youngster.id - Kreativitas adalah salah satu kunci usaha di bidang kuliner. Dan, kuliner yang tengah hits belakangan ini adalah menu dengan tambahan keju. Keju dengan pastry sudah biasa, namun bagaimana dengan keju dengan ayam pop? Kreasi racikan ini ternyata digemari dan menjadi bisnis kuliner yang menarik.
Kreativitas ini yang disajikan oleh Intan Adelia Suryani, founder Pop Cheez Chicken—produk kuliner yang mulai menjadi hits di kalangan anak muda Jakarta. Keju menjadi pilihan, karena bahan makanan asal Timur Tengah ini memang memiliki rasa gurih dan tekstur lembut. Bahan ini ternyata sangat cocok dipadukan dengan ayam goreng gurih pedas.
Tak disangka menu ini awalnya hasil coba-coba Intan setelah menyaksikan tayangan kuliner di Youtube. Wanita yang gemar memasak ini pun mencoba di dapurnya sendiri. Dari mulai menggoreng ayam agar garing dan gurih hingga membuat saus keju semua dibuat sendiri. Hasilnya kemudian dikenalkan ke orang-orang di sekitarnnya. Ternyata, langsung mendapat sambutan positif. Hingga lahirlah brand PopCheez Chicken.
“Usaha kuliner ini terinspirasi dari beberapa menu di Youtube. Saya sempat berbulan-bulan praktek dan gagal. Tapi setelah berhasil, hasil masakan itu saya kirim ke beberapa teman dan mereka bilang enak, lalu mendorong saya untuk berjualan via internet. Dari situ, saya memberanikan diri mengikuti saran dari teman-teman itu dengan membuka usaha kuliner bernama PopCheez Chicken,” ungkap Intan kepada youngster.id, dengan didampingi juru bicaranya Citra di ajang Telkom Craft Indinesia ke-2 Di JCC Plenary Hall Jakarta belum lama ini.
Ya, Intan adalah penyadang disabilitas. Dia tidak bisa mendengar. Toh, meski memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi, Intan tidak pernah merasa dibatasi. Bahkan, lewat usahanya ini dia mampu mendukung perekonomian keluarganya. Semua itu, diakuinya, berkat bantuan teknologi yang tengah berkembang saat ini, terutama lewat online.
Selain usaha kuliner, Intan juga memiliki toko online yang menjual produk kerajinan tangan terutama bingkai foto.
“Memang semua awalnya tidak mudah. Namun dengan semangat bahwa saya hanya ingin berkarya dan ingin membuktikan ke semua, kalau orang seperti saya juga bisa menjadi seorang wirausahawan,” tegas Intan.
Dia mengaku sangat terinpsirasi dengan sejumlah pengusaha kuliner, termasuk Gibran dan Kaesang putra Presiden Joko Widodo yang merintis usaha di bidang kuliner. “Saya termotivasi oleh putra Presiden Joko Widodo yang memiliki usaha makanan. Itu memotivasi saya mendirikan usaha kuliner ini. Meskipun kondisi saya tuli, tapi saya yakin juga bisa melakukan hal yang sama seperti mereka,” ucapnya.
Kendala Terbesar
Sebelum jadi pengusaha kuliner, Intan bekerja sebagai tenaga honor di Laboratorium Bahasa Isyarat. Namun keinginan untuk menjadi pengusaha perempuan kelahiran Jakarta, 26 Januari 1995 ini sangat kuat. Oleh karena itu, gaji yang dia dapatkan dikumpulkannya sebagai modal usaha. “Saya kumpulkan setiap bulan gaji saya untuk mewujudkan cita-cita jadi pengusaha,” ujarnya sambil tertawa.
Akhirnya, setelah terkumpul Rp 1 juta, Intan pun memberanikan diri keluar dari pekerjaan dan terjun penuh jadi pengusaha seperti yang dia cita-citakan. “Awalnya mama saya khawatir, ketika anaknya yang memiliki keterbatasan fisik ini membuka usaha. Takut dalam perjalanan usaha nanti ada orang yang membohongi saya. Tapi di situ saya bisa meyakinkan mama, kalau saya bisa. Lama-lama mama senang dan usaha saya berjalan hingga usaha kedua ini,” lanjut Intan.
Sebelum usaha kuliner, Intan dan suaminya membuka online shop dengan produk kerajinan tangan membuat bingkai. Usaha itu tetap berjalan meskipun Intan kini lebih fokus di bisnis kuliner.
Menariknya, sebelum memutuskan untuk menikah. Intan mengaku semasa lajang dirinya sama sekali tak bisa mengusai ilmu memasak. Namun begitu memantapkan diri membangun rumah tangga, ia pun “memaksa” dirinya agar bisa memasak untuk dapat memenuhi keperluan suaminya.
“Sebetulnya, sebelum nikah itu saya nggak bisa memasak. Tapi setelah menikah akhirnya mengharuskan saya untuk bisa memasak. Dan setelah bisa memasak saya memberanikan memulai usaha kuliner ini,” cerita Intan.
Menurut Intan, keunggulan dari menu PopChezz adalah saus keju yang diolah sendiri. Saat ini baru 3 menu yang disiapkan Intan dengan harga mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 40 ribu. “Ke depannya saya ingin lebih banyak lagi menu, dengan harga sangat terjangkau. Supaya semua orang bisa dengan mudah menikmati hidangan yang disediakan PopCheez Chicken,” kata anak pertama dari tiga bersaudara itu.
