youngster.id - Usaha di bidang makanan ringan tidak pernah ada matinya. Berbagai jenis makanan ringan pada saat ini mudah ditemui. Salah satu olahan makanan ringan yang unik adalah keripik wortel. Camilan makanan ringan keripik wortel pada saat ini juga masih jarang ditemui, padahal peluang usaha keripik wortel sangat menjanjikan sekali.
Memang masih jarang masyarakat yang mengetahui jika wortel bisa dijadikan keripik yang lezat tanpa kehilangan zat gizi. Peluang ini yang dilihat oleh Rika Gunawan. Gadis kelahiran 7 Desember 1993 ini merupakan produsen kerupuk wortel dengan brand Ikamoki Food. Â Produk makanan ringan ini dalam bentuk kerupuk tapi tanpa menggunakan perasa dan pewarna tambahan.
Meski baru berjalan dua tahun, usaha ini sudah mulai menghasilkan. Namun ketatnya persaingan bisnis membuat Rika terpaksa harus mengganti nama brand. Di pertengahan tahun 2016 ini dia mengganti brand Ikaiki Food menjadi Ikamoki Food. “Saat ini saya tidak lagi memiliki mitra, dan karena itu saya mengubah brand dari Ikaiki Food menjadi Ikamoki Food,” ucap Rika kepada Youngsters.id saat ditemui di kediamannya di kawasan Pondok Gede Bekasi Jawa Barat.
Semangat berwirausaha yang membuat Rika tetap bertahan. Penerima UNJ Award Bidang Kewirausahaan ini berharap langkah kecilnya ini dapat menjadi bagian dari solusi untuk membuka lapangan kerja bagi dirinya sendiri, dan bersyukur dapat memberikan lapangan kerja bagi para tetangga-tetangganya yang masih menganggur.
Belajar dari pengalaman dari beberapa pemilik usaha yang bergerak di industri makanan dan saran dari seorang mentor bisnis yang mendampinginya, ia memutuskan untuk mengembangkan usaha lebih luas dan lebih besar lagi dengan mengubah strategi bisnis dari sekedar hanya menjual “kerupuk wortel” menjadi trader dan bisnis makanan ringan. Tetapi juga mengembangkan variasi produk lebih banyak.
Untuk kerupuk wortel saja kini ia sudah mengembangkan 9 variasi rasa yang berbeda. Dia juga memiliki produk makanan lain seperti frozen risol dengan 12 varian isi, bitter ballen dengan 2 varian, rasa gyoza dengan 2 varian isi dan cheese sauce.
Semua perubahan itu dilakukan Rika untuk dapat terus bertahan sebagai wirausaha. “Saya ingin jadi wirausaha yang sukses dengan brand saya sendiri. Itu yang memotivasi saya untuk bertahan,” ungkap Rika.
Ketidaksengajaan
Bisnis di bidang pengolahan makanan memang telah lama diminati Rika. Sebelum punya produk sendiri, dia pernah berjualan bakso bakar, sandwich goreng, dan rolade sandwich.
“Saya memang hobi memasak dan bereksperimen di dunia masakan. Berawal dari ketidaksengajaan itulah akhirnya saya coba menjual produk yang saya buat dengan tujuan ingin orang lain bisa menikmati hasil masakan saya sampai akhirnya saya menjadikan ini bisnis yang menghasilkan. Dengan berbinsis saya bisa merasakan mendapatkan penghasilan tambahan sendiri. Saya merasa lebih mandiri terutama dalam hal finasial,” Rika sambil tersenyum.
Produksi kerupuk wortel ini baru serius dia tekuni di tahun 2014. Berawal dari Rika mengikuti program beasiswa Karya Salemba Empat (KSE), yakni program pelatihan wirausaha yang diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari 14 universitas negeri di Indonesia.
“Di sana saya bertemu mahasiswa- mahasiswa yang memiliki usaha bagus-bagus. Itu membuat saya termotivasi ingin memiliki produk dengan brand sendiri,” ungkap anak kedua pasangan Gunawan dan Umi Mujayanah itu.
Setelah pelatihan itu Rika pun mencoba bereksperimen dan membuat cemilan ringan dari wortel. Rika mengaku mulai dengan modal awal sebesar Rp 1 juta, hasil dari tabungan uang sakunya sendiri.
