youngster.id - Liburan diyakini oleh banyak milenial memiliki peran yang sama pentingnya dengan karir. Berekreasi membuat hidup seseorang menjadi seimbang. Dan momen akhir tahun menjadi pilihan banyak orang untuk berlibur. Kebutuhan ini melahirkan bisnis travel agent, baik konvensional maupun digital.
Sektor pariwisata menjadi salah satu primadona dalam pembangunan nasional dalam beberapa tahun terakhir. Tercatat bahwa pada tahun 2018 devisa yang berhasil didapatkan dari sektor pariwisata sebesar US$ 17,6 milyar. Perolehan tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2017 yang hanya US$ 16, 8 milyar.
Di sisi lain, sektor online travel juga terus tumbuh. Merujuk pada data Google e-Conomy SEA 2019 yang disusun oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, pendapatan ekonomi digital di Indonesia hingga akhir 2019 mencapai US$ 40 miliar. Dari total keseluruhan angka tersebut, sektor online travel menyumbangkan kontribusi pendapatan 10,2%.
Tak heran jika pertumbuhan Online Travel Agent (OTA) akan makin masif pada tahun depan. Hal ini seiring dengan komitmen pemerintah terhadap prioritas pembangunan kawasan wisata baru. Pemerintah saat ini telah menetapkan 5 destinasi super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika dan Likupang. Pemerintah juga menargetkan kunjungan wisman pada tahun 2020 sebanyak 21,6 juta orang. Diharapkan wisman semakin naik dan lamanya tinggal serta pengeluaran wisman yang awalnya hanya US$ 1200 per kunjungan, dapat lebih naik lagi.
Berangkat dari kondisi ini, sekelompok anak muda membangun marketplace pariwisata bernama Travinesia. Mereka adalah Ghulam Halim Furqoni, Haraldi Ichsan, Irfan Haryanto, Afif Hilman, Bagus Ali, Azmy, Ilham dan Imam Rahmansyah. Tim alumni kampus Institut Pertanian Bogor ini mengembangkan platform yang mengumpulkan travel agent dari berbagai daerah di Indonesia untuk memasarkan paket wisata mereka.
“Ide membuat Travinesia muncul karena banyaknya keluhan dari agen travel konvensional di era digital yang kesulitan dalam memasarkan paket wisatanya. Travinesia lalu mewadahi penjualan paket wisata bagi agen travel konvensional tersebut,” ungkap Imam, yang bertindak sebagai Chief Marketing Officer Travinesia di kepada youngster.id di sela acara TechinAsia saat ditemui di JCC Senayan Jakarta baru-baru ini.
Menurut Imam, tidak hanya paket wisata yang sudah umum dan terkenal. Di Travinesia juga menyediakan paket wisata baru yang belum dikenal luas. “Kami berusaha memberikan wadah kepada agen travel, terutama yang berbentuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang masih kesulitan dalam memasarkan paket wisatanya. Jadi tujuan Travinesia ini didirikan untuk meningkatkan perekonomian travel agent yang UMKM. Mereka punya paket wisata tapi jarang terekspos,” ungkap Imam.
Promosi dan Kurasi
Imam mengungkapkan, sesungguhnya dari kedelapan founder ini, salah satunya pemilik travel agen dan usahanya dia sudah berjalan. Namun mendapati kesulitan untuk mempromosikan paket wisata. Menurut dia, agen travel yang memanfaatkan website sebagai media promosi adalah agen travel yang besar dan memiliki modal banyak. Padahal masih banyak agen travel yang berbentuk UMKM yang perlu dibantu untuk dipromosikan.
Sementara dari sisi pengguna (user) banyak yang menderita kerugian kaena terkena praktik penipuan yang dilakukan agen travel bodong. “Ini turut mempersulit traveler dalam mencari agen travel terpecaya,” ujarnya.
Dari masalah ini muncul ide untuk membantu keduanya. “Di satu sisi untuk memasarkan produk travel agen, dan di sisi user biar bisa berlibur dengan aman dan nyaman untuk bertransaksi,” ungkap Imam.
Usaha rintisan ini pun dibangun dengan modal bersama sekitar Rp 100 juta dan diluncurkan pada awal 2019. Travinesia mengklaim sebagai wadah yang menyajikan berbagai jenis wisata yang diinginkan, lokasi, tanggal berangkat, sampai durasi pikniknya.
Menurut Imam, untuk lebih meyakinkan, mereka melakukan kurasi kepada travel agent yang bergabung untuk memastikan bahwa travel agent itu benar-benar legal.
“Awalnya hal itu sangat menguras waktu, tenaga dan dana. Tetapi dengan bantuan teknologi, maka kendala itu akhirnya bisa teratasi. Sehingga kami dapat menjamin travel agent yang sudah bergabung dengan Travinesia sudah terjamin,” ucapnya.
