youngster.id - Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, persentase pengusaha di Indonesia masih terbilang rendah, hanya sekitar 3,10% dari total jumlah penduduk. Untunglah mulai banyak anak muda yang tertarik dan terjun berwirausaha.
Kementerian Koperasi dan UKM RI melaporkan bahwa secara jumlah unit, UMKM memiliki pangsa sekitar 99,99% (57,9 juta unit) dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia (data tahun 2013). Sementara itu, usaha besar hanya sebanyak 0,01% atau sekitar 5000 unit. UMKM ini menyerap sekitar 104,6 juta tenaga kerja (88,9%), Usaha Kecil 5,57 juta (4,73%), dan Usaha Menengah 3,95 juta (3,36%). Sedangkan Usaha Besar menyerap sekitar 3,54 juta jiwa. Artinya secara gabungan UMKM menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional.
Dari jumlahnya yang sangat banyak dan besarnya peran dalam menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang secara umum tidak berpendidikan tinggi, membuat peran keseluruhan UMKM, khususnya Usaha Mikro, amat penting bagi perekonomian.
Sayangnya, minat berwirausaha masyarakat Idnonesia masih minim. Bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga, rasio masyarakat Indonesia yang berwirausaha tidak sampai 4% dari total penduduk Indonesia (BPS 2016). Rasio itu lebih kecil ketimbang Malaysia yang mencapai 5% dari total penduduknya, Singapura 7%, Tiongkok 10%, Jepang 11%, dan Amerika Serikat 12%.
Belakangan ini mulai banyak anak muda yang terjun berwirausaha. Salah satunya adalah Haykal Satria Panjeraino. Alumni Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) ini membangun layanan jasa produksi pakaian olahraga (sport apparel) dengan merek Panjers.
“Hobi saya berolahraga. Jadi saya punya bekal pemahaman soal kebutuhan bahan dan spesifikasi pakaian yang berbeda-beda untuk masing-masing cabang olahraga. Akhirnya saya sangat tertartik untuk mengembangkan bisnis ini,” ujar Haykal saat ditemui youngster.id di Jakarta.
Haykal adalah salah satu pemenang kompetisi SiDU Youth Entrepreneurs Forum (SiDU YEF) 2019. Melalui merek Panjers ini ia menghadirkan apparel atau penyedia peralatan dan produk pakaian olahraga.
“Sejak awal saya ingin mengembangkan Panjers menjadi produk apparel olahraga lokal yang memberikan kebutuhan dan keinginan masyarakat Indonesia akan produk olahraga yang berkualitas,” ucapnya.
Membandingakan produk lokal dengan luar negeri memang masih jauh. Ini disebabkan oleh teknologi modern sehingga produk luar mampu menghasilkan apparel kelas dunia. Namun, Haykal yakin produk apparel sport lokal mulai mendapat tempat di hati masyarakat Indonesia.
Hobi Jadi Bisnis
Sebagai anak muda yang hobi berolahraga, Haykal menyadari peluang bisnis produk pakaian olahraga. Bahkan, sebelum membangun merek Panjers, dia sudah mengoleksi jersey, yang kemudian jadi penjual juga. Oleh karena itu, setelah lulus kuliah dia memutuskan bahwa ini adalah bisnis yang tepat.
“Bisnis ini sesuai dengan passion saya yang memang dari dulu suka dengan olahraga,” ujar penggemar Persib itu.
Berangkat dari situlah, mahasiswa jurusan kewirausahaan Sekolah Bisnis Manajemen ITB ini membangun Panjers, yang berpusat di Kota Bandung.
Haykal mengaku memulai usaha ini pada 2017, dengan modal tabungan uang jajan yang diberikan orangtuanya, yakni sebesar Rp 5 juta. Modal itu dia gunakan untuk membeli bahan, mencari pabrik konveksi.
“Jadi mulai dari operasional, pemilihan bahan, sampai ke konveksi itu saya semua yang handle. Tetapi untuk desain saya punya freelancer dari Jakarta. Untuk urusan desain saya serahkan semua sama dia,” ujar anak pertama dari dua bersaudara itu.
“Strategi pemasaran yang selama ini saya lakukan salah satunya menjadi sponsor untuk event olahraga di beberapa kampus dan kebanyakan event-nya berlangsung di Bandung Jawa Barat. Alhamdulillah saat ini sudah lebih dari 1000 pieces pakaian olahraga untuk beberapa cabang olahraga seperti running, sepakbola, basket, bola voli sama futsal. Dan, saya memang fokus membuat baju olahraga untuk tim,” terang Haykal. Dia bahkan sudah mensponsori Bandung Liga Champion.
Di sisi lain, Haykal sadar bahwa sebagai pendatang baru, produk Panjers harus memiliki nilai lebih. Oleh karena itu, dia melakukan kombinasi pada penggunaan bahan.
