Indra Jaya : 4 Kali Gagal Mengembangkan Usaha, Kini Sukses Jadi Pengusaha Layanan Digital Marketing

Indra Jaya, Founder & CEO Krona (Foto: Dok. Pribadi)

youngster.id - Perkembangan bisnis semakin berubah cepat. Terlebih di era digital seperti sekarang. Toh, di sisi lain, perkembangan teknologi yang pesat ini bisa menjadi sebuah kesempatan menarik untuk melakukan pemasaran melalui media digital.

Namun cara pemasaran melalui digital tak cukup jika pelaku bisnis hanya memiliki situs web sendiri. Akan tetapi, pelaku bisnis juga dituntut untuk terhubung dengan klien dan mempromosikan brand-nya. Oleh karena itu, pemasaran digital dapat membantu setiap pelaku usaha untuk terhubung dengan jaringan yang menjadi langkah penting guna mengembangkan bisnis bagi setiap pelakunya.

Dengan demikian, strategi digital marketing yang baik, tentu dapat membantu pelaku bisnis dan memperluas jangkuan. Selain itu, cara ini merupakan tehnik yang bernilai dan hemat biaya.

Peluang itu ditangkap oleh Indra Jaya dengan mendirikan Krona. Ini adalah usaha rintisan yang bergerak di bidang jasa dan konsultasi perusahaan maupun brand dalam melakukan digital marketing mereka dengan lebih baik.

“Kami adalah perusahaan jasa dan konsultasi yang membantu brand-brand atau perusahaan-perusahaan enterprise dalam melakukan digital marketing mereka dengan lebih baik. Misalnya, Bagaimana social media milik brand atau perusahaan bisa men-drive business result. Lalu, bagaimana sebuah website perusahaan bisa perform sesuai yang diharapkan, dan selanjutnya. bagaimana brand atau perusahaan memaksimalkan potensi kanal-kanal media digital dengan digital advertising,” ungkap Indra, CEO dan founder Krona kepada youngster.id.

Menurut pria kelahiran Tembagapura, 15 Oktober 1989 ini, yang mendorong dirinya mendirikan usaha rintisan ini adalah guna membantu perusahaan di berbagai skala untuk melakukan digital marketing yang tepat.

“Peluang akan jasa digital marketing adalah yang mendorong saya membuka usaha ini. Dan, tujuannya adalah kami ingin membantu perushaaan-perusahaan di berbagai skala untuk melakukan digital marketing dengan tepat dan benar-benar membawa business results,” kata Indra.

Diklaim Indra, sebagai perusahaan jasa dan konsultasi digital marketing lokal, maka pihaknya lebih memahami situasi sosial budaya perusahaan di Indonesia dengan baik.

“Dengan talent-talent muda berbakat dan manajemen yang profesional, kami tidak hanya berpengalaman lebih dari 8 tahun dan mampu men-drive business result yang diharapkan oleh klien-klien kami, tapi juga kami cukup cepat beradaptasi pada perkembangan teknologi digital. Dengan begitu kami mampu menjadi mitra yang memberikan advice atau masukan-masukan strategis untuk klien-klien kami berdasarkan riset-riset internal kami,” klaim Indra bersemangat.

 

Usaha Kelima

Sejatinya, Krona adalah usaha kelima yang dibangun Indra. Sebelumnya, empat jenis usaha yang dirintis Indra mesti kandas, karena berbagai alasan. Toh, kegagalan membangun usaha tak menyurutkan semangat Indra untuk menjadi wirausahawan muda. Berbekal semangat dan keinginan kuat menjadi seorang entrepreneur, maka pada pertengahan tahun 2013 Indra mencoba lagi peruntungan. Kali ini dia mencoba bisnis layanan digital marketing bernama Krona.

“Sejak awal saya ingin membuat usaha startup teknologi. Dengan modal dan skill yang minim, saya belajar skill dasar pembuatan website, skill dasar digital marketing dan pemahaman digital business itu seperti apa saja model bisnisnya,” kisahnya.

