youngster.id - Bisnis fesyen tidak ada matinya. Apalagi sekarang pakaian tak sekadar kebutuhan primer tetapi bertujuan untuk tampil gaya. Hal ini memunculkan aneka model pakaian, termasuk gaun. Peluang ini diambil oleh sejumlah orang untuk berbisnis.
Salah satu bisnis yang sedang tren adalah fesyen gaun malam. Bisnis ini terbilang menguntungkan karena tidak membutuhkan modal besar. Hanya berdasarkan kepercayaan pemesan dan daya kreativitas, maka produk yang dibuat akan langsung terjual. Ini jelas menguntungkan.
Selain itu, model fesyen yang dijual tidak sama dengan model di pasaran sehingga pemilik usaha ini terpacu untuk merancang busana yang unik dan berbeda. Dalam pemasaran juga lebih leluasa dalam menentukan langkah yang harus diambil agar brand fashion-nya dapat dikenal.
Konsep ini yang diterapkan oleh Ratri Quritra Hanum, dengan merek R3ratri. Dia mulai merintis merek fesyen yang mengkhususkan diri gaun malam sejak 10 tahun lalu.
“Saya sangat suka dunia fesyen. Sejak kuliah saya sudah sering ngedesain baju sendiri. Dan sudah sembilan tahun terakhir ini terjun serius di dunia fesyen, khususnya desain dan jahit menjahit. Oleh karena itu, saya meluncurkan brand R3ratri ini,” kata gadis kelahiran 28 Juli 1984 itu kepada youngster.id.
Hal yang menarik, dia menjatuhkan pilihan pada produk fesyen gaun malam. Perlu diingat bahwa gaun pesta malam itu berbeda dengan gaun pesta di siang hari. Umumnya gaun pesta malam itu panjang dengan warna yang berkarakter kuat seperti hitam, gold, silver atau sesuai dengan tema pesta. Tak heran jika Ratri selalu mengerjakan gaun malam itu hand made.
Menurut Ratri, sebagai perempuan dia merasakan kebutuhan untuk tampil cantik dan menawan. Terutama di acara tertentu, seperti pesta pernikahan atau kegiatan yang menuntut penampilan yang memukau.
“Karena semua perempuan itu cantik, dan saya senang membuat perempuan cantik dan happy apapun bentuk dan ukuran tubuh mereka,” katanya sambil tersenyum.
Busana gaun malam dari R3ratri ini memang spesifik. Tidak ada produk yang sama, semua memiliki keunikan tersendiri. Tak hanya itu, waktu pengerjaannya juga tidak singkat. Satu rancangan bisa selesai dalam kurun waktu 1-3 bulan tergantung tingkat kesulitan desainnya.
“Jadi dalam sebulan paling banyak ada 5 gaun yang bisa saya selesaikan. Kadang kalau design terlalu sulit untuk satu gaun malam saja baru bisa selesai selama 3 bulan, karena semua hand made jadi agak lama memang pengerjaannya. Dan, hal ini yang menjadi pembeda produk R3ratri dengan produk gaun malam lainnya,” ujar Ratri. Semua demi kesempurnaan dari busana yang akan dikenakan para pelanggannya.
Tanpa Modal
Kecintaan putri ketiga pasangan Dewi Anggrahaeni dan Hario Yudhotomo ini pada dunia fesyen sudah dimulai sejak kecil. Apalagi kedua orang tuanya mendukung hobi ini. Meski demikian butuh waktu panjang bagi Ratri untuk benar-benar terjun ke bisnis ini.
Setelah lulus dari sekolah mode Susan Budiarjo, Ratri sempat bekerja di sebuah perusahaan tekstil sebagai fashion consultan dan fashion designer. Kebetulan, perusahaan tempat dia bekerja itu mengkhususkan pada desain dan bahan untuk produk rancangan eksklusif atau haute couture gown.
“Dari sana saya banyak dapat inspirasi dan ide untuk rancangan gaun malam. Dan setelah saya memutuskan untuk berwirausaha, maka ide yang telah saya kumpulkan itu ditawarkan ke klien. Dan mereka suka,” ujarnya.
Oleh karena itu, Ratri mengaku bisnis yang dia bangun ini berangkat tanpa tanpa modal materi, tetapi kreativitas dan relasi semata.
