youngster.id - Pemerataan terhadap akses teknologi informasi, seperti jaringan internet sangat diperlukan dalam mengenalkan dan memasarkan produk industri kreatif.
Pemerintah pun terus mendorong pelaku industri kreatif untuk terus berkembang. Hal itu diungkapkan, Fadjar Hutomo Deputi Akses Permodalan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Selain menyumbang PDB nasional, Fadjar menuturkan industri kreatif merupakan sektor keempat terbesar dalam penyerapan tenaga kerja.
“Ekonomi kreatif semakin mendapat perhatian utama di banyak negara, karena dapat memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian,” ucap Fadjar belum lama ini di Jakarta.
Menurut data Bekraf tahun 2016, industri kreatif menyumbang sekitar Rp800 triliun atau 8% dari total produk domestik bruto (PDB), dengan growth dari tahun ketahun mencapai 5%.
Melihat potensi yang ada sehingga tidak mengherankan kalau Pemerintah terus mendorong startup untuk terus berkembang. Selain dengan memberikan wadah bagi pemain industri kreatif untung menuangkan ide-idenya. yang tidak kalah pentingnya adalah pemerataan internet.
“Harus diakui bahwa jaringan internet sangat berperan penting dalam mengenalkan dan memasarkan produk industri kreatif. Pemasaran sistem online memiliki jangkauan sangat luas dan dalam waktu singkat,” jelas Fadjar.
Lebih lanjut dikatakan Fadjar, pemerataan akses internet menurutnya menjadi kewajiban Kominfo agar ekonomi yang berbasis digital kreatif ini dapat terus berkembang.
Fadjar menambahkan saat ini, ada 16 sub sektor yang akan terus berkembang selama 2015 – 2019, yakni seni pertunjukan, seni rupa, televisi dan radio, aplikasi game, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, periklanan, musik, penerbitan, fotografi, desain produk, fashion, film animasi dan video, kriya, dan kuliner.
Namun sayangnya, akses internet di Indonesia belum tersedia merata ke seluruh wilayah khususnya di daerah pelosok. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2016 mengungkap bahwa penetrasi internet mayoritas masih berada di Pulau Jawa. Dari survei yang dipresentasikan oleh APJII itu tercatat bahwa sekitar 86,3 juta orang atau 65 % dari angkat total pengguna internet tahun ini berada di Pulau Jawa.
Sedangkan sisanya adalah 20,7 juta atau 15,7 % di Sumatera. 8,4 juta atau 6,3 % di Sulawesi. 7,6 juta atau 5,8 % di Kalimantan. 6,1 juta atau 4,7 % di Bali dan NTB. 3,3 juta atau 2,5 % di Maluku dan Papua.
Dengan layanan 4G LTE masyarakat dapat merasakan pengalaman mobile digital lifestyle yang sesungguhnya khususnya pagi para pelaku usaha kecil / UKM dapat mulai memanfaatkan teknologi telekomunikasi untuk meningkatkan daya saing serta meperluas jaringan marketingnya. Jika pembangunan infrastruktur tidak segera diratakan bagaimana mungkin digital economy bisa terwujud.
STEVY WIDIA
Discussion about this post