Menurut Indra, untuk mengembangkan bisnis barunya itu ia tidak membutuhkan waktu lama, dan hampir tidak ada modal. Indra hanya butuh 2-3 bulan untuk melakukan riset, observasi, dan penyusunan rencana sebelum perusahaan diperkenalkan ke khalayak.

”Prosesnya hanya butuh waktu sekitar 2-3 bulan. Dan, bisa dikatakan kami memulai usaha tanpa modal. Kami berproses dan menghasilkan profit, dan itu kami pergunakan terus untuk mem-feeding kembali atau menginvestasikan kembali ke perusahaan dari waktu ke waktu hingga perusahaan dapat berkembang seperti sekarang,” paparnya.

Kali ini Indra menemukan jenis bisnis yang sesuai dengan minat dan kondisi pasarnya. Seiring perkembangan jaman, rupanya bisnis layanan digital marketing semakin diminati di Indonesia. Oleh karena itu, Sarjana Humaniora, Universitas Indonesia ini memutuskan untuk serius menjadikan layanan ini sebagai ladang usaha di bawah bendera PT Krona Digital Jaya Inti Mas.

“Peluang bisnis di bidang ini sangat terbuka lebar dan potensinya masih sangat besar. Sejak perusahaan ini berdiri, kami sudah percaya bahwa suatu saat semua perusahaan akan sangat membutuhkan transformasi digital, baik secara pemasaran maupun operasional. Dan yang kita lihat sampai hari ini, begitu banyak perusahaan di Indonesia masih belum bertransformasi ke arah digital. Jikapun sudah bertranformasi, tingkat maturity dari proses berdigitalnya masih minim, sehingga banyak peluang pengoptimalan atau perbaikan yang dibutuhkan oleh berbagai macam perusahaan di Indonesia,” kata Indra.

Indra mengungkapkan, bisnis Krona mengusung model bisnis B2B. Untuk monetize dia  membebankan kepada klien Krona jasa yang ditawarkan dengan harga yang disepakati bersama di awal.

“Kami melakukan dynamic pricing strategy. Umumnya kami akan melakukan assessment terhadap klien kami, sejauh apa perusahaan ini beroperasi dan seberapa besar potensi jasa kami dapat membantu mereka meningkatkan revenue atau omset perusahaan mereka. Dengan demikian kami akan menawarkan jasa dengan harga yang proporsional kepada klien,” terangnya.

 

Didukung lebih dari 50 karyawan, saat ini Krona memiliki 180 klien dari 12 industri yang berbeda dari berbagai negara (Foto: Dok. Pribadi)

 

Entrepreneur Harus Siap Hadapi Ombak Besar

Indra menyebut kolaborasi dengan berbagai pihak yang selama ini dilakukan, menjadi poin penting, terutama bagi kelangsungan usahanya agar bisa semakin berkembang dan terus berkelanjutan.

“Tentu partnership adalah salah satu kunci dari hampir setiap bisnis, termasuk bagi Krona. Kami bermitra dengan berbagai pihak seperti Google, Facebook, atau bahkan perusahaan-perusahaan serupa dengan kami. Dalam dunia usaha semakin banyak kami dapat bermitra dengan berbagai pihak, semakin baik. Sebab, dengan berpartner kami dapat membuka peluang dari sisi manapun, termasuk peluang pasar dan peluang transfer knowledge,” kata Indra.

Indra mengklaim, keuntungan bagi klien yang menmggunakan jasa Krono adalah mendapatkan return of investment (ROI) yang mereka inginkan, bahkan melebihi. Sebagai contoh, sebuah brand otomotif sebelum menggunakan jasa Krona, hanya mampu menjual 1000 unit mobil per bulan. Tetapi dengan bantuan Krona, klien tersebut dapat menjual hingga 2500 mobil per bulan.

“Artinya ada optimasi dan efektivitas yang terjadi ketika mereka berinvestasi pada jasa kami. Dengan demikian murah atau mahal harga jasa kami menjadi relatif, tergantung ROI apa yang bisa kami berikan dan berdampak langsung pada kelangsungan bisnis klien,” ujarnya.

