youngster.id - Sesungguhnya bisnis jual beli kendaraan bekas masih memiliki prospek positif di tengah membanjirnya merek otomotif baru. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat mencari informasi tentang kendaraan bekas secara online. Namun apakah kendaraan yang Anda incar itu sesuai harapan?
Memang membeli kendaraan bisa dibilang gampang-gampang susah. Ada banyak penjual yang menawarkan kendaraan bekas baik di showroom maupun melalui online. Tetapi kadang susah untuk benar-benar mendapatkan mobil bekas yang berkualitas. Apalagi, jika pencari mobil bekas adalah orang yang tak paham betul seluk beluk mesin dan mobil.
Kondisi ini yang membuat Jeffrey Andika mendirikan Otospector. Startup digital ini menawarkan jasa layanan pengecekan langsung akan mobil bekas yang diminati. Jika dulu, Anda sulit menilai kualitas kendaraan bekas yang ditawarkan, kini masalah itu dapat terpecahkan lewat aplikasi ini.
“Melalui sentuhan teknologi digital, kehadiran bisnis ini, kami mencoba menyediakan menyediakan inspector yang siap untuk melayani permintaan pengecekan langsung ke lokasi yang diminta. Tentunya, hal ini bisa mengurangi kerepotan calon pembeli mobil karena tidak perlu datang ke bengkel untuk melakukan pengecekan,” ungkap Jeffrey, Founder OtoSpector saat ditemui Youngster.id di Block71 kawasan Kuningan Jakarta baru-baru ini.
Meski terdengar sederhana layanan ini dapat membantu para calon pembeli mobil bekas, terutama bagi mereka yang tidak punya waktu luang, mendesak, hingga berada di luar Jakarta. Pemeriksaan yang dilakukan bersifat independen, mereka tidak mendapatkan komisi baik terjadi transaksi atau tidak.
“Melalui aplikasi yang kami miliki ini, pembeli bisa mengetahui kondisi mobil pilihan tanpa perlu melihat langsung mobilnya. Kami banyak membantu calon pembeli mobil dari luar Jakarta untuk memastikan dulu kondisi mobilnya sebelum mereka jauh-jauh datang ke Jakarta untuk membeli mobilnya,” papar Jeffrey.
Dia mengatakan sejak setahun menghadirkan layanannya, Otospector total telah mengecek mobil bekas sampai 500-an kali. Sedangkan saat ini rata-rata pengecekan dalam sebulan mencapai 50 sampai 55 pengecekan mobil.
Solusi yang ditawarkan Otospector juga membawa startup ini masuk program inkubator yang digelar Gan Konsulindo (GK) – Plug and Play Indonesia. Bahkan, saat ini Otospector telah menjalin kerjasama dengan Astra dan Sinar Mas.
“Tujuan kami saat ini adalah membuat pembeli mobil bekas di Indonesia lebih aman dan nyaman,” ujarnya.
Fokus dan Fleksibilitas
Jeffrey mengungkapkan, bisnis ini lahir karena melihat pertumbuhan bisnis jual beli kendaraan bekas di Indonesia. Di sisi lain, pria yang sempat bekerja di Texas, Amerika Serikat ini melihat peluang bisnis ini sering ditunggangi para penipu yang menyasar pembeli awam, alias tak paham kondisi mobil.
“Kondisi di Indonesia beda dengan di Amerika yang setiap mobil wajib memiliki asuransi plus riwayat, yag merekam setiap kerusakan. Keadaan ini membuat bisnis jual beli kendaraan bekas di Indonesia terkesan kurang terjamin,” ungkapnya.
Oleh karena itu, setelah kembali ke Indonesia Jeffrey yang punya keahlian teknologi informasi bersama sang kakak Sterly Yulius memutuskan untuk merancang sebuah program komputer yang dapat mengecek kondisi mobil.
Mereka mengimpor sejumlah alat canggih seperti OBD2 atau scanner untuk memindai jeroan mobil, alat pengukur ketebalan cat dan karet ban, hingga lampu ultra violet untuk memeriksa keaslian surat kendaraan.
“Awal-awal modalnya lumayan sih, iya bakar duit karena pakai uang sendiri dulu dan kami validasi produk. Mungkin modal awal sekitar Rp 200 juta,” ujarnya sambil tersenyum.
Setelah satu tahun menggarap program, akhirnya Otospectro diluncurkan Maret 2016. Untuk menjalankan program ini, mereka juga merekrut 10 mekanik berpengalaman sebagai tenaga pemeriksa atau inspektur.
Jeffrey menjelaskan, layanan yang diberikan Otospector ini mengusung kemudahan dan fleksibilitas. Dari sisi peminat mobil bekas, mereka cukup menunjukkan alamat lengkap mobil bekas yang ditaksir kepada Otospector. Nantinya tim mekanik handal Otospector akan meluncur ke lokasi dan mengecek mobil bekas yang ditaksir.
