Yosafat Kiki Dominicus : Berani Buka Usaha Clothing di Masa Pandemi Covid-19

Yosafat Kiki Dominicus, Founder & CEO DMNC Clothing (Foto: Istimewa/youngster.id)

youngster.id - Menjadi entrepreneur alias wirausahawan mulai dilirik sebagai cita-cita oleh para anak muda. Apalagi melihat banyaknya usaha rintisan yang berhasil, bahkan menjadi unicorn dan decacorn. Meski demikian, masih banyak juga anak muda yang ragu untuk memulai usahanya. Alasannya biasanya tidak punya modal. Padahal sesungguhnya, jika mau melangkah pasti akan ada jalan.

Belakangan baik dari pemerintah maupun perusahaan mendorong potensi wirausaha di kalangan anak muda. Pasalnya, minat wirausaha muda di Indonesia masih sangat rendah yakni 3,47%. Padahal saat ini jumlah pemuda usia 16-30 tahun sebesar 64,19 juta jiwa atau 24% dari total penduduk Indonesia (Sumber: Kemenpora 2019). Ini  merupakan aset bangsa yang harus dikembangkan agar dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa.

Bahkan, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan rasio kewirausahaan nasional Indonesia mencapai 3,9% sampai 2024. Potensi demografi Indonesia sangat besar untuk penguatan dan pengembangan wirausaha muda produktif dan berkualitas. Perguruan tinggi misalnya, memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dalam jumlah besar sehingga layak menjadi sumber penguatan dan pengembangan wirausaha produktif dari kalangan anak muda.

Salah satunya adalah Yosafat Kiki Dominicus, CEO dan founder dari DMNC, merek clothing lokal. Mahasiswa Fakultas Seni, Jurusan Multimedia dan Creative Design, Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) LIKMI ini mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya menjadi bisnis yang menjanjikan.

“Pandemi telah berdampak pada ekonomi dan lingkungan di sekitar saya. Di sisi lain, saya melihat ada peluang bisnis yang justru berkembang terutama lewat bisnis online,” kata Yosafat kepada youngster.id.

Ide bisnis ini dia tuangkan dengan membuat produk clothing yang diberi label DMNC yang merupakan penggalan huruf dari nama keluarganya Dominicus. Usaha rintisan ini dia perkenalkan melalui toko online.

Dengan mengedepankan desain yang berani dan sesuai dengan selera milenial, Yosafat pun mulai bisnis di pertengahan 2020. “Kami memproyeksikan bahwa usaha online saat ini adalah salah satu yang terbaik serta jangkauan luas seluruh Indonesia. Jika benar-benar ditekuni dan dipahami dengan baik, era digital ini tentu sangat memudahkan terutama bagi para pelaku UMKM seperti kami, bisa berjualan jauh lebih luas dibandingkan dengan cara konvesional sebelumnya,” terang Yosafat.

 

Terdampak Covid-19

Untuk memulai usaha tentu bukan semudah membalik telapak tangan. Apalagi Yosafat mengaku belum memiliki pengalaman sama sekali sebagai wirausaha. Namun dia yakin, dengan modal gigih, tekun dan kerja keras pasti usaha ini akan berhasil.

“Modal awal memulai usaha ini, sekitar 8-10 juta dengan menggunakan tabungan saya waktu itu yang tersisa di kala pandemi,” ujar Yosafat. Modal itu dia pakai untuk membeli bahan dan perlengkapan produksi. Kemudian dia membuka sistem pre order dan menjual produknya hanya kepada teman-teman terdekat melalui media sosial.  Dari laba itu, ia pun mencoba memutar bisnis sehingga terus berkembang.

Yosafat mengaku di awal usahanya berjalan lancar. Apalagi dengan teknologi dia bisa menjangkau pasar yang luas melalui toko online. Namun itu tidak berlangsung lama, karena kemudian dia mengalami cobaan berat di awal memulai usaha.

Dalam pembuatan produk ini, Yosafat banyak menggunakan bahan berjenis katun karena sudah terbukti dan teruji penggunaannya lebih terasa nyaman bagi sispa saja yang menggunakannya. Untuk harga juga dia menerapkan bisa dijangkau semua kalangan dengan rentang harga mulai dari Rp 55 ribu hingga Rp 275 ribu per potong.

