youngster.id - Tim mahasiswa dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB University membuat alat inovasi bernama Erbron C. Dengan alat ini pekerjaan mengambil brondolan sawit jadi lebih cepat dan mudah.
Erbron-C dibuat oleh Tegar Nur Hidayat, Sanhaji, Dikki Hendra Pratama, Affan Afrizal Gani, Maulana Malik Yusuf di bawah bimbingan Dr Ir Radite P.A. Setiawan, MAgr. Ini merupakan alat pengutip brondolan sawit yang berbasis mekanisme jepitan dari unit pengutip spiral baja ataupun dapat digunakan juga fiber rod untuk mengambil brondolan sawit disertai desain alat yang ergonomis.
“Alat ini dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan turunnya kualitas dan kuantitas produksi minyak kelapa sawit akibat teknik pengutipan brondolan sawit yang masih menggunakan cara manual dan kadangkala para pekerja bahkan menggunakan alat garuk/sekop,” kata Tegar Nur Hidayat, Ketua Tim Pencipta Erbron- C dalam keterangannya, Rabu (8/1/2020).
Menurut dia, teknik manual yang selama ini digunakan dapat melukai sawit (asam lemak bebas meningkat) dan membawa banyak kontaminan (pasir, serasah, tanah). Hal ini dapat menurunkan rendemen minyak sawit (CPO) dan pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap harga jual.
“Kami juga telah melaksanakan secara nyata di lapangan melalui uji lapangan di PTPN VI, Jambi dan diterapkan langsung oleh para pekerja. Tahap ini sedang direvisi berdasar uji lapangan di PTPN VI. Jika telah direvisi dan alat telah optimal dari sebelumnya maka akan direncanakan produksi massal mengingat paten telah didapatkan dan alat ini sangat dibutuhkan di perkebunan sawit,” tambahnya.
Alat ini memiliki kemampuan sebagai pengutip brondolan sawit yang cepat, efektif dan bersih dari terikutnya kontaminan disertai desain yang kompak. Selain itu alat ini juga memiliki gagang yang dapat disesuaikan sehingga dapat memudahkan pekerja. Ditambah lagi biaya total yang digunakan untuk pembuatan Erbron-C terhitung murah.
Tegar menambahkan bahwa ke depannya, ia bersama dengan empat rekannya akan melakukan pengembangan lebih lanjut. Erbron-C sudah mendapat nomor paten sederhana.
Inovasi ini berhasil mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional maupun internasional. Yaitu Medali emas poster dan presentasi di PIMNAS 32, Juara 1 Tanoto Student Research Award, juara 1 Agricultural Engineering for Sustainable Agriculture Production Student (AESAP) Design Competition, Juara 2 dalam ASEAN-India, dan yang terakhir adalah penghargaan pada Anugerah Kemahasisiwaan III Tahun 2019 oleh Direktorat Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemendikbud.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post