youngster.id - Bukalapak berhasil mencapai nilai transaksi hingga Rp 10 triliun di tahun 2016. Di tahun ini, fokus Bukalapak adalah pada kecepatan dalam memberikan pelayanan, mulai dari proses pembayaran, pengiriman barang, hingga akses ke website maupun ke aplikasi Bukalapak.
Co-Founder dan CEO Bukalapak, Achmad Zaky mengatakan, “Tahun ini, kecepatannya akan terus kita tingkatkan. Misalnya di pengiriman, kalau dulu eCommerce sampai satu minggu, kita yang pertamakali berani sampai dua hari. Kalau tidak sanggup, pelapaknya langsung kita cut dan uangnya kita kembalikan. Awalnya memang diprotes pelapak, tapi ternyata layanan yang lebih cepat itu sangat berdampak positif pada bisnis mereka,” pada Selasa (10/1/2017) di Jakarta.
Standar pengiriman maksimal dua hari tersebut menurutnya akan terus ditingkatkan secara bertahap. Namun Zaky tak ingin buru-buru agar nantinya tidak sampai mengganggu bisnis di Bukalapak secara keseluruhan.
“Kami memang mau naikin standarnya, tapi belum tahu kapan, masih dianalisa terus. Sekarang pun dengan layanan pengiriman yang sudah bekerja sama dengan kita, proses pengirimannya ada yang hanya satu jam,” ucap Zaky lagi.
Agar tidak terus-terusan merugi, Bukalapak juga selalu berinovasi dengan menghadirkan beberapa fitur berbayar untuk para pelapaknya sebagai sumber pemasukan Bukalapak. Di sisi lain, fitur-fitur tersebut juga dihadirkan untuk meningkatkan pendapatan para pelapak. Misalnya saja fitur BukaIklan dan premium membership yang diklaim dapat menaikkan rata-rata pendapatan pelapak hingga 10 kali lipat.
Namun Zaky mengaku tidak punya target khusus di 2017. Pasalnya industri online marketplace tergolong masih baru dan belum matang, sehingga pertumbuhannya sangat sulit untuk diprediksi.
Melihat pencapaian Bukalapak dari tahun ke tahun, ia sangat optimistis pertumbuhan Bukalapak pada tahun ini minimal akan sama dengan tahun sebelumnya.
“Harapannya tentu saja bisa naik tinggi. Tapi yang terpenting adalah misi kita bisa terwujud, yaitu menaikkelaskan pelaku UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di Indonesia, dari yang tadinya pendapatannya hanya Rp 1 juta menjadi Rp 5 juta, dari yang Rp 5 juta menjadi Rp 10 juta,” pungkasnya.
Pada tahun 2016, pendapatan bersih e-commerce ini naik hingga tujuh kali lipat, dan juga peningkatan jumlah pelapak dari 400.000 pelapak di 2015 menjadi 1,3 juta pelapak di 2016.
STEVY WIDIA
Discussion about this post