“Tim inspector bakal mengecek semua kondisi mobil, termasuk interior, eksterior, mesin dan suspensi mobil bekas. Kemudian inspektor akan melaporkan kepada peminat mobil bekas tentang kondisi mobil usai pengecekan,” paparnya.
Setiap pemeriksakan diberikan nilai. Misalnya untuk interior, inspektor akan mengecek dan memberi nilai pada bagian dashboard, instrumen, jok, trim, karpet. Bagian eksterior, inspektor mengecek bodi, kaca, lampu, ban, sampai kolong. Sedangkan untuk bagian mesin, inspektor akan mengecek oli atau cairan, ruang mesin sampai test drive.
Menurut Jeffrey akan ada dua laporan detail yang disampaikan ke peminat mobil bekas. Pertama, laporan umum dari lokasi pengecekan mobil, dan kedua, laporan detail yang dikirim ke email pencari mobil bekas. Dalam laporan detail, Otospector akan memberikan penilaian ketiga sisi mobil bekas itu dengan nilai dari A untuk kategori sangat baik sampai kategori E sebagai nilai buruk.
“Jadi, dengan dilengkapi laporan online, pembeli bisa mengetahui kondisi mobil pilihan tanpa perlu melihat langsung mobilnya. Kami banyak membantu calon pembeli mobil dari luar Jakarta untuk memastikan dulu kondisi mobilnya sebelum mereka jauh-jauh datang ke Jakarta untuk membeli mobilnya,” tuturnya.
Garansi dan Ekspansi
Saat ini Jeffrey mengakui OtoSpector terus mengembangkan bisnis. Pengguna aplikasi ini sudah mencapai 1.000 orang dengan total mobil yang diinspeksi sudah lebih dari 2.000 mobil. Menurut dia, pihaknya juga terus mengedukasi masyarakat akan layanan ini.
“Kami fokus cek kondisi mobil bekasnya, dan membantu memastikan mobil yang ditaksir dalam kondisi yang sesuai harganya dan harapan sang peminat,” ujarnya.
Hasil dari inspeksi akan memberikan catatan pada hasil pengecekan tiga sisi tersebut. Hal-hal rinci juga akan diberikan oleh inspektor. “Misalnya, apakah pernah bekas tabrakan enggak, pernah kena banjir enggak. Kelengkapan suratnya bagaimana,” ujar dia.
Semua laporan juga disertai dengan foto kondisi masing-masing bagian mobil. Menurut Jeffrey, rata-rata pengecekan dalam sebulan mencapai 50 sampai 55 pengecekan mobil.
Sejauh ini, klaim Jeffrey, layanan Otospector ini sudah memuaskan pengguna layanan. Sebab selama ini, pelanggan tidak mengeluhkan hasil pengecekan tim inspektor. Untuk biaya jasa pengecekan layanan ini dibagi tiga segmen dengan range harga mulai dari Rp 380 ribu hingga Rp 490 ribu.
Dari sisi pengecekan yang berujung transaksi pembelian, 70% pengecekan berujung pada transaksi dan 30% pengecekan batal transaksi dengan berbagai alasan.
“Dan sekarang kami berencana untuk mengarah dan memberikan garansi. Termasuk mau mengarah untuk memberikan estimasi harga mobil, karena harga mobil menjadi suatu pertanyaan seseorang ketika ingin membeli mobil,” ungkapnya.
Selain memberikan garansi selama 30 hari kepada pelanggannya, Jeffrey juga berencana melakukan pengembangan lain untuk menarik minat yang lebih banyak bagi pelanggan OtoSpector.
“Selain garansi tadi kami sekarang lagi mengembangkan fitur lain, yakni presale harga. Jadi dengan kondisi mobil seperti ini, dengan spesifikasi ini, termasuk merek dan tahun mobil, kira-kira harganya berapa sih? Jadi kalau buyer mau nego ada acuan, gitu,” ungkapnya.
Dia juga berharap hadirnya layanan jasa pengecekan ini bisa menjadi pintu pembuka untuk pengaturan dan pengawasan bisnis jual beli mobil bekas. Sebab, menurut pengalamannya, bisnis ini terlalu bebas, tanpa aturan, serta tidak ada jaminan perlindungan kualitas mobil bekas yang dibeli oleh konsumen.
“Saya harapkan ada badan independen yang bisa memastikan yang dijual mobil bekasnya itu bukan mobil jelek, dan konsumen jangan sampai tertipu,” kata dia.
Ke depan, Jeffrey menginginkan Otospector bisa ekspansi layanan ke berbagai kota di Indonesia. Selama ini mereka fokus menyediakan layanan di Jabodetabek saja.
=======================================
Jeffrey Andhika
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta 4 Juni 1986
- Pendidikan : S1, System Information, University Of Texas, Austin
- Nama Usaha : OtoSpector
- Mulai Usaha : Maret 2016
- Modal Awal : sekitar Rp 200 juta
- Jumlah Karyawan : 15 Orang
- Jumlah User : sekitar 1000
======================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post