youngster.id - Seiring dengan kemajuan teknologi, strategi bisnis dan pemasaran pun turut berubah. Lalu bagaimana dengan para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)? Agar tidak tergeser oleh usaha berbasis digital mereka pun harus bertransformasi, termasuk dalam hal pemasaran.
Data menunjukkan pada tahun 2018 jumlah UKM di Indonesia ada sekitar 60 juta. Peta persaingan dalam merebut pasar menjadi semakin ketat. Mereka tidak bersaing hanya dengan sesama UKM, tetapi juga dengan para pelaku usaha dengan brand ternama yang memiliki biaya pemasaran dan promosi yang tinggi.
Untuk itu para pelaku UKM harus membuat strategi pemasaran dan promosi yang efektif, efisien, dan berbiaya rendah. Untuk menghadirkan solusi dalam meningkatkan “kelas” UKM di tengah pasar yang semakin terbuka ini hadirlan Adx Asia. Ini adalah sebuah marketplace beriklan yang menggandeng para pelaku UKM.
“Kami ingin membantu pelaku UKM mendapatkan kepercayaan diri dan gambaran bahwa mereka memiliki posisi tawar tak terbatas dalam hal persaingan merebut hati konsumen dan pasar,” kata Elbert Ludika Toha, CEO & Founder ADX Asia, kepada youngster.id saat ditemui di Satrio Tower kawasan Mega Kuningan Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Elbert, UKM Indonesia telah menyumbang 60% pendapatan bruto domestic dan menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Namun sejauh ini mereka mendapat banyak tantangan, termasuk dalam keterbatasan memasang iklan di berbagai channel. “Jadi kami ingin mempermudah kesulitan-kesulitan itu,” tegas Elbert.
Untuk itu, mereka pun meluncurkan kampanye “Jadi Pemenang” berupa video pemasaran yang ditayangkan pada plaform digital. Dengan kampanye ini, pria kelahiran Jakarta 2 September 1989 ini berharap dapat menularkan semangat juang para pelaku UKM untuk meraih kesuksesan dan kesetaraan dengan brand-brand besar yang sudah ada di pasar.
Lewat program ini para pelaku UKM diharapkan dapat terdorong untuk berkampanye secara digital.
“Adx Asia dapat menjadi mitra bagi para UKM untuk mempromosikan usahanya dengan konten pemasaran yang cocok dengan karakter merek tersebut. Kami mencoba untuk menceritakan story dan feeling perusahaan mereka,” kata Elbert.
Elbert membangun perusahaan rintisannya itu sejak tahun 2016. Fokus utama dari startup ini adalah untuk mempermudah seseorang atau perusahaan memperkenalkan produknya melalui iklan di ADX Asia.
“Adx Asia ingin mengubah cara beriklan para pengusaha produk lokal, termasuk para pelaku UKM. Bahkan kami ingin menularkan semangat juang kepada para pelaku UKM untuk meraih kesuksesan dan keseteraan dengan brand-band besar yang sudah lama mendominasi pasar,” ujarnya.
Digital Inventory
Bagi Elbert dunia digital bukanlah sebuah hal yang asing. Master of Science dari Nanyang Technological University, Singapura ini sebelumnya sempat membangun Hoot2Go—sebuah aplikasi untuk membantu anak-anak pra sekolah berkomunikasi dengan orang tua di tahun 2015. Sayangnya, aplikasi ini kurang mendapat tanggapan positif dari pasar.
Ide untuk membangun AdxAsia datang dari cerita seorang rekannya yang mencari solusi memasang iklan dengan efektif dan efisien. “Waktu itu saya sedang kuliah S2 di Singapura, dan bertemu dengan teman yang bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property developer. Saat itu dia bercerita punya inventory iklan yang banyak. Dia bertanya, ada nggak cara untuk advertising tapi nggak perlu repot. Dari situlah muncul ide untuk digitalize inventory,” ungkap Elbert.
Saat mendirikan Adx Asia, dia langung menyasar pengusaha lokal, termasuk para pelaku UKM. “Adx Asia hadir sebagai platform marketplace yang ingin mengubah cara beriklan para pengusaha produk lokal, termasuk para pelaku UKM. Dengan platform ini hanya butuh waktu 15 menit untuk membuat sebuah iklan, dan produk langsung terpasang di 1500 digital screen yang tersebar di berbagai kota. Dengan kemudahan ini siapapun dapat beriklan di Adx Asia,” jelasnya.
Menurut Elbert, yang beda juga dengan advertising lainnya adalah mereka punya konten collection bagi. Sehingga memudahkan para pebisnis yang bingung untuk bisa beriklan sesuai dengan usaha yang mereka jalani.
Melalui Adx Asia, terbuka lebar kesempatan bukan hanya menjadi pemasang iklan, namun juga berkesempatan mendapatakan penghasilan bagi pelaku usaha dengan menyediakan tempat beriklan. Pasalnya, Adx Asia bekerja sama dengan sejumlah kafe-kafe, restoran, salon hingga gym yang memiliki perangkat televisi.
