youngster.id - Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu penggerak ekonomi bangsa. Di tengah era digital, UKM juga harus dapat mengikuti perkembangan teknologi. Berangkat dari itu, tim Mahasiswa Tekno Prima Lestari dari Universitas Mohammad Husni Thamrin tertantang menciptakan inovasi berupa aplikasi Growback.
Aplikasi ini merupakan hasil karya rancangan mahasiswa untuk mendukung aktifitas ekonomi perdagangan keliling. Karya ini merupakan tindak lanjut dari program Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia yang didanai oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI, sesuai dengan SK Dirjen Belmawa Nomor 185/B/HK/2019.
“Aplikasi Growback diciptakan untuk dapat menghubungkan masyarakat dengan semua pedagang keliling, agar kedua pihak dapat bertransaksi dengan mudah dan cepat,” kata Ahmad Fajar Dwianto, Ketua Tim Tekno Prima Lestari, pada peluncuran aplikasi Growback Sabtu (26/10/2019) di Kampus Mohammad Husni Thamrin Jakarta.
Sebelum resmi diluncurkan, aplikasi Growback telah didaftarkan kepada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI. Pada acara peluncuran, tim Tekno Prima Lestari telah menyediakan aplikasi ini agar dapat diunduh di Playstore.
“Kami yakin hadirnya aplikasi ini akan dapat memberdayakan banyak UMKM dan membantu masyarakat, yang biasanya mereka saling menunggu tanpa kepastian. Tentunya melalui aplikasi ini sekaligus untuk menjawab ketidakpastian yang selama ini dirasakan pedagang dan pembeli pada akhirnya dapat dipertemukan,” papar dia.
Lebih dari itu, pedagang yang dapat terbaca dan dipesan oleh masyarakat menggunakan aplikasi Growback ini harus berjarak maksimal 5 kilometer dari pembeli.
“Dari yang tangkap selama ini, inti permasalahannya adalah kedua belah pihak tidak mengetahui posisi satu sama lainnya, sehingga seringkali hanya bisa menunggu tanpa kepastian. Coba bayangkan, masyarakat punya baju robek dan memerlukan tukang jahit keliling. Dia menunggu berhari-hari, tapi tukang jahit keliling tidak kunjung datang. Begitu baju itu selesai dijahit di tempat lain, tukang jahit malah baru lewat. Apa yang terjadi? Ya, keduanya mengalami kerugian, baik waktu, tenaga dan kehilangan peluang transaksi,” jelas Ahmad Fajar.
Tim Tekno Prima Lestari berharap dengan adanya aplikasi ini, para pedagang yang selama ini berkeliling tanpa arah dan tujuan yang tepat, dapat lebih mudah dan cepat dalam mencari dan melayani pembeli. Oleh karena itu, pemasaran aplikasi ini akan ditujukan kepada pedagang yang telah memiliki manajemen terpusat.
Adapun pendanaan aplikasi ini bersumber dari hibah Pemerintah dan bantuan Universitas Mohammad Husni Thamrin Jakarta. Tim Tekno Prima Lestari berharap mendapat dukungan di sisi permodalan agar dapat merekrut lebih banyak lagi pedagang sebagai mitra dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pembeli.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post