“Awal mulanya saya tidak pakai modal, hanya modal keinginan, niat, semangat kerja. Saya menerapkan model bisnis sistemnya custome order yaitu berdasarkan pesanan dari pelanggan. Setelah mereka bertemu dan meminta dibuatkan model gaun, maka saya akan meminta DP (down Payment) dana itu jadi modal baru untuk saya jadikan gaun,” ungkap Ratri.
Berangkat dari sana akhirnya dia mulai berhasil mengumpulkan tabungan sehingga akhirnya bisa mengembangkan usahanya. Dari hanya satu karyawan kini sudah ada empat orang. Dan mereka bisa memperoleh omzet lebih dari Rp 30 juta setiap bulan.
Sebagai pendatang baru, pencapaian Ratri terbilang sukses. “Persaingan dalam usaha itu pasti ada, wajarlah dalam sebuah bisnis. Apalagi saya inikan sebagai pendatang baru, tetapi cara saya mengatasinya bikin promosi sebanyak banyaknya, terus berpikir positif dan sabar, tapi tetap berjuang dan melakukan promosi di media sosial online atau offline,” ungkapnya.
Di sisi lain, karena terbilang masih usaha kecil Ratri mengaku belum dapat memproduksi busana dalam jumlah besar. Apalagi dengan proses pengerjaan hand made.
Para pelanggan dari Ratri adalah anak mud adengan usia 17-20 tahun. Umumnya mereka memesan gaun pesta untuk ulang tahun atau acara special. Untuk itu Ratri menetapkan harga yang bersahabat.
“Terus terkait harga, semua harga itu tergantung dari model dan jenis kainnya, tapi perkiraan mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 15 juta ke atas. Untuk memenuhi keinginan pelanggan terutama dalam pemilihan bahan, di sini saya usahakan juga terjun langsung dengan tujuan untuk memberikan yang terbaik bagi pelanggan saya,” katanya.
Suka Duka
Dalam menjalani bisnis ini Ratri mengaku banyak suka dan duka. “Sukanya karena ini adalah hobi dan cita-cita saya, jadi semua terasa menyenangkan. Bahkan saya bisa mencurahkan seluruh perhatian hanya untuk mengerjakan ini,” ucapnya.
Namun tidak sedikit dia menemui kesulitan. Terutama terkait dengan menyesuaikan rancangan dengan postur tubuh sang pemesan.
“Tingkat kesulitan adalah di saat klien minta design sendiri tetapi tidak sesuai dengan postur tubuhnya. Atau, tiba-tiba mengubah rancangan yang sudah disepakati,” ujarnya.
Bahkan, Ratri pernah mengalami gaun terpaksa dirombak karena bentuk tubuh dari pelanggannya berubah. “Ada klien yang sedang dalam proses diet dan itu sempat berpengaruh dalam proses pembuatan busana gaun malam,” ujar Ratri.
Duka lainnya, kata Ratri, jika human error. “Misalnya kain terpotong tanpa sengaja atau terkena setrika yang terlalu panas. Belum lagi ada tenaga kerja yang minta pulang kampung, atau plagiat,” katanya sambil tersenyum.
Namun semua kendala itu berhasil dia atasi. Sementara itu, untuk persaingan, Ratri menghadapinya dengan sikap positif. “Bisnis ini tak sekadar menguntungkan bagi saya. Tetapi juga membuat saya dapat mengeluarkan ide kreatif dan ide desain yang saya inginkan setiap saat,” ucapnya sambil tersenyum.
Pemilik rambut panjang ini memang sangat mencintai dunia fesyen. Baginya dunia fesyen telah memperkenalkan dia tak hanya pada tren fesyen yang dinamis dan gaun cantik, tetapi juga dengan karakter orang.
Di sisi lain, dia juga memiliki jiwa wirausaha yang kuat. Sehingga tak hanya di dunia fesyen, kini Ratri juga merambah ke bisnis kuliner berupa cookies, cake dan pouch.
“Saya punya rencana mau bikin galeri yang cantik, dan punya koleksi gaun lebih banyak, punya toko kue yang konsepnya fashion coffee. Dan, harapan saya dalam waktu dekat kepingin sekali bikin studio foto biar foto koleksi gampang,” pungkasnya.
=================================
Ratri Quritra Hanum
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 28 juli 1984
- Pendidikan Terakhir : D3 SLTB Susan Budhiardjo
- Nama Brand : r3ratri dan r3ratri.atelier
- Mulai Usaha : 2000
- Omzet : Di atas Rp 50 juta/bulan
- Jumlah Karyawan : 4 orang
==================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post