youngster.id - Saat ini Indonesia sudah memiliki 1.307. Ini adalah jumlah startup dalam kurun waktu 4 tahun terakhir yang dibina dalam program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) oleh Kemenristekdikti.
“Alhamdullilah kita di 2019 punya total 1307 startup. Itu luar biasa, saya nggak menduga. Target saya hanya 300,” ungkap Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir pada konferensi pers Pameran Startup Teknologi dan Inovasi Industri Anak Negeri (I3E) Selasa (10/9/2019) di Jakarta.
Menurut dia, sejak 2015 hingga saat ini, telah terbentuk sebanyak 1307 PPBT dan CPPBT yang terdiri dari 749 PPBT, 558 calon startup (CPPBT) dan 15 Inovasi Industri. Dan tidak semua startup ini menjadi perusahaan besar karena ada sekitar 749 startup perusahaan pemula berbasis teknologi yang sudah menjadi industri dan 558 lainnya masih menjadi binaan menjadi calon perusahaan industri.
Survey yang dihimpun dari 404 tenant sepanjang 4 tahun terakhir juga menyebut ada 13 tenant dewasa dengan omset lebih dari Rp1 miliar per tahun, 17 tenant berkembang dengan laba Rp500 juta hingga Rp1 miliar per tahun dan 79 tenant dengan omset Rp100 hingga Rp500 juta per tahun.
Sebaran startup juga masih tersentralisasi lebih banyak di Pulau Jawa diantaranya 56 startup tersebar di Jawa Barat, 39 startup, 35 startup Jawa Tengah dan 34 startup di Jawa Timur dan 15 startup di DKI Jakarta. Sebaran startup juga mayoritas terfokus di bidang teknologi informasi di peringkat pertama, diikuti pangan, kesehatan-obat dan energi.
“Ini adalah contoh produk startup unggulan Biskuit Clarias ini urusan stunting penting sekali. Yang cukup menarik Kapal Pelat Datar yang diproduksi juragan kapal yang ternyata kapalnya dapat mengarungi laut dalam yaitu Laut Aru. Satu-satunya kapal buatan Indonesia yang berani mengarungi hanya satu Kapal Pelat Datar,” ujarnya.
Menristekdikti berharap inovasi ini dihadirkan untuk membangun ekonomi Indonesia yang berbasis teknologi sama seperti negara-negara maju lainnya.
“Saya ingin menghadirkan inovasi bagaimana membangun ekonomi berbasis teknologi bukan membangun ekonomi berbasis bisnis as usual. Karena dengan membangun ekonomi berbasis teknologi itu kenaikannya seperti deret ukur bukan deret hitung,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post