Demikian juga dengan masalah pembayaran. “Biasanya agen travel meminta uang bayaran pada traveler di awal ketika memesan, tetapi pas hari keberangkatan mereka tidak mengontrak travel yang sudah memesan tiket sebelumnya. Untuk mengatasi masalah itu, Travinesia memberikan jaminan berupa uang kembali apabila traveler tidak bertemu dengan agen travel di hari keberangkatan yang sudah ditentukan,” jelas Imam lagi.
Saat ini sudah ada lebih dari 50 lebih travel agent yang tergabung di dalam Travinesia. Meski travel agent dari Jakarta masih mendominasi dari travel agen lain di seluruh Indonesia, yang sudah bergabung dengan Travinesia dari Aceh hingga Papua. Selain itu, wisata halal, misal yang saat ini kerap dicanangkan pemerintah menjadi keunggulan Travinesia dari marketplace lainnya.
“Untuk pengguna melalui aplikasi mobile yang mengunduh sudah lebih dari 150 pengguna, karena kami baru akan lebih gencar memasarkan produk kami. Dan kalau jumlah transaksi masih dari pribadi masih puluhan orang,” sambungnya.
Imam menjelaskan bahwa keuntungan yang didapat Travinesia adalah dari hasil per transaksi yang dipasarkan travel agent di setiap paket yang ditawarkan kepada pelanggannya. Biaya sebesar 5% per transaksi besaran itulah yang didapat oleh Travinesia.
“Jadi untuk travel agent dari setiap satu paket kami mendapat keuntungan dari penjualan tersebut. Dan kami juga ada biaya penjualannya, sekitar 5% yang didapat dari per satu transaksi per orang,” urainya.
Persaingan Usaha
Imam mengaku sebagai pemain baru di dalam bisnis industri pariwasata bukan tanpa halangan. Untuk itu, beberapa kategori maupun program untuk memenangi persaingan usaha telah dipersiapkan oleh tim Travinesia.
“Selain memiliki keunggulan dalam memasarkan wisata halal, keunggulan lain untuk memenangi persaingan usaha kami juga punya 8 kategori lain untuk membedakan kami dari yang lain dan memenangkan pasar. Kemudian kami juga memiliki 2 opsi paket wisata yaitu ada open trip dan private trip karena jarang orang menyediakan kedua hal itu dan kami menyediakannya. Sehingga user bebas memilih keinginan melalui kedua kategori tersebut, mungkin itu yang menjadi keunggulan kami juga,” paparnya.
Di sisi lain, untuk mengedukasi pasar sekaligus memperkenalkan Travinesia, startup ini gencar berpromosi terutama di media sosial. Paket wisata yang tersedia di Travinesia adalah beach, mountain, city tour, adventure, culture, honeymoon, sailing dan halal trip. Tidak hanya paket wisata ke tempat-tempat populer, tetapi juga ke tempat-tempat baru yang belum banyak dikenal.
“Di Indonesia masih banyak tempat-tempat wisata yang belum terekspos. Jadi kami menyediakan tempat wisata baru dengan mengajak agen travel terdekat di wilayah tersebut. Kami juga menyediakan dua tipe trip yaitu open trip dan private trip,” tambahnya.
Open trip disediakan bagi traveler yang suka bersosialisasi dengan pelancong lain dalam satu destinasi paket wisata. Sedang private trip dikhususkan bagi traveler yang ingin menikmati wisata yang lebih intim dengan keluarga terdekat.
Menurut Imam, mereka menargetkan dapat mengaet 200 users hingga akhir tahun 2019. “Kami akan lebih mendorong usaha untuk memperkenalkan Travinesia ke khalayak, termasuk wisatawan asing. Kami juga mau memperbanyak user dan travel agent dulu,” ucapnya.
Imam optimis peluang di industri OTA masih besar. Bahkan dia berharap startup ini dapat menjadi next unicorn.
“Kami yakin bisnis ini akan berkembang, apalagi platform ini dibutuhkan oleh masyarakat untuk mempermudah mereka melakukan perjalanan,” pungkas Imam dengan penuh optimis.
====================
Imam Rahmansyah
- Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 15 Maret 1995
- Pendidikan Terakhir : Ilmu Komputer, IPB
- Usaha yang dikembangkan : membangun marketplace bagi travel agent konvensional
- Nama brand : Travinesia
- Mulai Usaha : Awal tahun 2019
- Jabatan : Co-founder, CMO & Software Enginerring Frontend Travinesia
- Modal : sekitar Rp 100 juta
- Jumlah Tim : 8 orang
===================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post