Beberapa layanan yang dihadirkan Adx Asia di antaranya adalah digital screen di berbagai tempat publik, OOH Advertising, product branding, digital advertising. Selain itu, untuk setiap konten dari pelaku bisnis usaha yang akan dipasang bisa berkonsultasi dulu dengan tim konsultan branding dari Adx Asia.
Alhasil, kini mereka telah membantu mempromosikan bisnis lebih dari 200 perusahaan yang mayoritas berskala kecil menengah. Mereka juga menghadirkan lebih dari 300 titik beriklan di ruang publik dengan dukungan tim sekitar 50 orang karyawan.
“Kami bertujuan untuk mengefisienkan dunia periklanan. Oleh karena itu, tagline kami adalah advertising for everyone. Karena semua orang ingin jadi pemenang dan semua orang memiliki kesempatan yang sama,” ujarnya.
Pertumbuhan Bisnis
Berdasarkan pengalaman, Elbert paham bahwa startup adalah bisnis yang penuh tantangan. Apalagi Adx Asia tebilang masih pendatang baru di dunia periklanan. Namun dia tertantang untuk terus mengembangkan diri.
Oleh karena itu, Elbert punya pesan bagi mereka yang ingin memulai usaha rintisan. “Untuk teman-teman startup lain yang baru mau mencoba bisnis, lompat aja dulu. Jadi jangan kebanyakan mikir. Memang memulai startup itu akan banyak lukanya, banyak jatuhnya, tapi jangan nyerah. Makanya saya setuju jika ada orang yang bilang, bikin startup itu kayak bikin pesawatnya di tebing dan terbangnya di jalan. Itu benar banget. Kalau nabrak artinya bisa berubah. Jangan kaku karena pivot itu berarti bisa banyak melihat maunya pasar,” kata Elbert
Hal itu juga yang alami Elbert dalam menjalankan Adx Asia. Di awal ada banyak tantangan, termasuk dalam hal complain dari pelanggan. Namun hal itu tidak menyurutkan semangat untuk terus menjalankan usaha. “Komplen sudah banyak yang kami temui dan datang dari klien. Mulai dari oprasional sampai iklan kok nggak ada suaranya. Kayak gitulah. Nah, kalau sudah begitu, langsung bikin permohonan maaf dan kami langsung memperbaiki,” kenangnya.
Kini, belajar dari pengalaman Elbert mengaku terus mengedepankan layanan. “Kalau kami saat ini fokusnya melayani konsumen. Jadi di sini kami berusaha untuk menjawab semua kebutuhan konsumen itu apa, dan memang ingin fokus ke arah itu sih,” ucapnya lagi.
Salah satunya dengan meluncurkan digital channel khusus untuk melayani para UKM. Adx Asia memberikan layanan konsultasi untuk membuat content marketing apa yang cocok dengan UKM.
“Kami sadar bahwa UKM adalah bisnis entry level yang butuh banyak dukungan. Oleh karena itu, selain mendorong mereka masuk ke dunia digital, kami juga membantu mereka dengan membuat kelas edukasi agar mereka dapat lebih paham tentang dunia digital,” jelasnya.
Dari hubungan ini dia mendapati masalah yang dihadapi UKM, termasuk dalam hal metode pembayaran. Sehingga mereka pun menerapkan sistem pembayaran tak hanya lewat kartu kredit, juga dengan transfer. “Setidaknya kami hadir di sini ingin mempermudah kesulitan-kesulitan itu,” ujar Elbert.
Saat ini, diklaim Elbert, Adx Asia tercatat mengalami pertumbuhan bisnis sebesar 10 kali lipat dari awal berdiri. Sementara, tahun ini, platform menargetkan pertumbuhan 5 kali lipat dari tahun 2018.
Harus diakui Adx Asia terbilang berani dalam menetapkan harga. “Untuk harga digital screen kami mulai dari harga Rp 11 ribu, boleh dibilang beli nasi goreng saja udah nggak dapat harga segitu,” tegasnya.
Ke depan, bersama timnya, Elbert mengatakan akan lebih meningkatkan layanan Adx Asia. “Untuk tahun ini kami ingin make sure seberapa efektifkah kampanye yang telah dijalankan. Selain itu, kami juga berharap akan banyak fitur baru yang dirilis tahun ini. Ke depan, kami juga berencana untuk membuat creative in house untuk mem–provide klien yang membutuhkan konten iklan,” pungkasnya.
=======================================
Elbert Ludika Toha
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 02 September 1989
- Pendidikan : Master of Science, Nanyang Technological University, Singapura
- Pekerjaan : Founder & CEO ADX Asia
- Mulai Usaha : 2016
- Jumlah Tim : 50 orang
========================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post