Walaupun nama brand PopCheez Chicken mulai dikenal, harus diakui keterbatasan fisik Intan menjadi kendala terbesar sebagai pengusaha. Apalagi ketika dia ingin mengembangkan usaha. “Kendala utama saat bisnis kuliner yang saya hadapi pertama adalah masalah komunikasi. Karena saya ini seorang penyandang tuli, keadaan ini sempat menyulitkan saya. Misal untuk mendapatkan tempat sewa usaha bagi PopCheez Chicken,” ungkapnya.
Kendala komunikasi juga yang membuat dia belum memiliki karyawan. “Kendala komunikasi inilah yang membuat saya seringkali terhambat untuk bisa bekerjsama dengan orang lain. Dan itu membuat saya merasa kecewa. Untung mama selalu memberi semangat. Dia bilang, nggak apa-apa bikin usaha dari dalam dulu. Pelan-pelan berkembang hingga nanti punya sendiri,” kata Intan menirukan.
Akhirnya, Intan memutuskan menghalau rintangan itu dengan menghadirkan bisnisnya di jalur online. Kini ia telah bergabung dengan Go-Food, berupa layanan online kuliner terbesar di Indonesia saat ini.
“Dalam sehari 5-12 porsi terjual. Alhamdulillah, semua tertangani meski saya belum punya karyawan. Bahkan, pernah ada pesanan makanan mencapai 200 porsi, dan syukurnya semua teratasi dengan baik oleh saya,” ucapnya penuh semangat.
Untuk menangani pesanan dalam jumlah besar, Intan sudah punya strategi. “Jadi menyiasatinya, saya masak dulu saus kejunya. Jadi, ketika pesanan datang saya tinggal masak ayamnya saja. Atau pesanan dalam jumlah banyak saya buka pemesanan dua hari sebelumnya,” ungkap Intan lagi.
Hasilnya PopCheez Chicken pun mulai berkembang dengan omzet mencapai Rp 6 juta setiap bulannya.
Buah Ketulusan
Dalam menjalankan usahanya Intan berprinsip, ketika seseorang melakukannya dengan niat yang tulus, tentu akan mendatangkan kebaikan pula bagi siapapun yang melakukannya. Dan itu terwujud nyata. Pasalnya tanpa usaha yang berlebihan, dia terpilih menjadi bagian dari 400 UKM Binaan BUMN, dan bisa tampil dalam pameran Telkom Craft Indonesia 2018.
“Sebenarnya informasi acara ini datang dari seorang teman saya yang bekerja di Telkom. Terus dia dekatin saya untuk ikut menjual produk kuliner saya di pameran ini. Setelah tawaran itu saya terina, kemudian tak lama lagi saya datangi salah satu rumah kreatif BUMN Telkom dan saya langsung mendaftar lalu saya diberi kesempatan memperkenalkan produk kuliner saya di event ini,” jelas Intan.
Dia merasa mendapat kesempatan emas bisa tampil di pameran Telkom Craft Indonesia. Karena melalui event ini produk kulinernya bisa dikenal lebih jauh oleh masyarakat. Dimana sebelumnya, usaha ini hanya diperkenalkan kepada orang terdekat dan melalui media sosial Instagram.
“Sekali lagi ini sebuah kesempatan buat saya sebagai penderita tuli bisa diikutsertakan di event sekelas internasional. Tentunya sangat senang sekali saya bisa memperkenalkan produk saya lebih luas ke tengah-tengah masyarakat. Apalagi hal ini bisa diketahui oleh orang banyak dan terima kasih sekali atas kesempatan ini. Termasuk penghargaan sebagai the Biggest UKM dari acara Telkom Craft Indonesia 2018 berkesempatan menghampiri saya,” cerita Intan.
Intan berpesan, setiap orang memiliki kesempatan yang sama. Asalkan orang tersebut mau melakukannya benar dan berusaha keras untuk meraihnya. Ia sendiri, meski memiliki keterbatasan fisik, tak membuatnya jadi rendah diri. Malahan keadaan dijadikan Intan untuk lebih menyemangati dirinya menjadi seorang entrpreneur muda yang sukses.
“Jadi, ketika ada orang lain yang memiliki kekurangan seperti saya, mereka tidak harus merasa malu. Sebagai penderita tuli, saya tetap semangat dan masih mampu untuk menciptakan kewirausahaan bagi diriku sendiri. Saya mengerti, dengan keadaan sekarang belum tentu banyak perusahaan yang mau memperkerjakan orang seperti saya. Intinya apa yang saya lakukan ini hanya ingin bertahan hidup, apalagi bisa menginspirasi bagi teman-teman yang lain supaya lebih bisa semangat meraih masa depan tanpa rasa takut. Mudah-mudahan pengalaman yang saya dapat ini dan apa yang saya lakukan ini bisa memberikan inspirasi bagi teman-teman yang lain,” pungkasnya.
===================================
Intan Adelia Suryani
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 26 Januari 1995
- Pendidikan Terakhir : SMA- Home Schooling
- Usaha : PopCheez Chicken
- Mulai Usaha : 2017
- Modal Awal : Rp 1 juta
==================================
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post