youngster.id - Sekarang ini gagasan modern tentang pendidikan banyak bermunculan. Salah satunya adalah pendidikan berbasis minat dan bakat anak. Mengetahui bakat atau minat itu penting bagi kehidupan seseorang di masa depan.
Gagasan ini juga bukan hal baru. Kalangan dunia pendidikan meyakini kecerdasan intelektual tidak menjadi satu-satunya tolak ukur keberhasilan orang bersaing, khususnya di dunia kerja. Kini, tidak sedikit yang menganggap softskill lebih penting. Dan ketekunan menggeluti bidang minat/bakat kita akan mendukung berkembangnya softskill. Sehingga seseorang akan memiliki keunikan dibanding individu yang lain dan itu akan membantu dalam melewati berbagai persaingan di kehidupan ini.
Percaya akan hal itu membuat Erix Soekamti mendirikan sebuah sekolah gratis sebagai wadah penyalur anak muda Indonesia yang memiliki bakat. Sekolah bernama Does University merupakan sekolah minat bakat gratis yang merupakan wujud community social responsibility (CSR) Endank Soekamti bersama Kamtis Family dan semua pihak yang peduli pada pendidikan generasi muda Indonesia.
“Jadi Does University itu adalah sekolah minat dan bakat. Secara spesifik, kami hanya mengajarkan pendidikan yang murid-murid suka aja. Karena selebihnya bukan kewajiban dan keharusan. Contoh pelajaran matematika bukan satu keharusan, sehingga tidak akan ada murid yang tidak mengerjakan matematika lalu akan di drop out,” kata Erix kepada youngster.id saat ditemui di Panhead kawasan Kebayoran Jakarta Sabtu (21/9/2019).
Pria yang berpenampilan sangar dengan tato dan tindik menghiasi tubuhnya ini ternyata sangat peduli pada pendidikan anak muda. Menurut Erix, Does University merupakan kontribusi dari dirinya dan personil Endank Soekamti lain untuk Indonesia di luar kegiatan bermusik. Melalui sekolah ini, dia ingin para siswa bisa mengejar impian yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
“Ada dua alasan yang mendorong saya mendirikan sekolah minat dan bakat ini. Kami sebagai band dan musisi berpikir apa yang selanjutnya dapat kami lakukan setelah 19 tahun berdiri. Sekarang Endang Soekamti musik sudah selesai, selanjutnya kami harus membuat sesuatu yang sifatnya untuk berkontribusi untuk Indonesia. Yang nyata dapat dimulai dengan apa yang disukai aja. Kebetulan kami punya visi dan misi yang sama yaitu di dunia pendidikan,” ungkapnya.
Sekolah gratis ini didirikan Erix bermodalkan donasi dari Kamtis Family, sebutan dari para fans Endank Soekamti yang di Facebook Fan Page Endank Soekamti tercatat berjumlah sekitar 2,2 juta anggota. Untuk angkatan pertama, Erix fokus Does University membuka kelas ilmu multimedia dan animasi untuk 10 siswa. Mereka berasal dari berbagai daerah, di antaranya Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Balikpapan, dan Bali.
Kini sekolah yang diresmikan pada 15 Desember 2015 di Ungaran, Jawa Tengah itu telah berkembang dengan jumlah total alumni dan murid sekitar 635 orang. Kurikulumnya juga telah bertambah.
“Sekarang kami juga memiliki fasilitas untuk spesialisasi animasi, 3D modeling, Compositing, Proggraming dan Visual Efek. Does University ini sekarang sudah 6 generasi, alhamdulillah,” ujarnya.
Membuat Alternatif
Nama Does itu singkatan dari Diary of Erix Soekamti yang pernah dirilis dalam bentuk video diary di tahun 2012. Dalam video itu terungkap alasan Erix mengundurkan diri dari Sekolah Menengah Musik Yogyakarta yang pendidikannya setara dengan SMA.
Erix mengungkapkan ketika itu dia merasa sekolah gagal memuaskan minat dan bakatnya bermain bas gitar. Pihak sekolah justru memintanya untuk bermain terompet.
“Passion di musik tapi saya ini gagal. Gagalnya bukan karena musik tapi karena kurikulum yang dibangun, dan sistem pendidikannya. Pelajaran-pelajaran yang saya tidak ingin dan saya tidak punya bakat untuk itu memberi saya nilai jelek sampai saya akhirnya memutuskan untuk keluar. Dari sana lahir pemberontakan yang kami sampaikan dengan cara nyata, yaitu membuat alternatif. Karena kami tidak akan mampu untuk mengubah sistem pendidikan Indonesia, maka kami membuat alternatif jika ada keahlian khusus tapi nggak pintar untuk yang lain, ya kami ada tempatnya di Does University ini,” paparnya.
Dengan modal sebesar Rp 300 juta, Does University dibangun dengan memanfaatkan gedung bekas hotel agar bisa menampung para peserta didik.
