengan berbagai jenis merk sepeda yang ada, modelnya Kits atau bagian mesin minimalis dan ringan.

Bahkan, startup yang memiliki workshop di Yogyakarta ini dapat menyulap sepeda biasa menjadi sepeda listrik. Untuk penggeraknya menggunakan HI-Speed BLDC Planetary Gear Hub 3350W. Sedangkan sumber tenaga menggunakan baterai Lithium-Ion/48V 6700mAh dengan pengendali Controller BLDC/ V 1.3. Uniknya lagi, perangkat tersebut dapat dikontrol dan dikendalikan melalui aplikasi yang terpasang di telepon pintar pengguna sepeda.

Bagus memaparkan dengan desain simple sehingga tanpa merusak tampilan sepeda aslinya. Namun sepeda bisa lebih terlihat keren dan tetap ringan digunakan bagi penggunanya. Sepeda ini juga menggunakan teknologi bluetooth connection,  multi-function pp, auto protection, dan auto shutdown.

“Selain tampilan sepeda yang bertambah keren, kecepatan sepeda bisa mencapai 40 km/jam maksimal. Jarak tempuh bisa mencapai 40 km dan baterai yang terdapat di alat ini mampu bertahan selama 1 jam. Selain itu handle gas menggunakan rubber dan sepeda ini dilengkapi juga sensor magnetic,” klaimnya.

Bagus mengungkapkan, dengan menggunakan perangkat AstroBike, sepeda dapat dikemudikan dengan 3 mode. Pertama adalah sport, yaitu dengan cara digowes seperti biasa. Kedua, hybrid yaitu kekuatan gowes menjadi lebih kuat dan ringan karena dibantu oleh gerakan dinamo. Ketiga, menggunakan gas seperti sepeda motor sehingga sepeda dapat berjalan tanpa harus digowes. Astrobike mendukung kecepatan maksimal hingga 40 km/jam dengan kekuatan baterai bertahan selama 1 jam.

“AstroBike juga bisa membantu orang berkebutuhan khusus seperti pengidap stroke atau mereka yang kurang memiliki stamina tetap berolahraga tanpa harus menguras banyak tenaga,” katanya.

 

Dari Penelitian

Bagus mengungkapkan, usaha rintisan yang dikembangkannya ini berawal dari penelitian dia dan rekan-rekannya ketika menjadi mahasiswa Fakultas Teknik di Universitas Negeri Yogkayarta pada tahun 2015. Ketika itu mereka membuat inovasi bidang transportasi ramah lingkungan berbasis aplikasi smartphone.

Ternyata prototype sepeda listrik yang mereka buat mendapat perhatian banyak pihak, termasuk Fakultas Teknik UNY, Inkubi LPPM UNY dan Dirjen Kemenristek Dikti. Hal ini tidak terlepas dari prestasi yang didapat, di antaranya Juara 1 Boot Camp Akselerasi Inovasi INOTEK, Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi RISTEKDIKTI. Bahkan Astrobike menjadi juara utama Tour De Jogja Dinas Pariwisata DI Yogyakarta.

Semua itu akhirnya memantapkan Bagus dan kawan-kawan untuk menjadikan temuannya ini sebagai bisnis berkelanjutan. Tak hanya membuat alat yang dapat mengubah sepeda konvensional menjadi sepeda listrik, tetapi produk sepeda listrik dengan brand AstroBike. Oleh karena itu, pada tahun 2018, perusahaan pemula berbasis teknologi ini menjadi Perseroan Terbatas dengan modal awal sekitar Rp 40 juta.

“Kami mendirikan perusahaan agar dapat mengembangkan bisnis lebih luas lagi. Dengan tetap membawa kearifan lokal,” ucap lelaki kelahiran Mengwi, Badung Bali 27 Maret 1995.

Ada tiga produk yang Astrobike tawarkan. Pertama AstroBike Kits, mesin yang dapat mengubah sepeda konvensional menjadi sepeda listrik yang dikendalikan dengan smartphone. Menariknya, alat kits yang terkoneksi dalam aplikasi Android ini dibantu dengan maps yang berfungsi untuk mencari rute.

“Ketika si pengguna menggunakan sepeda ini dan mulai melakukan perjalanan dari rumah sampai tujuan, nantinya akan terlihat berapa jumlah kalori yang terbuang dan kecepatannya berapa yang sudah dilewatinya,” katanya lagi.

Produk kedua AstroBike adalah sepeda MTB, sepeda lipat, sepeda perempuan, sepeda Fat-Tire dan sepeda Fixie. Kemudian produk ketiga adalah sparepart. “Untuk penyediaan sparepart kami memang buat sendiri, namun terdapat dua bagian yang masih harus impor, yaitu baterai lithium dan dinamo yang belum diproduksi di Indonesia,” katanya.