Alasannya memilih wortel sederhana, karena bahan bakunya mudah didapat dan dia juga menyukai wortel. “Saya sempat tes pasar dan ternyata respon positif, sejak itu saya yakin dan serius dengan usaha ini,” ujar Rika. Waktu itu dia memakai brand Ikaiki Food.
Varian rasa kerupuk wortel Rika beragam, dari original, rumput laut, ayam bawang, cokelat, stroberi, keju spesial, hingga pedas balado. Jalur promosi produk kerupuk wortel Rika lakukan lewat jejaring sosial. Melalui Facebook, Twiter, bahkan Instagram, setiap hari ia berkicau menjual produknya menawarkan kepada para pelangganya di dunia maya. Hasilnya, bisnis kecil yang ia dirikan perlahan-lahan menjelma menjadi usaha yang cukup layak untuk dikembangkan dan memberikan penghasilan yang cukup bagi Rika. Dalam 6 bulan dia sudah bisa balik modal.
Tak ingin untung sendiri, Rika juga menggandeng masyarakat di sekitar rumahnya. Melihat banyak para wanita di sekitar rumahnya tidak memiliki kegiatan produktif yang menghasilkan uang, Rika pun tergerak untuk memberdayakannya. Di sisi lain, ia juga ingin memiliki usaha yang mudah pengelolaannya tetapi tidak perlu modal besar, dan produknya unik sehingga mudah diterima oleh pasar. Dengan mitra kerja seperti ini maka impian Rika untuk membangun bisnis makanan riangan pun terealisasi.
Namun saat usahanya berjalan baik, Rika mulai mengalami kendala. Mulai dari kualitas produk yang tidak konsisten. Kerenyahan kerupuk berbeda-beda, atau rasa produk menjadi terlalu asin. Selain itu ada masalah dalam keterlambatan pengiriman paket. Dan itu cukup mengganggu pikiran Rika.
“Namanya kita usaha kendala pasti ada. Saya pernah mendapat komplen dari customer. Salah satunya dengan masalah pengiriman. Jadi keterlambatan sampainya paket ke tangan customer itu kadang menyebabkan customer marah-marah ke saya. Di situ mereka mengira saya penipu. Selain itu, produk ditiru teman sendiri dan brand produk diakui orang sama lain,“ ungkapnya.
Selain itu konsentrasi terpecah, karena Rika masih harus membagi waktu dengan kuliah. “Saya dituntut membagi waktu untuk kuliah dan mengelola karyawan serta harus bisa mengatur keluar masuknya keuangan dengan baik. Biasanya dalam mengatasi hal itu saya hanya melakukannya dengan terus belajar dari kesalahan, dan terus mencoba,” ungkap Rika.
Rika pun kembali mengikuti berbagai program pelatihan dan motivasi wirausaha. Di sana dia mengaku mendapat “ilmu” pengembangan usaha, business plan, rencana produksi, pemasaran hingga menghitung kelayakan usaha. Termasuk mendapatkan dukungan dana pengembangan bisnis dan pendampingan usaha.
Berkat itu Rika kembali bangkit dan mengembangkan bisnis. Dia juga bertekad untuk mengembangkan usaha dan mewujudkan mimpi sebagai entrepreneur sejati. “Intinya saya tetap harus terus berinovasi dan menjaga kepercayaan pelanggan di bisnis ini,” kata Rika.
Ke depan, Rika ingin memiliki kafe sendiri untuk menjajakan semua produk makanannya. “Saya pengen memiliki kafe, yang yang isinya adalah hasil kreasi makanan-makanan yang dibuat oleh saya sendiri,” tukas Rika berharap.
 ==============================
Rika Gunawan
- Tempat Tanggal Lahir : Bekasi 7 Desember 1993
- Pendidikan: Â Teknik Elekro, Universitas Negeri Jakarta
- Nama Brand : IKAMOKI Food
- Mulai : 2014
- Modal Awal : Rp 1 juta
- Alamat : Jalan Jatimakmur, Pondok Gede, Bekasi
Penghargaan yang pernah didapat :
- Finalis wirausaha muda mandiri 2014 regional Jabodetabek
- The best score participant dalam acara PGN Innovation Camp 2015 kategori social entrepreneurship Program terpilih
- UNJ AWARDS 2015 kategori mahasiswa terbaik minat dan bakat kewirausahaan
- Juara 3 Young Entrepreneurship Spirit (YES) Competition 2015 yang diselenggarakan oleh bank OCBC NISP
5. Penerima dana PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) UNJ pada tahun 2014
=================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post