Michael Tju : Jadikan Mainan Investasi Bernilai Tinggi

Michael Tju, Founder dan CEO VictoryToys (Foo: Stevy Widia/Youngsters.id)

youngster.id - Bagi sebagian orang mainan bukan sekadar “mainan”. Mainan bisa menjadi memorabilia dan investasi. Tak banyak yang bermain di bisnis ini. Selain butuh dana, juga butuh ketekunan, passion dan rasa memiliki.

Sewaktu kecil, kita semua pasti hobi mengumpulkan mainan atau senang mengoleksi sesuatu. Kini mainan itu bisa menjadi memorabilia bernilai tinggi. Contohnya action figure Anakin Skywalker dari Star Wars sekarang bisa dihartai US$ 3.400 atausekitar Rp 45 juta. Itu belum seberapa dibanding action figure G.I Joe berukuran 11,5 inchi dan 21 bagian dapat digerakan. Mainan buatan tahun 1963 bisa dihargai US$ 200 ribu.

Peluang ini yang kemudian ditangkap oleh Michael Tju. Bersama dua orang rekannya, pada tahun 2013 dia mendirikan VictoryToys, toko mainan dan hobi. “Ini berangkat dari hobi yang ternyata bisa menghasilkan duit,” ungkap Michael kepada Youngsters.ID.

Berbeda dengan toko mainan pada umumnya, jenis produk yang ditawarkan VictoryToys memang sangat terbatas, alias collection items. Di sini Anda akan menemui mainan action figure dari Ninja Turtles Collection, hingga Voltron. Koleksinya terbilang premium dari brand mainan terkemuka seperti Art Storm Co Ltd, Sentinel, Toynami, Kids Logic dan Arcadia.

“Toko mainan umumnya memang bisnisnya mainan. Tetapi kami beda, karena kami lebih fokus untuk para pecinta mainan,” jelas Michael. Tak heran jika para pelanggan adalah kolektor mainan yang memang memiliki minat khusus terhadap mainan yang jadi koleksi. Seperti koleksi perdana dari Star Wars, atau mainan Kamen Rider (Satria Baja Hitam), atau action figure Goshbuster.

Menurut Michael, pecinta mainan bersedia membayar di atas harga pasar untuk mainan yang diinginkan. “Bisnis mainan jangan dipandang sebelah mata. Karena yang kami tawarkan adalah memorabilia yang nilainya bisa tak terduga. Sebab hari ini barangnya ada besok belum tentu,” ungkap Michael.

 

Dari Hobi

Awalnya Michael bukanlah pengusaha mainan. Pria kelahiran Jakarta, 26 November 1981 ini berprofesi sebagai desain poster terutama film. Michael sudah membuat hampir 100 poster untuk lebih dari 60 judul film.

Karya poster dari film-film yang sudah beredar antara lain Jakarta Undercover, Jelangkung 3, Miracle, 18+, Get Merrie 2, Tarix Jabrik, Red Cobex, Scared, Mengaku Rasul,  Selimut Berdarah, yang terbaru film “?”, Barbie 3, dan Perfect House. Tak hanya itu, karya lulusan desain grafis Universitas Pelita Harapan itu mulai dilirik kalangan internasional. Studio Hollywood, Belladona Production memilih poster karya Michael untuk film The Contamination versi rilis internasional.

“Hingga kini karya poster masih saya jalankan, namun untuk pemesanan khusus,” ujarnya. Maklum, belakangan ini industri perfilman Tanah Air sedang surut. Belum lagi persaingan di bidang ini cukup ketat, terutama masalah harga. Ketika ditanya berapa harga karya-karyanya dia hanya berkata, “Saya hargai diri saya, ada uang ada gaya.”

Disela-sela itulah, ayah satu anak ini mengelola kembali hobinya berburu mainan collection item. Dia mengisahkan bahwa hobi ini dia tekuni sejak kecil. Bahkan hingga kini mainan yang diberikan orang tuanya ketika kecil masih tersimpan dan terawat di rumahnya. Dan itu terus bertambah, karena setiap Michael ke luar negeri dia pasti berburu mainan. Kini dia mengaku memiliki lebih dari 3.000 koleksi mainan.