Tak hanya itu, AstroBike juga menyediakan jasa perawatan dan perbaikan berbagai jenis dan merek sepeda listrik. “Semua produk AstroBike kami jamin garansi selama 1 tahun. Termasuk perbaikan apabila kerusakan terjadi bukan karena kesalahan pengguna,” kata Bagus menegaskan.

Pemuda yang gemar pesawat dan robotika ini mengklaim sepeda AstroBike ini bukan hanya menyehatakan badan, tapi juga memiliki teknologi canggih asli karya anak bangsa. Terkait harga, untuk satu unit sepeda canggih ini dibanderol mulai harga Rp 4 sampai 8 juta.

“Selain harganya sangat terjangkau, keungulan lain produk kami ini portable dapat di pindah ke sepeda apa saja. AstroBike juga memiliki voltase yang lebih tinggi di bandingkan produk dengan harga yang sama. Kemudian fitur yang ditawarkan full electric, hybrid dan full pedal. Termasuk dapat custom kecepatan, jarak tempuh, dan tampilan,” kata Bagus dengan bangga.

 

Selain mesin kits, AstroBike juga memproduksi sepeda (Foto: Dok. AstroBike)

 

Model Bisnis

Menurut Bagus, AstroBike memiliki model bisnis B2B, B2C dan B2G. Termasuk menyediakan layanan untuk perusahaan lainya, misalnya jasa tour sepeda, dan membantu pemerintah dalam bidang sektor pariwisata daerah.

“Kami tidak menutup pasar untuk customer, tetapi karena kami masih memiliki keterbatasan produksi maka untuk konsumen perorangan harus melakuan pemesanan terlebih dahulu. Setelah pembayaran uang muka, maka pelanggan harus membawa sepeda ke AstroBike serta pihak AstroBike menyiapkan Box AstroBike, velg dengan dinamo, dan memasang sesuai dengan keinginan pelanggan dengan waktu pengerjaan sekitar 1-2 minggu,” jelasnya.

Bagus mengungkapkan, untuk mendirikan usaha ini dilakukan penelitian selama 1,5 tahun. Sampai saat ini AstroBike terus mengembangkan produk agar lebih efektif dan efisien. Sebagai usaha rintisan Bagus terus berusaha untuk menarik investor. Dari mengenalkan bentuk prototype di acara Big Bang 2016. Kemudian mengikuti banyak pameran, termasuk mengikuti kompetisi wirausaha, seperti DSC X. Melalui kompetisi ini dia mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 230 juta.

“Lewat DSC karya kami mulai dikenal luas. Dalam prosesnya kami selalu melakukan pengembangan, dan pembaharuan agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan,” katanya.

Sama seperti bisnis sepeda lain, di masa Pandemi Covid-19 AstroBike pun mengalami peningkatan pemesanan. “Kendala saat ini, karena kami kekurangan modal untuk menyediakan bahan baku. Tetapi kami terus belajar cara mengelola stok, siklus barang masuk, sehingga AstroBike dapat berputar sesuai dengan keinginan,” ungkapnya.

Mereka juga kini telah memiliki pusat layanan purna jual di Jogja. Hal ini untuk meraih kepercayaan dan memudahkan pelanggan dalam membeli produk AstroBike. “Tentunya kami juga memiliki partner baik dari dalam negeri maupun luar negeri, khusus pemasok barang. Ini akan sangat membantu kami ketika sedang ada permintaan dari konsumen dan barang tersebut akan mudah kami dapatkan,” ujarnya.

Menurut Bagus, sekarang omzet dari Astrobike mulai dari Januari hingga Oktober 2020 telah Rp 420 juta. “Kami bersyukur sudah ada 165 kits AstroBike yang digunakan pelanggan kami,” ujarnya.

Untuk lebih mengembangkan bisnis, Bagus menegaskan mereka perlu lebih banyak mengedukasi pelanggan dan calon customer. Selain itu mereka juga mengembangkan produk dinamo. “Saat ini kami melakukan pengembangan dinamo, karena harganya sangat mahal dan untuk mendapatkannya membutuhkan waktu yang lama. Harapan kami akan dapat memiliki pabrik, sehingga bisa bekerjasama dengan merek sepeda terkenal termasuk memiliki cabang di seluruh Indonesia,” pungkas Bagus.

 

===================

I Gede Dangi Bagus Komang Surya Nuarsa

 

Prestasi          :

=====================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version