“Sebenarnya, modal pertama untuk bangun sekolah ini adalah modal kontrakan dengan kapasitas 10 orang, waktu itu kami ngontrak di Jl Godean dengan 10 komputer karena murid pertama kami di sini hanya 10 anak. Traning for trainner. Alhamdulillah sekarang kami ada tempat Soekamti Land dengan fasilitas seperti kampus-kampus di university dengan kapastitas untuk 100 orang,” terang Erix bangga.
Butuh proses untuk bisa berkembang seperti ini. Erix mengaku dia juga merancang kurikulum pendidikan selama satu tahun untuk ilmu animasi dan komunikasi, dari membangun silabus pendidikan hingga merekrut tenaga pengajar yang kompeten dari siswa didik sebelumnya.
Tentu ada banyak kendala yang dia hadapi di awal perjalanan. Kendala klasik yang ditemui adalah soal pendanaan. Menabukan meminta-minta, Erix menjual berbagai merchandise Does University seperti t-shirt, tas, jam, sepatu, dan kacamata kayu yang dibuat kolaborasi bersama pelaku industri kreatif lainnya.
Kendala lainnya adalah meraih kepercayaan orang tua para murid untuk memberi izin anaknya belajar. Pasalnya, konsep sekolah ini dengan sitem karantina. Jadi para murid belajar, makan, tidur dan menjalankan aktivitas sehari-hari di dalam kampus Does. Setelah satu tahun belajar, para siswa berkewajiban mengabdi selama satu tahun berikutnya untuk mendidik adik kelas di angkatan berikutnya.
“Cara mengatasinya yang kami lakukan di sini adalah memberi contoh saja. Apa yang telah dilakukan Endank Soekamti dan Erix Soekamti secara pribadi itu memang harus bisa dipercaya sama orang tua tanpa harus berkata-kata,” tegasnya.
Fokus Ke Sosial
Kini Does University tumbuh dengan dan berkembang secara cepat. Total jumlah murid dan alumni ada 635 orang. Tak berhenti sampai di sana, Erix mulai memberikan pendidikan teknologi bagi para difable mengenal era digital lebih dekat.
“Kalau Target Does University dalam beberapa tahun belakangan ini kami sedang bekerjasama dengan beberapa kampus di daerah. Salah satunya kami sedang coba di Bandung. Untuk membuat Does University programmer khusus difable. Kami akan coba untuk 5 murid dulu, training for trainner selanjutnya mereka akan mengikuti proses yang Endang Soekamti dulu. Kontraknya adalah untuk mengajar lagi sehingga murid ini dididik untuk jadi trainer agar mengajari adiknya, dan begitu juga seterusnya,” ungkapnya.
Erix mengaku sudah menyerahkan pengelolaan Does University kepada para murid yang telah menjadi alumni. “Sekarang sekolah ini sudah dilanjutkan oleh para senior-seniornya, karena mereka sangat memiliki kampus kami ini, mereka semua yang bisa membangun kampus ini hingga bisa terus tumbuh lebih baik lagi,” katanya.
Dia sendiri sekarang fokus ke bidang sosial lain seperti Tirta Nusantara dan Salam Indonesia. Tirta Nusantara adalah kegiatan untuk mengadakan ketersediaan air bersih di pulau-pulau terpencil di Indonesia. Program ini dimulai dari Pulau Kepa di kawasan Alor Kecil. “Kami ingin kesuksesan dari pulau ini ingin kami tularkan ke pulau lain di Indonesia,” lanjut dia.
Sejumlah pengembangan usaha lain telah banyak dilakukan Erix Soekamti bersama bandnya Endang Soekamti yang turut menggandeng beberapa musisi Tanah Air lainnya.
“Kami mendirikan euforia audio visual dalam bentuk sebuah production house (PH) bersama band Endang Soekamti. Kemudian ada euforia digital itu semacam agregator yang dipakai sebagai infrastuktur bagi teman-teman musisi untuk mendistribusikan karyanya. Kemudian ada juga euforia publisher yang kami bikin 2 tahun belakangan ini yang dikepalai oleh Dody Soekamti. Fungsinya publisher ini untuk melindungi karya cipta dari musisi-musisi di Indonesia. Semua gratis dan akan sharing profit jika ada keuntungan,” ungkapnya.
Selain itu dia juga membangun bisnis baru bernama belialbumfisik.com yang fokusnya untuk membuat album fisik premium seperti album dari Iwan Fals, Rizki Febrian, Didi Kempot, dan termasuk Endank Soekamti.
“Saya yakin kalau setiap orang yang menjalankan passion–nya dan lebih menghargai tiap apresiasi yang mereka terima maka dunia akan lebih baik. Saya nggak mau menciptakan sekolah yang malah menghasilkan pengangguran, tetapi sekolah yang muridnya bisa menciptakan lapangan pekerjaan mereka sendiri,” pungkasnya.
================
Erix Soekamti
- Tempat Tanggal Lahir : Surabaya 1 April
- Pekerjaan : Musisi & Founder Does University
- Nama Usaha : Sekolah Bakat Does University
- Mulai usaha : 15 Desember 2015
- Modal : Lebih dari Rp 300 juta
=================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Wida
Discussion about this post