Hal ini membuat produk DMNC cepat meraih pasar. Namun, ternyata jalan tak selalu mulus. Di tengah perjalanan, Yosafat tertimpa musibah. “Belum lama mulai usaha, saya dan keluarga terkena sakit Covid-19.  Akibatnya performa usaha pun terdampak, bahkan usaha sempat ditutup beberapa hari. Kuliah pun terhambat dan harus menyusul sejumlah mata kuliah,” cerita Yosafat.

Meski demikian pemuda kelahiran 11 Desember 1999 ini tidak mau menyerah. “Saya adalah tipe orang ketika tidak tahu jawabannya, maka saya akan mencari solusi terbaiknya,” ujarnya.

Oleh karena itu, Yosafat memberanikan diri untuk ikut program inkubasi bisnis dari J&T Super Seller 2021. Program untuk mendukung usaha UMKM level mahasiswa ini berhasil menarik minat lebih dari 1.000 peserta mahasiswa dari seluruh Indonesia.

“Ternyata dari bulan ke bulan, mulai dari 1.000 (masuk) ke 100 besar, tiba-tiba ke 10 besar, hari ini sudah 3 besar, tiba-tiba juara satu. Enggak nyangka aja sih,” ujarnya sambil atersenyum bangga.

Rupanya, setiap peserta yang terpilih dalam program ini akan langsung mendapatkan modal pengembangan usaha Rp 10 juta per bulan selama kompetisi berlangsung. Perkembangan bisnis masing-masing 10 peserta inkubasi J&T Super Seller dinilai setiap minggu oleh tim J&T Express dengan parameter tingkat penjualan, penggunaan modal, branding dan social media, serta jumlah pengiriman dari produk yang mereka jual.

Selain itu, pada masa inkubasi dan kompetisi bisnis yang telah berlangsung selama kurang lebih 8 minggu terbukti memberikan pengembangan skill dan usaha para peserta yang tergabung dengan adanya peningkatan secara signifikan sebesar 40-100% peningkatan pengiriman dan laba yang terjadi dalam usaha 10 peserta terpilih ini.

 

Yosafat Kiki Dominicus - DMNC
Dalam waktu relatif singkat, Yosafat mampu mengembangkan usaha clothing-nya hingga memiliki omzet Rp 250 juta per bulan (Foto: Istimewa/youngster.id)

 

Masa Inkubasi

Hal ini mendorong usaha Yosafat pun berkembang. Menurut dia, selama masa inkubasi, penjualan DMNC Store bisa melonjak dari awalnya hanya 500 penjualan per minggu menjadi 1.600 penjualan per minggu. Omzet DMNC Store pun melonjak dari Rp 57 juta menjadi Rp 148 juta pada minggu ke-8 masa inkubasi J&T Super Seller 2021.

Sebagai juara pertama J&T Super Seller 2021, Yosafat mendapatkan hadiah sebesar Rp 100 juta. Ia pun mengatakan akan menggunakan hadiah tersebut untuk membangun bisnis dan brand miliknya agar lebih dikenal masyarakat.

“Saya tidak ingin hanya membangun profit saja, tapi juga brand DMNC ini. Saya ingin orang bangga mengenakan brand saya. Kalau ditanya berapa besar omset per bulan yang bisa saya dapatkan sekarang bisa mencapai Rp 150 juta-Rp250 juta,” ungkap Yosafat.

Sekarang, menurut Yosafat, produk DMNC telah berkembang. Apalagi dia mulai berkolaborasi dengan sejumlah yayasan, sehingga produksi pun bertumbuh. Tak hanya itu, sebagian keuntungan dari produk kolaborasi akan didonasikan untuk anak yatim.

Dengan perkembangan ini Yosafat berharap brand DMNC dapat berkembang dalam jumlah produksi, kualitas maupun pemasaran. Dia juga bersyukur akan prestasi yang telah didapat. Ini tak hanya menguntungkan bagi dirinya, tetapi juga dapat menjadi motivasi bagi rekan-rekannya generasi milenial untuk terjun menjadi pelaku usaha.

“Saya berharap masyarakat terutama milenial dapat termotivasi untuk meraih peluang usaha dan menjadi wirausaha. Apalagi sekarang dengan dukungan teknologi dan banyak pihak, peluang untuk membangun usaha sangatlah besar,” tuturnya.

 

=================

Yosafat Kiki Dominicus

===================

 

FAHRUL ANWAR

Editor : Stevy Widia

Exit mobile version