Steve Stanley : Menuai Sukses Berkat Hobi Tanaman

Steve Stanley Budi, Founder dan CEO Kebunbibit.id (Foto: Istimewa)

youngster.id - Pria berambut gimbal ini adalah wirausahawan yang ulet. Pernah mencoba berbagai usaha yang berbeda, tapi gagal total. Hobi berkebun malah menjadikan dia pemilik bisnis tanaman online pertama di Indonesia, dengan omzet mencapai ratusan juta rupiah. Dia adalah Steve Stanley Budi, CEO dari Kebunbibit.id.

Steve membangun bisnis penjualan tanaman secara online yang pertama di Indonesia. “Keutamaan kami itu karena menggunakan sistem online, itu pertama di Indonesia. Selain itu target pasar kami anak muda di kota besar yang menginginkan sesuatu yang baru seperti tanaman,” kata pria asli Bojonegoro itu kepada Youngsters.id.

Aplikasi Kebunbibit.id yang diluncurkan pada 15 Oktober 2015 ini telah memiliki lebih dari 7.000 varian tanaman, mulai dari tanaman hias, tanaman buah, bunga potong hingga tanaman herbal. Yang paling popular adalah bibit mawar, bibit mangga Thailand, tanaman obat seperti rosemary, oregano.  Selain itu ada tanaman unik seperti venus fly trap, tanaman insektivora asli dari Ameika Utara.

“Setiap hari ada penambahan produk baru oleh tim merchandiser. Kami ikut andil dalam penyebaran tanaman ke seluruh Indonesia,” klaim Steve bangga.

Menurut Steve, dalam satu hari ada sekitar 200 paket tanaman yang dikirimkan ke berbagai wilayah di Indonesia. Dan setiap bulan omzet Kebunbibit milik Steve mencapai Rp 550 juta. Sungguh sebuah bisnis yang berbuah manis.

Steve membangun bisnis tanaman ini berawal dari kecintaan akan tanaman. Wilayah tempat tinggalnya memang memiliki sumber daya alam perkebunan bunga yang menawan. Bahkan pria kelahiran 4 Mei ini memiliki lahan perkebunan bunga di Bojonegoro. Namun dia baru memutuskan untuk menjadikan hobi ini sebagai usaha pada 13 Agustus 2012.

Sesungguhnya sebelum menjatuhkan pilihan tersebut, Steve sempat mengecap kuliah di Universitas Surabaya Jurusan Ekonomi Manajemen. Namun baru dua semester dia memutuskan untuk keluar dan mencari pekerjaan.

“Saya bosan sekolah. Dulu kuliah karena dipaksa orang tua,” akunya. Dropout dari bangku kuliah membuat Steve berpikir untuk bekerja. Dia sempat bekerja sebagai agen asuransi, dan sales mebel. Semua dijalani dengan tujuan untuk bisa mengumpulkan modal agar bisa berwirausaha.

Sebagai wirausaha Steve sering jatuh bangun. Dia mencoba berbagai jenis usaha. Mulai dari produksi nugget, petshop, kerajinan tangan, bisnis ikan, hingga bisnis reptile dilakoninya.  Namun semua gagal dan bangkrut. Sampai akhirnya di usaha yang ke tujuh, dia mencoba untuk jualan tanaman. “Idenya dulu dapat nggak sengaja. Saya cari produk yang bisa dijual secara online. Mau coba fashion tapi sudah sangat ketat persaingannya. Jadi saya coba tanaman. Apalagi di tempat saya banyak sumber daya alam dan petani kebun bunga,” ungkapnya.

 

Fokus Online

Sejak awal Steve memutuskan untuk berjualan tanaman hasil kebunnya sendiri secara online, Cara pemasarannya adalah lewat pesan Blackberry Messenger dan Kaskus. “Sejak awal saya memang niat jual lewat internet,” ujarnya.

Dia memilih nama Kebunbibit, karena 80% produk yang dia tawarkan berupa bibit dan tanaman kecil seperti kaktus dan aneka bunga. Ternyata dalam tiga tahun usahanya itu berkembang pesat. Permintaan berdatangan dari seluruh daerah di Indonesia. Yang terbanyak dari Jakarta.

Steve mengakui bisnis tanaman merupakan peluang usaha yang menggiurkan, tapi di sisi lain memusingkan. Mengingat variasi tanaman semakin beragam dengan tingkat kerumitan yang berbeda pula. Misalnya, ada tanaman yang harus dipangkas saat order masuk, tetapi ada juga yang membutuhkan proses panjang.

“Awalnya usaha ini gampang. Karena masih simple. Tetapi ternyata minat semakin besar dan variasi tanaman juga makin beragam, sehingga butuh perubahan sistem,” ucap Steve.

