youngster.id - Kehadiran si buah hati yang sudah lama dinanti tentu sangat membahagiakan. Banyak orang tua sudah mempersiapkan aneka perlengkapan untuk menyambut sang bayi. Sebaliknya, banyak juga yang kebingungan mau diapakan perlengkapan setelah buah hatinya tumbuh besar.
Faktanya, perlengkapan tersebut tak dibutuhkan lama. Setelah euphoria belanja kebutuhan bayi berlalu, banyak yang mulai kebingungan. Apalagi setelah sang bayi tumbuh besar, banyak perlengkapan yang tidak lagi dibutuhkan. Akibatnya, banyak barang yang tidak terpakai itu memenuhi ruang rumah dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Tapi mau dibuang kok rasanya sayang.
Permasalahan tentang perlengkapan bayi ini menginspirasi tiga anak muda: Arkka Dhiratara (CTO), Zhafira Loebis (CMO), dan Arlo Erdeka Temenggung (CEO), dengan mengembangkan Babyloania.com. Ini merupakan perusahaan rintisan di bidang e-commerce yang menawarkan jasa peminjaman peralatan bayi.
Menurut Arkka, melalui konsep bisnis yang ditawarkan Babyloania.com, maka para orang tua dapat menghemat waktu dalam mencari produk bayi mana yang terbaik. Di sisi lain, mereka tak perlu khawatir nantinya perlengkapan bayi yang sudah tak terpakai lagi memenuhi ruang penyimpanan di rumah.
Konsep ini sesungguhnya tidak benar-benar baru, tetapi Babyloania menggarapnya lebih serius menjadi suatu platform e-commerce tersendiri dengan sistem pembayaran bervariasi.
“Aplikasi Babyloania mengusung konsep sharing economy pada bidang perlengkapan bayi. Kami memungkinkan orang tua untuk dapat titip sewa perlengkapan bayi yang sudah tidak terpakai pada platform kami, dan memudahkan orang tua lainnya untuk menyewa perlengkapan bayi secara mudah,” jelas Arkka kepada Youngster.id di Jakarta belum lama ini.
Saat ini, Babyloania memiliki lebih dari 500 jenis produk dari berbagai kategori perlengkapan bayi. Mulai dari maternity, nursery, toys, travel, fashion dan buku. “Secara total, kami mengelola lebih dari 1.700 unit barang di sistem kami,” klaim Arkka.
Alternatif Solusi
Sejatinya, usaha ini dirintis Arkka bersama istrinya Saras sejak tahun 2014. Ketika itu pasangan muda ini harus tinggal di Belanda, karena Arkka mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di sana.
“Saya mulai terjun bisnis dengan Babyloania ketika saya sedang melanjutkan studi di Belanda. Sebagai pasangan yang baru menikah, dan merantau di negeri orang tentunya perlu menghasilkan pendapatan tambahan di luar beasiswa saya,” ujarnya.
Sebelum itu, ia dan temannya sempat mendirikan startup IT. Namun seiring berubahnya zaman yang mengarah ke arah digital, mereka pun memutuskan mendirikan perusahaan dan menciptakan bisnis yang sustainable serta memiliki produk inovatif.
“Jadi semenjak saya masih di bangku kuliah sekitar tahun 2008, saya dan teman-teman saya di bidang IT merintis perusaaan software house. Pada kesempatan tersebut, saya banyak belajar dengan mengerjakan projek-projek berbasis IT. Namun, model bisnis sangat rentan, karena sangat bergantung dari pihak luar atau orderan yang masuk. Sehingga, saya yakin bahwa untuk menciptakan bisnis yang sustainable harus memiliki produk inovatif sendiri,” ungkapnya.
Ide jasa penyewaan perlengkapan bayi justru muncul dari kebutuhan pribadi teman mereka, Zhafira pada saat mempersiapkan perlengkapan bayi untuk anak pertama mereka.
“Kami melihat bahwa perlengkapan bayi yang berkualitas harus dibeli dengan harga mahal, namun masa pakai perlengkapan bayi umumnya hanya sebentar. Sehingga, membeli perlengkapan bayi sebenarnya sangat tidak ekonomis, dan perlengkapan bayi yang sudah tak terpakai lagi biasanya hanya memenuhi gudang di rumah,” ujar Arkka.
Selanjutnya, model bisnis itu mereka terapkan di Jakarta. Menurut Arkka, Babyloania bisa menjadi solusi untuk menjawab permasalahan mengenai perlengkapan bayi tersebut.
Pasalnya, para orang tua yang memiliki perlengkapan bayi yang sudah tak terpakai bisa titip sewa di platform Babyloania. Dengan begitu, mereka akan mendapatkan passive income dari bagi hasil penyewaan. Selanjutnya, orang tua juga bisa menyewa berbagai macam produk perlengkapan bayi sesusai masa sewa yang dibutuhkan dengan harga yang bersaing.
Jangka waktu peminjaman di Babyloania pun beragam, mulai dari satu minggu hingga beberapa bulan. Tentu saja waktu peminjaman ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Meski mengusung sistem sewa, Arkka menjamin kebersihan produk yang ditawarkan Babyloania. Arkka mengatakan pihaknya mengklaim bahwa semua barang yang akan dipinjamkan telah melalui proses sanitasi sehingga mereka menjamin kebersihan dan kesterilan perlengkapan bayi yang dipinjamkan.