Alhasil, bisnis Krona mampu bertumbuh. Saat ini Krona memiliki 180 klien dari 12 industri yang berbeda. Sejumlah projek yang sudah ditangani selama ini datang tak hanya dari para pemilik usaha lokal, namun juga para pelaku bisnis yang datang dari Asia Tenggara seperti Singapura, Korea, Thailand, China, Australia, hingga Irlandia. Omzet yang dibukukan tiap tahun pun sudah mencapai 10 digit.

“Kami dalam perjalanan untuk menumbuhkan angka pertumbuhan perusahaan tahun ini dengan target double digit. Tentunya dengan strategi-strategi yang sudah kami siapkan sebelumnya,” tegasnya.

Menurut Indra, selain bertambahnya jumlah klien, Krona juga mampu melahirkan talenta-talenta muda berbakat yang dibina selama ini. “Bertumbuhnya pengetahuan dan pengalaman profesional baik dari tim internal maupun klien membuat kami bisa terus bersaing di dalam industri,” tutur Indra lagi.

Kendati begitu, diakui Indra, tak sedikit tantangan ditemuinya selama perjalanan bisnis Krona ini. Paling nyata adalah kendala cepatnya perubahan teknologi dari waktu ke waktu. Hal itu mau tak mau harus menuntutnya terus update dengan perkembangan teknologi terbaru.

Sejauh ini, diklaim Indra, teknologi yang digunakan Krona untuk melayani pelanggannya telah menggunakan teknologi up to date. Di antaranya platform komunikasi, platform Project Management, platform HR System, platform Accounting System, dan lain-lain.

“Kami harus tetap up to date dan peka terhadap perkembangan baru. 10 tahun lalu, expertise menjalankan pemasaran di Twitter mungkin menjadi skill yang diminati. Kemudian 5 setelah itu expertise menjalankan pemasaran di Instagram menjadi lebih penting. Lalu muncul lagi demand akan expertise menjalankan pemasaran di Tiktok. Perkembangan-perkembangan ini berubah cukup cepat, sehingga sebagai konsultan kita perlu beradaptasi dengan pace yang cepat juga,” kata Indra.

Lagipula, mengikuti perubahan teknologi justru akan membuatnya lebih unggul satu langkah dari usaha sejenisnya. “Persaingan usaha adalah hal yang lumrah, namun kami cukup percaya bahwa jika kami fokus dengan diri sendiri tanpa terlalu repot memikirkan persaingan, pada akhirnya dapat mengungguli persaingan. Kuncinya adalah fokus mengembangkan diri sendiri, mengotpimalkan internal sendiri, baik itu secara pemasaran maupun secara operasional,” papar Indra.

Di sisi lain, kondisi pandemi Covid-19 juga mengguncang bisnis di semua lini. Menurut Indra, klien-klien Krona sangat terdampak, yang tentunya berdampak pula kepada Krona. Mulai dari penurunan spending budget, pembatalan kontrak, hingga kejadian gagal bayar dari klien.

“Hampir semua perusahaan mengalami guncangan. Tentu ini menjadi guncangan bagi kami, dan kami dituntut untuk cepat beradaptasi dan berstrategi. Namun seorang enterpreneur harus siap menghadapi ombak besar secara mental, serta mampu berstrategi, bernalar, dan berhati nurani yang tepat untuk keluar dari keadaan sulit. Dan satu lagi yang terpenting, kepercayaan dan optimis bahwa semua akan baik-baik lagi pada waktunya. Ini sangat membantu mental saya dalam bermanuver,” tegas Indra.

Indra berharap bisa segera keluar dari situasi pandemi Covid-19 ini, ekonomi dan kehidupan sosial bisa kembali pulih, dan perusahaan dapat berkembang. “Kami menargetkan pertumbuhan double digit dan melayani lebih banyak perusahaan yang membutuhkan jasa kami,” pungkas Indra.

 

=====================

Indra Jaya

=====================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version