“Kalau sekarang produk inovasi yang benar-benar baru itu memang belum ada, karena memang SDM saya masih terbatas banget. Tetapi saya mencoba membuat produk baru dengan inovasi melalui cara kombinasi. Jadi kalau melihat pasar ada beberapa macam bahan olahraga, misal ada yang pori-porinya besar, lalu ada yang pori-porinya kecil. Di sini saya mencoba untuk mengkombinasikan itu semua, lalu saya melihat kegunaan dari setiap bahan,” ungkapnya.
Haykal menjelaskan, bahan-bahan yang memiliki pori-pori besar untuk dikenakan dalam kegiatan yang mengucurkan banyak keringat. Sedangkan bahan untuk pori-pori kecil sebaliknya. “Jadi saya coba sesuaikan, kayak untuk bagian punggung saya memakai bahan yang pori-pori besar. Dan kalau depannya saya pakai bahan dengan pori-pori yang biasa aja,” ujar Haykal.
Meski bisnis apparel sport mulai marak di pasaran, tetapi pria kelahiran Padeglang ini tidak berkecil hati. “Saya nggak masalah membangun bisnis yang sudah ada dan banyak dijalankan orang. Kuncinya, selalu menjadi yang terbaik di bidang itu. Selain itu, harus punya visi yang panjang sehingga bisa membuktikan diri kita untuk menjadi yang terbaik di industri tersebut,” tegasnya.
Mimpi dan Visi
Haykal menuturkan, selama 2 tahun bisnis berlangsung kekurangan sumber daya manusia menjadi salah satu kendala yang sering ditemuinya. Namun hal itu tidak menghambat dirinya untuk terus berusaha.
Menurut Haykal, bisnis rintisannya itu dibangun dengan kekuatan dalam bidang digital marketing. Dengan demikian produk Panjers jadi lebih dikenal oleh khalayak. Dia juga bersyukur memiliki mitra dan kekuatan dalam mengelola operasional dan keuangan sehingga Panjers bisa tetap survive dan berkembang.
“Sekarang jumlah pesanan setiap bulannya bisa mencapai 100 pieces. Kami ada 5 paket dari yang standar sampai paket yang bagus. Untuk harganya, yang paling murah satu stel Rp 115 ribu. Sedangkan untuk paket mahal itu bisa seharga Rp 200 ribu satu stelnyaiap bulan omzetnya sekitar Rp 20 juta,” ungkapnya.
Disebutkan Haykal, jatuh bangun dalam perjalanan bisnis tentu saja ditemuinya. Bahkan, diakuinya, terkadang dia merasa jenuh ketika bisnis berada di posisi terendah.
“Jenuh kadang datang ketika bisnis sedang menghadapi banyak masalah sih. Misalkan di tempat produksi ngaret, ada complain. Itu malah bikin stress. Kadang-kadang di situ mikir, apa sekarang kerja atau melanjukan bisnis aja? Tetapi di situ saya menguatkan lagi, dan saya bertanya kepada diri saya sendiri lagi komitmen saya mau apa sih sebenarnya,” cerita Haykal.
Untuk membesarkan kembali nama brand Panjer, pengembangan lain dalam bentuk membuat produk satuan sepertinya telah dipersiapkan Haykal jauh-jauh hari bersama timnya.
“Saya kepingin riset untuk melakukan pengembangan melalui science dan teknologinya. Nanti rencana itu berjalan saat melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Kalau sekarang rencana pengembangannya ingin buat produk yang satuan. Saya ingin bikin produk untuk keperluan cabang olahraga lari, futsal, dan badminton. Dan, saya juga ingin bikin clothing line, tetapi streetware dengan konsep sporty,” ucap Haykal.
Bagi Haykal, industri olah raga di Indonesia yang begitu potensial masih belum dieksploitasi maksimal oleh para wirausaha lokal.
“Saya punya mimpi, ke depan dapat mengembangkan produk baju dan peralatan olahraga dengan teknologi dan science. Sehingga bisa mengangkat atlet-atlet di daerah supaya semakin maju prestasinya dan bisa berlaga ke kompetisi dunia,” ucapnya.
=========================================
Haykal Satria Panjeraino
- Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, Banten 12 Februari 1999
- Pendidikan : S1, Kewirausahaam SPM ITB
- Pekerjaan : Founder & CEO Panjers
- Mulai usaha : Agustus 2017
- Nama brand : Panjers
- Modal awal : Rp 5 juta
- Jumlah tim : 5 karyawan
- Omset : Rp 20 juta perbulan
Prestasi :
- Juara I Kompetisi SiDU Entrepreneurs 2019
- Indonesian Delegates, Future Leader Congress Bangkok 2018
- Top 100 National Finalist Telkom Socio Digi Leaders, Agustus 2017
========================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post