youngster.id - Permasalah sampah di Indonesia mendorong banyak pihak untuk terjun dan mencari solusi. Salah satunya adalah e-Recycle, startup yang menawarkan layanan pengelolaan sampah plastik terintegrasi yang bersifat end-to-end dan berbasis pada aplikasi smartphone.
“Jadi apa yang kami lakukan adalah membangun sebuah aplikasi yang dibutuhkan buat keluarga, buat ibu rumah tangga, yang mana mereka bisa mengumpulkan sampah-sampah plastik, yang kemudian mereka bisa jual ke kami, kayak jual-jual barang gitu,” kata Subhan Novianda CEO Multi Inti Digital Bisnis (MDB) dalam keterangannya, Rabu (12/12/2019).
Subhan menyebut ide layanan ini adalah melihat Indonesia sebagai penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Volume sampah plastik di Indonesia per tahun mencapai 64 juta ton dan 3,2 juta ton di antaranya dibuang ke laut. Oleh karena itu, perusahaan tergerak untuk merilis layanan ini.
Aplikasi e-Recycle, yang saat ini tersedia di Google Play Store, dapat mengenali macam-macam plastik hanya dengan memindai barcode pada plastik tersebut. Adapun alur proses pengelolaan sampah plastik di e-Recycle diawali dengan pengumpulan sampah plastik di rumah tangga. Setelah sampah plastik terkumpul, petugas dari e-Recycle datang mengangkut semua sampah itu dan membawanya ke fasilitas pengolahan.
“Kami taruh (sampah plastik yang terkumpul) di fasilitas pengolahan di Pondok Ungu, Bekasi, dekat ke Jakarta Timur. Sekarang fasilitas itu baru bisa olah tiga ton per hari,” tutur Subhan.
Pengguna diharapkan telah menyortir sampah plastik itu berdasarkan jenisnya karena imbalan yang pengguna dapatkan juga tergantung pada jenis plastik tersebut.
Setiap kilogram sampah plastik itu bernilai macam-macam, ada yang Rp 4.000, Rp 5.000, Rp 6.000, dan seterusnya, yang dapat dibayarkan secara tunai atau melalui transfer.
Hasil pengolahan sampah plastik itu adalah barang jadi berbahan plastik yang kelak akan dipasarkan di rantai ritel. Untuk sementara ini, e-Recycle baru melayani area Jabodetabek sebagai pilot project. Kalau (sampah plastik) dicampur, harganya lebih murah, harga yang yang paling kecil yang jadi patokan,” kata Subhan.
Kemudian dalam pelaksanaannya, perusahaan juga menggandeng bank sampah dan pengepul sampah plastik di area Jabodetabek. “Sebagai perusahaan digital innovation, dua pengembangan usaha ini diharapkan akan menjadi produk unggulan perusahaan untuk kelangsungan bisnis MIS Group selanjutnya. Kami akan terus berinovasi dan melakukan pengembangan produk yang bermanfaat,” pungkas Subhan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post