Penjual Herbal Ini Raih Sukses Berkat Mantra “Cari Jeneng, Jangan Cari Jenang”

Ika Puspa Sari pemilik toko Al-Mubarokah Herbal. (Foto: istimewa/lazada)

youngster.id - Lembaga riset e-commerce dari Jerman ECDB memproyeksikan pertumbuhan e-commerce di Indonesia mencapai 30,5% pada 2024, hampir tiga kali lipat dibandingkan rata-rata pertumbuhan global. Angka ini juga menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan eCommerce di dunia, melampaui negara Asia Tenggara lain, seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina.

Akan tetapi, di samping potensi ekonomi yang besar, pertumbuhan ini juga menghadirkan tantangan baru bagi pelaku bisnis, khususnya UMKM. Salah satunya adalah banyak pesaing dalam aktivitas bisnis online-nya. Untuk dapat bersaing, dibutuhkan strategi cermat agar bisnis dapat bertahan dan berkembang.

Salah satu penjual sukses di Lazada Indonesia (Lazada), juga turut merasakan perkembangan ekosistem bisnis digital yang kian dinamis adalah Ika Puspa Sari pemilik toko “Al-Mubarokah Herbal” yang menjual madu, kurma, dan beragam produk herbal. Usaha yang dibangun bersama sang suami  Supriyadi berkembang pesat sejak 2018.

“Cari jeneng, jangan cari jenang” atau “cari nama, jangan cari materi” menjadi “mantra” yang selalu dipegang Ika dalam menjalankan bisnis ini.  “Branding adalah pintu pembuka untuk pertumbuhan bisnis. Saya ingin konsumenmengasosiasikan madu dengan Al-Mubarokah,” tutur Ika dalam acara Media Gathering – Lazada Level Up 2024 pada Jumat (25/10/2024) di Jakarta.

Menurut Ika, membangun brand yang kuat adalah prioritas utama dibandingkan mengejar keuntungan semata. Brand yang telah dikenal dan dipercaya konsumen akan dengan sendirinya mendatangkan keuntungan material. Sebaliknya, brand yang hanya berfokus pada angka atau nilai material cenderung akan meredup dan kehilangan daya tariknya dalam jangka panjang.

Perempuan yang pernah menjadi dosen dan bidan ini mengaku awalnya banyak orang yang menyayangkan pilihannya untuk menjadi pebisnis online. “Saya sering ditanya, ‘memang yakin bisa mencukupi kebutuhan keluarga hanya dari jualan online?’. Padahal omset saya sehari mungkin bisa lebih dari gaji sebulan,” beber Ika.

Bagi Ika, modal terbesar memiliki brand bukan modal materi, tetapi modal kesiapan mental dan hati. Meski memulai bisnis hanya dengan modal sebesar Rp500.000, mental seorang pebisnis harus lebih dari itu. “Mengubah persepsi diri kita itu yang paling penting dan paling mahal. Modal rupiah itu kecil dan bisa dicari, tapi mentalitas itu tak bisa dibayar,” tutur Ika

Berawal dari ajakan sang suami, Ika memulai bisnis online dengan menjadi reseller. Akan tetapi, kesulitan mendapatkan stok membuatnya dan suami memutuskan untuk memulai produk sendiri. Bisnis yang mereka pilih adalah bisnis madu. Pemilihan bisnisnya tak hanya didasari oleh latar belakangnya di dunia kesehatan, namun juga diambil karena melihat peluang pasar yang menjanjikan.

Keselarasan antara latar belakang atau keahliannya dengan peluang yang terbuka lebar, akhirnya memantapkan Ika untuk terjun ke bisnis online bersama suaminya. “Orang sakit tidak selalu langsung ke dokter. Umumnya, mereka terlebih dahulu mencari penanganan lain yang dirasa aman yang umumnya bersifat non-medis, contohnya madu,” jelas Ika.

Kekhawatiran utama pemula saat akan memulai bisnisnya adalah tingkat keberhasilan produknya di pasar. Sebagai pemain bisnis online berpengalaman, menurut Ika penting untuk tes pasar dan memahami kebutuhan konsumen. Hal ini akan berhubungan dengan tingkat keberhasilan produk di pasar.