Dari hobi ini tidak sengaja Michael menemukan bahwa mainan yang dia beli mempunyai nilai investasi yang sangat menarik. “Saya pernah beli mainan Blater Tank yang limited edition dengan harga US$ 800 lewat e-Bay. Ternyata dalam waktu enam bulan mainan tersebut ditawar orang seharga US$ 3.000,” kisahnya.

Investasi akan mainan konon lebih menguntungkan daripada saham. Mereka yang pernah membeli sejumlah set lego dan replika tokoh StarWars pada tahun 1980an mendapati berinvestasi pada mainan jauh lebih tinggi dibandingkan berinvestasi di saham.

Belum lama ini media Inggris, Telegraph melaporkan satu set lego yang dibeli pada tahun 2000, dan disimpan dalam kondisi utuh, harganya naik 12% setiap tahun dibandingkan dengan saham FTSE 100, yang memberikan para investor laporan keuangan tahunannya hanya 4,1% rata-rata per tahun pada periode yang sama.

Tokoh film Star Wars juga memiliki nilai yang bagus seiring berjalannya waktu. Model action figure dari tokoh film swasta seperti figure Bobba Fett yang tahun 1983 harganya hanya US$3, tahun ini harganya bisa mencapai lebih dari US$1400 — rata-rata naik 20%, demikian laporan Mashable. Bahkan action figure yang langka dari Star Wars bisa dihargai sampai di atas US$12 ribu.

Michael pun melihat hal ini. Apalagi ada banyak kolektor mainan memorabilia ini di Indonesia. Mereka terutama dari kalangan pengusaha dan pekerja mapan. Keterbatasan waktu mereka untuk mencari koleksi yang diinginkan dilihat sebagai peluang oleh Michael. Dia bersama dua rekannya Putut Wijanarko dan Jason Polin  yang juga kolektor mainan premium akhirnya memutuskan untuk membuka Victory Toys di tahun 2013 dalam bentuk toko offline di STC, Senayan dan toko online.

 

 

Michael Tju,  Jadikan Mainan Investasi Bernilai Tinggi (Foto : Stevy Widia/Youngsters.id)
Michael Tju, Jadikan Mainan Investasi Bernilai Tinggi (Foto : Stevy Widia/Youngsters.id)

 

Perencanaan Keuangan 

Modal untuk usaha ini cukup besar, dengan kisaran Rp 1 miliar. Pasalnya, barang-barang tersebut memang bernilai tinggi, termasuk adanya lisensi. VictoryToys adalah pemegang lisensi dari brand mainan terkemuka seperti Art Storm Co Ltd, Sentinel, Toynami, Kids Logic dan Arcadia.

Tak heran jika toko ini dapat mendatangkan Tetsuo Kurata pemeran sosok Satria Baja Hitam, serial tv animasi dari Jepang yang popular di era 1990an. Tetsuo akan hadir pada ajang Battle of Toys pada 27-28 Agustus 2016.

“Kami berawal sebagai kolektor yang cinta mainan, kemudian punya bisnis mainan. Jadi kami paham keinginan para pelanggan,” kata Michael.

Tak hanya itu, Victory Toys juga memberikan program perencanaan keuangan bagi para pelanggannya. “Kami adalah toko koleksi pertama di dunia yang menyediakan program financial planning, khusus untuk pelanggan Indonesia,” ungkapnya. Jadi pelanggan dapat memperoleh koleksi mainan yang harganya di atas Rp 3 juta dengan cara mencicil.

“Kami pecinta mainan, apa salahnya kami membantu para pecinta mainan lain untuk mendapatkan yang mereka inginkan,” tambahnya lagi.

Michael mengaku tidak takut tertipu. Pasalnya pencinta action figure sangat peduli dengan barang koleksinya. Mereka benar-benar merawat koleksi action figure. “Soalnya ada lecet sedikit saja atau warna aslinya pudar bisa langsung menurunkan harga jual,” ujarnya.

Oleh karena itu, ada aturan supaya action figure tetap terjaga kualitasnya. Misalnya dengan tidak menaruhnya di tempat yang terkena matahari langsung, menyimpan di kotak khusus, dan rajin dibersihkan setiap seminggu sekali.

“Saya selalu memberitahu orang-orang tidak pernah membeli memorabilia untuk potensi investasi, apakah itu baru atau lama. Anda hanya harus membelinya jika itu adalah sesuatu yang memberi Anda kesenangan,” tukas Michael.

 

===============================

Michael Tju

==============================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version