Untuk mengatasi lonjakan pesanan, Steve pun menggunakan sistem pemrosesan pesanan melalui laman Kebunbibit.id sejak tahun 2013. Semua pesanan yang masuk tidak lagi diproses manual, tetapi sudah terintegrasi dan otomatis terhubung antar-satu divisi dengan lainnya. Dia memakai sistem cloud, sehingga order yang diperoleh dapat diproses secara real time. Alhasil sudah ada 6700 pengunduh aplikasi Android, dan situsnya dikunjungi 5.000 visitor setiap hari.

“Kalau dulu terima 200 order dalam sehari sudah kewalahan tapi sejak pakai cloud semua jadi mudah dan cepat, penyiapan barang juga bisa realtime dan lebih efektif,” ungkapnya.

Sebelum menemukan formula yang pas, Steve mengaku menggunakan banyak cara untuk mempromosikan usahanya. Media sosial Facebook dan BlackBerry Messenger menjadi dua layanan utama yang kerap digunakan untuk mempromosikan usaha yang dirintisnya tiga tahun lalu.

Namun dengan sistem yang telah dipakai, ia mengaku mulai meninggalkan Facebook untuk menerima order. Toh, sosial media yang sudah turut membesarkan usahanya itu kini masih digunakan sebatas branding dan promo tanaman.

“Saat ini Facebook cuma dipakai buat branding dan promo saja, kalau mau order bisa langsung cek situs Kebunbibit.di atau dengan memesannya melalui e-commerce lain yang telah bekerjasama dengan kami,” ucapnya.

Kini produk Steve juga dapat dibeli di sembilan e-commerce. Di antaranya Lazada, Tokopedia, Bukalapak dan MatahariMall.

 

Steve Stanley dan karyawan Kebunbibit (Foto : Istimewa)
Steve Stanley dan karyawan Kebunbibit (Foto : Youngsters.ID)

 

Terus Inovasi

Semua usaha pengembangan Kebunbibit itu dilakukan Steve dengan modal bootstrapping. “Usaha saya bootstrapping, modal sendiri. Saya mengandalkan perputaran uang saja,” ungkap putra dari Dewi Pitaloka itu. Dia bahkan belum berniat untuk mencari investor. “Saya belum berminat berbagi kue,” tambahnya.

Sekarang kebun yang berada di tiga lokasi yakni Dusun Tonggolan-Batu, Malang; Dema’an Bojonegoro; dan Lembang, Bandung, bisa memenuhi 200 pesanan dalam sehari. Dengan menyasar target anak muda urban yang baru memulai karir tepatnya berusia 18 hingga 24 tahun, Kebunbibit sudah memenuhi 20% pesanan dari Jakarta, 16% dari Medan, selebihnya dari Surabaya dan pulau lainnya di Indonesia. “Bisnis tanaman merupakan peluang usaha yang menggiurkan, tapi di sisi lain tidak mudah,” tegas Steve.

Menurut Steve keunggulan dari produknya adalah pada formula pelayanan yang terbaik. Di antaranya menerapkan layanan pelanggan sampai 23 jam. Keunggulan lain, pengangum Bob Sadino ini berani memberikan garansi 14 hari untuk setiap tanaman yang diterima pemesan dalam kondisi rusak atau mati.

Steve juga memperhatikan kualitas pengemasan tiap jenis tanaman. “Bisnis kebunbibit 80% berasal dari retail jual tanaman secara online. Kami mengandalkan kemasan dan after sales yang berbeda dan unik yang tidak akan dijumpai kalau Anda membeli tanaman di pasar,” ucapnya.

Kemasan Kebunbibit terbuat dari kardus dilengkapi dengan barcode dan panduan tata cara perawatan sehari-hari. Selain itu aplikasi Android Kebunbibit.id berfungsi sebagai scanner. Sehingga calon pembeli bisa mengambil gambar dari tanamanyang diinginkan sehingga tidak perlu membuka ribuan katalog gambar. Selain itu, Steve kerap menggelar event gratis tanaman. Bahkan menyediakan live chat untuk pemula yang ingin belajar berkebun.

Berbagai inovasi yang dilakukan itu, disebut Steve, merupakan pembeda antara Kebunbibit.id dengan kompetitor lain. Bahkan untuk memenuhi permintaan, Steve kini bermitra dengan 60 pekebun lain. Sumber produknya juga tidak hanya di Batu, Jawa Timur tetapi juga di Lembang Bandung, dan Cipanas Bogor.

”Saat ini bisnis kami sedang naik, karena memang belum ada pesaing dan ide yang masih sangat baru,” kata Steve, yang kini memiliki tim 35 orang.  Untuk itu dia terus berinovasi agar usahanya terus berkembang.

“Ke depan kami berharap sudah bisa merambah ke sector pertanian yakni agribisnis. Karena segmen pasarnya lebih luas. Menanam nggak harus punya lahan. Itu tagline kami,” kata Steve penuh harap.

 

===========================================

Steve Stanley Budi Mulyono

===============================================

 

ANGGIE ADJIE SAPUTRA

Editor : STEVY WIDIA

Exit mobile version