youngster.id - ASEAN Foundation dan perusahaan software multinasional SAP mengadakan kompetisi ASEAN Data Science Explorer untuk siswa dan mahasiswa di Negara-negara anggota ASEAN. Dari 10 tim perwakilan Negara anggota ASEAN, Tim dari Indonesia berhasil meraih juara kedua.
Tim Omotesando yang terdiri dari Febe Rahelea Epafras dan Vida Manuela Cornelius mahasiswi Fakultas Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI). Mereka mempresentasikan solusi “branches banking” untuk mempercepat penyertaan keuangan sebagai solusi untuk memberantas kemiskinan lewat perbankan tanpa cabang.
“Kami sadar banyak orang Indonesia yang belum punya akses financial institution. Contohnya teman-teman yang ada di rural area, di pedesaan jauh dari kota, uangnya saja masih disimpan di bawah matras. Kami ingin sekali bisa mengajak mereka untuk punya akses ke financial institution,” kata Febe dan Vida saat ditemui usai Grand Final ASEAN Data Science Explorer, Rabu (29/11/2017) di Kantor Sekretariat ASEAN Jakarta.
Menurut keduanya, isu pemberantasan kemiskinan dapat ditemuka solusi dengan menggunakan teknologi. “Dengan mempercepat penyertaan keuangan melalui perbankan tanpa cabang akan dapat membantu perekonomian masyarakat, terutama mereka yang tinggal di daerah-daerah,” ujar Vida.
Keduanya adalah juara pertama pada kompetisi Data Science Explorer tingkat nasional yang digelar beberapa waktu lalu. Untuk tingkat regional, kompetisi ini telah mengumpulkan 804 peserta dari 112 institusi di 10 negara ASEAN.
Pada grandfinal yang digelar di Jakarta, terpilih sebagai juara I adalah tim ASEANalyst dari Universitas Monash, Malaysia. Dan juara ketiga adalah tim Bangkok Brothers dari Chulalongkorn Univerisitas Thailand.
Elain Tan, Executive Director ASEAN Foundation mengatakan, kompetisi ini bertujuan untuk memperlengkapi para pemuda ASEAn dengan kterampilan yang mereka butuhkan dalam mengatasi masalah masyarakat. “Dengan ekonomi digital kaum muda dapat menciptakan solusi yang tidak saja berdampak bagi diri mereka sendiri, tetapi juga untuk masyarakat di Negara mereka. Selain itu untuk mengkatalisis inovais dalam pembangunan berkelanjutan dan berdampak sosial,” ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Claus Andresen, Presiden dan Managing Director untuk SAP Southeast Asia, kompetisi ini merupakan inisiatif SAP dan ASEAN Foundation untuk mendorong para peserta merancang wawasan berbasis sosial. Secara khusus menyoroti isu seputar enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nation Sustainable Development Goals) di negara ASEAN.
Adapun isu mencakup (1) kesehatan dan kesejahteraan yang baik, (2) pendidikan berkualitas, (3) kesetaraan gender, (4) air bersih dan sanitasi, (5) pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, (6) kota dan masyarakat yang berkelanjutan.“Kami bersemangat membantu pemerintah dan bisnis mencapai aspirasi mereka dengan memanfaatkan teknologi,” ucap Claus. Berikutnya, Singapura akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan final regional ASEAN Data Science Explorer 2018.
STEVY WIDIA
Discussion about this post