youngster.id - Belakangan ini masyarakat urban dibayangi ancaman obesitas. Bahkan di Indonesia, ada 15,4% anak dan dewasa mengalami masalah ini. Peduli akan hal itu Nestle Milo meluncurkan produk baru dengan kandungan gula 25% lebih rendah.
“Komitmen kami untuk meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat menjadi motivasi dari upaya inovasi dan renovasi Nestlé dalam menghadirkan Milo dengan gula yang 25% lebih rendah untuk keluarga Indonesia kata Prawitya Soemadijo Business Executive Officer Beverages Business Unit PT Nestlé Indonesia pada peluncuran produk baru tersebut, Rabu (3/10/2018) di Hotel Fairmont, Jakarta.
Menurut Prawitya, tidak hanya kandungan gula yang 25% lebih rendah, inovasi Nestlé MILO juga diwujudkan dengan memperkaya kandungan malt, vitamin, dan mineral yang lebih tinggi. “Malt adalah salah satu sumber energy yang menjadi ciri unik kelezatan MILO yang selama ini telah begitu dekat dengan keseharian keluarga Indonesia. Di samping itu, kami juga meningkatkan kandungan vitamin dan mineral, seperti vitamin B6, B12, C, D, dan zat besi. Kami berharap Milo yang lebih sehat dan lebih lezat ini dapat terus mendampingi anak-anak dalam menjalankan aktivitas keseharian mereka,” katanya.
Peluncuran Milo baru dilakukan oleh Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Dharnesh Gordhon, didampingi Asisten Deputi Bidang Ketahanan Gizi, Kesehatan Ibu dan Anak, dan Kesehatan Lingkungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Meida Octarina.
“Pemerintah telah mengupayakan berbagai program untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, salah satunya adalah melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Selain berfokus pada pemenuhan gizi seimbang, pola hidup aktif juga merupakan salah satu elemen vital dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat. Kami harap kedepannya akan lebih banyak lagi pihak seperti Nestlé Indonesia yang turut terlibat dalam menghadirkan produk yang lebih sehat, namun juga di saat bersamaan menyelenggarakan berbagai program yang mendukung gaya hidup aktif,” ungkap Meida.
Saat sesi diskusi, Pakar Nutrisi dan Guru Besar IPB Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS menekankan, permasalahan pola makan yang buruk dengan kadar gula dan garam yang tinggi, menjadi pemicu tingginya angka obesitas. Menurut catatan Riskesdas, angka kegemukan pada anak sejak tahun 2010, mengalami peningkatan di tahun 2013.
“Pola hidup sehat sejak dini akan memengaruhi tumbuh kembang anak, bahkan kualitas hidup mereka ketika dewasa. Sebagai contoh, anak yang telah terbiasa menerapkan pola makan sehat pada saat dewasa akan memiliki risiko lebih rendah terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti obesitas, hipertensi, stroke, diabetes, dan serangan jantung. Oleh karenanya penting bagi orang tua untuk senantiasa memperhatikan asupan anak dan menyediakan gizi yang seimbang,” kata Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS Pakar Nutrisi dan Guru Besar IPB menerangkan.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Nutrisionis Olahraga dan Kebugaran Indonesia Mury Kuswari, S. Pd, M. Si memaparkan pentingnya aktivitas fisik untuk mewujudkan generasi Indonesia yang lebih sehat. “Selain mendapatkan asupan gizi yang cukup, pola hidup aktif sudah harus ditanamkan pada anak sejak dini. Anak yang rutin berolahraga memiliki kemampuan kognitif, mental serta nilai-nilai kehidupan seperti sportivitas, pantang menyerah, percaya diri, dan kerja sama tim yang lebih baik. Oleh karena itu, penting bagi anak usia sekolah untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan didukung dengan asupan gizi yang seimbang agar tetap berenergi setiap hari,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post