“Soal kebersihan bisa kami jamin, karena barang yang kami sewa ini semua telah melalui proses sanitasi. Jadi cukup aman soal kebersihannya,” tegasnya.
Pengembangan Cara Remote
Arkka mengakui startup yang dijalankannya telah sustainable. Bahkan dia mengembangkan sistem remote working pada usaha ini.
“Salah satu keuntungan menjalankan bisnis sendiri adalah waktu kerja yang sangat fleksibel, saya bisa mengatur ritme kerja yang sesuai dengan preferensi saya. Babyloania juga menganut sistem remote working, dimana kami membuat environment kerja (secara digital) sehingga meminimalisir pertemuan fisik secara rutin. Melihat Jakarta yang selalu macet tentunya ini menjadi sebuah kenyamanan kerja yang kami nikmati. Pada tahun 2015 saya pribadi melanjutkan studi di Belanda selama dua tahun. Bersama istri saya yang juga bekerja di Babyloania, kami mengembangkan aplikasi Babyloania secara remote,” terang Arkka.
Dengan sistem ini juga cara meminjam perlengkapan bayi di Babyloania ini cukup mudah. Jadi, para orang tua tinggal memilih barang mana yang akan dipinjam, dan berapa lama jangka waktu peminjamannya.
Selanjutnya konsumen tinggal membayar pesanan, dan perlengkapan bayi yang dipesan akan dikirim ataupun diantar ke alamat tujuan. Babyloania juga menggratiskan ongkos kirim dan pengambilan barang dengan minimal peminjaman seharga satu juta Rupiah. “Saat ini Babyloania baru melayani peminjaman untuk area Jakarta,” ujarnya.
Ingin Membantu Para Orang Tua
Diakui Arkka, walaupun Babyloania bisa sustainable sampai sekarang, toh pada awalnya tidak mudah mengembangkan bisnis rintisannya tersebut.
“Salah satu tantangan kami pada saat kembali ke Jakarta adalah persepsi menjalankan bisnis startup masih kurang diterima oleh sebagian orang, dibanding berkarir di perusahaan besar. Social pressure tersebut memang sangat dirasakan sekembali saya dari Belanda. Tapi Alhamdulilah, hingga saat ini performa perusahan kami selalu positif. Kalaupun ada kesulitam pasti kami akan segera berusaha menemukan solusinya,” tuturnya.
Di sisi lain, pria kelahiran 1 Februari 1989 ini tak merasa gentar dalam menghadapi persaingan bisnis. Bagi Arkka, startup yang dibangunnya akan tetap berkelanjutan jika selalu mampu beradaptasi dan melihat kebutuhan pasar. “Kami secara berkelanjutan selalu mengembangkan bisnis dan aplikasi agar selalu mampu menjawab kebutuhan yang diperlukan oleh customer,” tegas Arkka.
Selain itu, tentu saja, ia dan kedua rekan bisnisnya senantiasa bekerja keras untuk mengembangkan Babyloania, dengan anggaran dana seadanya. Maklum, saat ini pendanaan untuk mengembangkan Babyloania ini masih dilakukan secara bootstrap. Bahkan, diklaim Arkka, selama tiga tahun berlangsung perusahaan rintisannya tak memerlukan modal yang besar.
“Modal awal usaha ini dapat dikatakan tidak ada. Seperti dijelaskan sebelumnya, babyloania berawal dari perlengkapan bayi pribadi kemudian dikembangkan menjadi marketplace. Modal awal usaha ini pada dasarnya dari kerja keras para co-founder saja. Tapi sekarang kami telah memiliki 22 karyawan dan modal kembali hanya dalam waktu singkat,” ucapnya.
Arkka berharap melalui Babyloania ini mereka juga bisa turut membantu para orang tua. Khususnya dalam menyiasati permasalahan perlengkapan bayi. “Kami terus mengembangkan aplikasi Babyloania agar semakin mudah digunakan dan memberikan experience terbaik bagi customer. Kami ingin terus mengembangkan Babyloania agar bisa membantu seluruh orang tua di Indonesia dalam mempersiapkan perlengkapan bayi terbaik bagi buah hatinya,” ujar Arkka.
Ke depan, lulusan Delft University of Technology (TU Delft) Belanda ini ingin mengembangkan Babyloania menjadi sebuah marketplace khusus perlengkapan bayi yang lebih besar, dengan jangkauan pasar di luar wilayah Jabodetabek. Dengan begitu, kehadiran Babyloania bisa dirasakan manfaatnya bagi para orang tua muda yang menjadi sasaran target perusahaan rintisannya ini.
“Harapan kami dalam waktu dekat adalah mengembangkan marketplace lebih besar lagi agar bisa melayani wilayah di luar jabodetabek. Jadi, dengan hadirnya Babyloania ini para orang tua bisa mendapatkan perlengkapan bayi dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau untuk buah hatinya,” pungkas Arkka sambil tersenyum.
========================================
Arkka Dhiratara
- Tempat Tanggal Lahir : 1 Februari 1989
- Pendidikan Terakhir : M.Sc in Computer Science, Delft University of Technology (TU Delft), Belanda
- Nama Brand : Babyloania
- Mulai Usaha : 2014
- Nama Perusahaan : PT Babyloania Dot Com
- Jumlah karyawan : 22 orang
- Penghargaan : Penerima Bantuan Insentif dari Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF)
===========================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post