youngster.id - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bekerjasama dengan Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) memperkenalkan industri Indonesia di Marche International du Disque et de l’Edition Musicale (MIDEM) 2018 pada 5-8 Juni 2018 di Cannes, Prancis. Ini adalah kali pertama Indonesia turut serta di ajang pameran musik internasional dengan format business to business (B2B).
Boni Wahyu Pudjianto Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Deputi Pemasaran Bekraf mengatakan, kegiatan ini sebagai salah satu langkah dalam membangun keberlanjutan ekosistem perekonomian kreatif di Indonesia, khususnya pada subsektor musik.
“MIDEM 2018 menjadi ajang global bergengsi yang paling dinanti untuk berbagi inspirasi, menciptakan peluang kolaborasi dan membangun hubungan profesional bersama antara industri musik Indonesia dengan industri musik dunia,” kata Boni dalam press conference MIDEM 3018, Kamis (31/5/2018) di Djakarta Theater Jakarta.
Boni mengungkapkan, musik adalah salah satu subsektor prioritas yang ditetapkan Bekraf. Oleh karena itu, keikutsertaan Indonesia pada MIDEM 2018 ini diharapkan mampu memberikan stimulan bagi industri musik di Indonesia. Selain itu, musik Indonesia dapat semakin dikenal pada level internasional. Sehingga semakin banyak pelaku pada industri musik dari seluruh dunia yang menanamkan investasinya di Indonesia.
“MIDEM memiliki misi untuk mendukung pengembangan bisnis dan inovasi yang dilandaskan pada 4 (empat) nilai dasar, yaitu kerja sama, kreatifitas, pemberian inspirasi dan edukasi serta inovasi di bidang musik. Hal ini sejalan dengan misi Bekraf. Apalagi ajang ini akan diikuti oleh label dan publisher internasional, music distributor, musisi, produser, film-makers, perusahaan teknologi dan start-up, hingga game developers dan animators,” paparnya.
Untuk mensukseskan dan mengenalkan musik di Indonesia, Bekraf juga akan melakukan beberapa kegiatan, seperti: pembangunan Pavilun Indonesia, Indonesia Panel, dan Speedmeeting, serta pemasangan promosi Indonesia di mega billboard di kota Cannes.
Paviliun Indonesia akan mendisplay dan mempromosikan pelaku kreatif subsektor musik Indonesia yang sebelumnya sudah pernah mengikuti pameran-pameran internasional lainnya, seperti: Kuassa, Anymo Guitar, dan Seruni Audio. “Selain itu, kami juga membawa pelaku industri musik yang berasal dari latar belakang perusahaan rekaman, publisher, artist management, sampai dengan music event organizer,” tambah Boni.
Ketua ASIRI Gumilang Ramadhan mengungkapkan, terdapat dua kubu besar yang berpengaruh di indutri musik dunia yaitu Amerika dan Eropa. “Karena satu dan hal lain, sangatlah sulit untuk menembus pasar Amerika. Untuk itu kami lebih memilih pasar yang lebih terbuka. Dan MIDEM merupakan kesempatan untuk industri musik Indonesia menembus pasar Eropa,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Yonatan Nugroho Managing Direktur PT Trinity Optima Production perusahaan rekaman Indonesia yang menaungi sejumlah artis seperti Afgan dan Rossa. “Kami ingin dapat mengeskpor talent Indonesia ke pasar internasional yang lebih luas. Dengan adanya digitalisasi langkah kolaborasi dan kerjasama B2B akan lebih mudah dilakukan,” katanya.
Sementara Bramantyo VP of Engineering PT Kuasa Digital Digita Technology pembuat software untuk proses rekamana berharap, lewat ajang ini dapat memperluas pasar pemasaran di Eropa. Apalagi selama ini produk asal Bandung ini banyak diminati oleh pembeli dari Jerman dan Prancis.
Sementara itu Irfan Aulia Irsal dari Asosiasi Penerbit Musik Indonesia (APMIndo) mengatakan, kehadiran Indonesia di MIDEN juga akan menunjukkan langkah Indonesia dalam mengelola Hak atas kekayaan inteletual (HAKI) sudah lebih baik. “Selama ini kita masih masih menumpang right management di Hongkong. Dengan mengikuti ajang ini maka langkah pengelolaan HKI bagi musisi di Indonesia akan mendapat dukungan lebih luas lagi,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post