“Salah satu produk Al-Mubarokah Herbal, madu yang diperuntukkan untuk anak dengan speech delay (keterlambatan bicara), awalnya dijual ke pasar sebanyak 20 botol yang langsung ludes di pasar, menunjukkan tingginya minat konsumen dan peluang pasar bagi produk ini. Dengan tes pasar, penjual mampu mendapatkan gambaran tentang performa produk yang akan dijual di pasaran, sehingga memperkecil risiko gagal,” paparnya.

Amelia Tediarjo, Head of Operations Lazada Indonesia dan Ika Puspa Sari, Top Seller Lazada Indonesia pada Media Gathering – Lazada Level Up 2024. (Foto: istimewa/lazada)

Identifikasi unique selling point

Ika mengakui, persaingan pasar yang kian sengit sering kali membuat penjual kesulitan untuk menarik perhatian konsumen. Untuk itu dia menerapkan strategi mengidentifikasi keunikan atau unique selling point (USP) dari produk yang dijual. Sehingga, Al-Mubarokah Herbal tetap mampu mempertahankan posisinya di mata konsumen di tengah maraknya penjual madu di marketplace.

“Beberapa USP yang kami seperti harga kompetitif yang mengakomodasi berbagai kalangan, sertifikasi yang lengkap, hingga produksi mandiri dengan quality control ketat,” ungkapnya.

Selain itu, layanan pelanggan yang unggul juga turut memberi nilai plus dari sisi pengalaman pelanggan. Ilmu kesehatan yang Ika kuasai membantunya memahami dan menyediakan produk yang menjawab kebutuhan pelanggan dengan lebih tepat dan terpercaya.

Ika juga memanfaatkan berbagai fitur dari platform eCommerce seperti Lazada Indonesia (Lazada) demi meningkatkan kinerja toko dan penjualan. “Penting bagi penjual untuk mencoba berbagai fitur dan melihat mana yang paling efektif untuk toko masing-masing. Al-Mubarokah Herbal, misalnya, sering menggunakan fitur voucher, iklan, serta Flexi Combo yang ditawarkan Lazada untuk mendongkrak penjualan,” katanya.

Belakangan, Ika berbagi ilmu dengan menjadi mentor untuk banyak penjual baru di Lazada. Termasuk berbagi mengenai beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan penjual pemula, seperti terlalu banyak menggunakan uang tanpa perhitungan matang, mengikuti tren produk yang tidak sesuai keahlian dan peluang pasar, serta terlalu terpengaruh orang lain.

Ika menyarankan penjual, khususnya pemula, untuk fokus pada bisnis yang sesuai dengan keahlian dan peluang pasar, membangun usaha secara bertahap, serta mau melewati tahap trial and error dalam membangun bisnisnya. Bergabung dengan platform eCommerce seperti Lazada, bisa menjadi salah satu cara mudah untuk mendapatkan pasar.

Kesuksesan yang diraih Ika melalui Al-Mubarokah herbal membuktikan bahwa kesuksesan di era digital yang kompetitif bukan hal yang mustahil bagi UMKM. Dengan memahami peluang, fokus pada branding, serta memanfaatkan platform digital secara optimal, siapa pun dapat mengikut jejak Ika dan penjual online sukses lainnya.

Head of Operations Lazada Indonesia, Amelia Tediarjo, menegaskan komitmen Lazada dalam mendukung penjual di era digital. Lazada menggelar Lazada Seller Conference pada 26 Oktober 2024 di Jakarta dan 30 Oktober 2024 di Surabaya. Acara ini bertujuan untuk membekali penjual ataupun calon penjual online untuk dapat berkembang dan membangun bisnis online-nya di tengah kompetisi pasar yang semakin ketat.

“Kesuksesan Al-Mubarokah Herbal di Lazada Indonesia adalah kesuksesan yang ingin kami ciptakan bagi jutaan penjual lainnya di platform kami. Karenanya, Lazada berkomitmen untuk terus mendukung dan memberdayakan UMKM agar dapat bersaing di era digital melalui berbagai program dan fitur yang ada di Lazada, termasuk program pembelajaran dan pelatihan di Lazada University,” katanya.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version