youngster.id - Google merilis data terbaru terkait penggunaan Internet oleh konsumen Indonesia selama Ramadan tahun lalu. Dari sini bisa diambil sejumlah langkah strategi pemasaran agar sukses di tahun ini.
Analis Industri di Google Indonesia Ariani Dwijayanti mengatakan di sepanjang momen bulan puasa, terdapat 6 minggu yang masing-masing menampilkan ciri yang berbeda-beda, dan karena itu sebuah brand harus dapat membangun pesan yang relevan untuk tiap periode tersebut.
“Goggle membuat highlight untuk pengiklan, yaitu get mobilised, annual peak, dan be relevant,” kata Ariani dalam keterangan pers, Jumat (5/5/2017) di Jakarta.
Adapun dari hasil riset Google pada perilaku konsumen yang diamati pada 2016, orang Indonesia selama bulan Ramadan 2017 diprediksi akan menggunakan ponsel untuk mencari informasi mengenai beberapa tema.
Pertama, cara untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penelusuran untuk “Ramadan dan Puasa” meningkat 3%; Agama dan Ibadah meningkat 75%; dan Berbuat Baik meningkat 13% dari tahun ke tahun.
Kedua, cara untuk menjadi cantik luar dalam, penelusuran seputar cara mempercantik penampilan dan memperoleh ketenangan hati meningkat 31% dari tahun ke tahun. Penelusuran tentang kesehatan dan kebugaran meningkat 21% dari tahun ke tahun.
Ketiga, ragam resep dan kuliner. Penelusuran momen-momen khusus Ramadan, seperti ‘Sahur on the road’ dan “Pasar Ramadan”, meningkat 16 kali lipat.
Keempat, diskon menarik. Pencarian promo di bulan puasa mencatat angka tertinggi dibanding bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, para pengiklan harus mencari cara untuk memastikan penawaran mereka dapat menonjol.
Terakhir, tiket kereta, bus dan pesawat, terutama untuk yang akan mudik dan liburan. Pencarian tiket kereta api dicari paling awal tiga bulan sebelum Idul Fitri lalu sekitar satu bulan kemudian pencarian tiket bis dan pesawat meningkat pesat.
Selain itu data menunjukkan bahwa waktu tonton di YouTube pada Ramadan 2016 lalu tercatat meningkat lima kali lipat, dan volume pencarian di Google meningkat dua kali lipat dibanding bulan lainnya.
Pengantaran
Sementara itu, CEO of Alfacart Catherine Hindra Sutjahyo mengungkapkan tidak jauh berbeda dari hasil riset Google, Alfacart juga menerapkan strategi khusus untuk meningkatkan transaksi ketika Ramadan tiba.
Seperti pengantaran saat Sahur dan menggaet Warung sebagai jejaring Alfacart di luar sekitar 12.000 toko ritel modern Alfamart yang berjumlah 12.000 pada 2016 lalu. Selain itu, juga dengan promosi-promosi terkait produk yang banyak dicari ketika Ramadan.
“Angkanya mirip dengan riset Google, di Alfacart misalnya barang yang banyak dicari itu terkait makanan dan minuman yang praktis, mie instan, biskuit, minyak, terigu. Kemudian, setelah THR, mulai banyak yang mecari produk fashion dan kendaraan,” ujar Catherine.
Dia mengatakan tantangan terbesar Alfacart sebagai e-commerce dengan konsep offline to online (O2O) ini adalah logistik di mana ketika Ramadan, ekspektasi dari segi pengantaran ingin lebih cepat.
“Dengan memberdayakan warung ini, harapannya target konsumer Ramadan menjadi lebih besar. Target akhir tahun ada 20.000–25000 di area Jabodetabek,” katanya.
Dia menambahkan Indonesia berada dalam posisi penetrasi online e-commerce yang baik dan bertumbuh namun tidak dalam angka fantastis. Menurutnya, dengan startegi jemput bola, diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan e-commerce.
“Alfacart mau bermain sedikit berbeda karena produk grocery jadi lewat warung network. Untuk daily sales, Alfacart bertumbuh cepat tapi masih banyak pekerjaan dibanding kompetitor, ada di angka 15.000 hingga 20.000 transaksi per hari,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post