youngster.id - Ketua Eksekutif Alibaba Group Holding, Jack Ma, mengutarakan rencananya untuk membuka lembaga pelatihan dan Pendidikan bagi 1.000 pengusaha teknologi di Indonesia. Rencana itu melalui Alibaba Institute. Ini sebagai wujud kerja sama peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang teknologi.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan Bos Alibaba, Jack Ma telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha digital di Tanah Air. Caranya, bukan dengan mendirikan kampus di Indonesia. Melainkan, dengan menyekolahkan 1.000 direktur perusahaan rintisan.
Adapun, perusahaan rintisan yang mendapat kesempatan ini merupakan perusahaan yang sudah mendapatkan pendanaan Seri A atau Seri B. Selain itu, Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia yang akan menyeleksi direktur dari perusahan rintisan mana yang berhak mendapat kesempatan belajar di Hangcow, China.
Program yang dimulai pada 2019 itu akan melengkapi program dari pemerintah dan ekosistem untuk meningkatkan kapasitas SDM. Seperti diketahui, pemerintah menggandeng perusahaan seperti Microsoft dan Cisco untuk mencetak 20.000 teknisi pada 2019.
Sebelumnya pada acara International Monetary Fund and World Bank, di Nusa Dua, Bali, Indonesia, Jack Ma mengungkapkan rencana untuk melatih 1.000 pemimpin perusahaan teknologi selama 10 tahun ke depan.
Menurut Co-founder Alibaba, perusaan e-commerce terbesar di China, saat pikiran orang berubah dan keterampilan mereka meningkat, itulah masa periode digital dimulai. Oleh karena itu, Indonesia perlu berinvestasi pada Sumber Daya Manusia yang bergerak di bidang teknologi.
“Kami memberi kesempatan besar bagi para anak muda Indonesia untuk belajar,” ujar Ma dikutip dari Reuters.
Selain untuk meningkatkan kapabilitas SDM di bidang teknologi, rencana pembukaan Jack Ma Institute of Entrepreneurs juga dapat menjadikan bisnis-bisnis di Indonesia lebih digital-savvy. Caranya, dengan melatih ratusan pengembang dan insinyur di bidang komputasi awan.
Ma mengatakan, “Kami tidak hanya akan berinvestasi di bidang e-commerce, tetapi juga di bidang komputasi awan, logistik, dan infrastruktur di Indonesia.”
Menurut McKinsey, nilai pasar e-commerce Indonesia akan meningkat pesat hingga $55 miliar (£42 miliar) pada 2022 dari $8 miliar pada 2017 lalu.
Bagi Ma, internet memang dirancang untuk meningkatkan peluang bisnis negara-negara berkembang. Selain itu, pemerintah Indonesia juga ingin bertukar pengalaman mengenai digitalisasi penyaluran dana atau bantuan sosial agar lebih tepat sasaran kepada kelompok masyarakat yang berhak.
STEVY WIDIA
Discussion about this post