youngster.id - Belakangan masyarakat yang sudah semakin terbiasa dengan gaya hidup online. Mulai dari bersosialisasi hingga belanja. Keadaan ini membuka peluang bisnis baru yakni jual beli online. Bisnis online ini tak hanya transaksi dari penjual ke konsumen tetapi juga dari industri dan bisnis.
Pertumbuhan bisnis belanja online di Asia Tenggara, terutama di Indonesia sangat pesat. Riset Google Temasek menunjukkan bahwa nilai transaksi (Gross Merchandise Value) e-commerce di kawasan Asia Tenggara bisa mencapai US$ 23,2 miliar atau Rp 335 triliun pada 2018.
Tercatat, laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate) e-commerce naik 62% dari US$ 5,5 miliar pada 2015. Saat itu, jumlah transaksi e-commerce regional nilainya diproyeksi mencapai US$ 102 miliar atau Rp 1.469 triliun.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia merupakan yang terdepan di Asia Tenggara. Dilansir dari laporan terbaru Google dan Temasek, ada perputaran uang sebesar US$ 27 miliar dari aktivitas ekonomi digital di negara ini sepanjang tahun 2018. Pertumbuhan ini meningkat hingga 49% sejak tahun 2015.
Di sisi lain, bisnis online (e-commerce) ini tidak hanya untuk menghubungkan penjual ke konsumen perorangan, tetapi juga terbuka untuk industri. Peluang ini yang ditangkap oleh oleh Joseph Aditya, dengan mendirikan Ralali.com. Ini adalah penyedia layanan marketplace untuk B2B (business to business) yang bertugas menghubungkan satu bisnis dengan bisnis lain dalam rangka memenuhi kebutuhan bisnis mereka demi tercapainya keuntungan bagi kedua belah pihak.
“Ralali.com itu merupakan sebuah platform belanja untuk kebutuhan bisnis yang pertama di Indonesia yang menghubungkan jutaan vendor, termasuk para UMKM, agar lebih dapat mengembangkan bisnisnya,” ucap Aditya kepada youngster.id saat ditemui di kawasan Kemayoran Jakarta baru–baru ini.
Menurut Aditya, Ralali.com hadir untuk menjembatani para pelaku bisnis agar lebih sukses dalam mengembangkan usaha di era teknologi seperti saat ini.
“Hadirnya kami disini karena ingin menjembatani para pebisnis agar lebih sukses di dunia digital. Sekaligus dapat mengembangkan teknologi digital yang handal dan user friendly yang dapat dijadikan platform bisnis unggulan berkelas dunia. Juga, mengembangkan SDM yang handal di bidang teknologi digital, sekaligus membangun bisnis mereka melalui platform kami,” paparnya.
Target awal pasar Ralali.com ialah produk-produk kebutuhan kantor. Ketika seseorang memulai bisnis di sebuah kantor, pihaknya akan mengakomodasi kebutuhannya. Seiring berjalannya waktu, Ralali.com mulai memperluas segmen bisnisnya ke sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Nah, sekarang lebih dari 12 kategori yang disuplai Ralali.com,” klaim Aditya.
Selama 5 tahun perjalanannya, kini Ralali.com sudah memiliki 17 ribu loyal customers, lebih dari 7.000 vendor, 200 ribu produk, dan lebih dari satu juta unique visitors setiap bulannya dari seluruh Indonesia.
Merombak Sistem
Pemuda kelahiran Semarang ini mulai membangun Ralali pada tahun 2013. Namun sebelum itu dia cukup lama bekerja di sebuah perusahaan yang berfokus pada bisnis peralatan uji dan pengukuran untuk industri (PT Tridinamika Jaya Instrument). Padahal, jika saja dia mau, usai menyelesaikan kuliah di Australia, Aditya bisa langsung terjun ke bisnis keluarga. Tetapi dia memilih untuk membangun karier sendiri.
“Saya memutuskan pulang ke Indonesia karena menyadari dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki, saya harus memberikan dampak bagi negera dan masyarakat. Karena itu saya pulang dan bekerja di perusahaan orang lain untuk bisa belajar banyak hal. Saya yakin itu akan membawa saya ke pintu kesuksesan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, selama 8 tahun dia bekerja mulai dari jadi sales representative dengan gaji Rp 2,5 juta per bulan, hingga akhirnya menduduki posisi sebagai Managing Director. “Jadi lebih dari 10 tahun bekerja di bidang yang berkaitan dengan proses pengadaan barang, membantu saya mengenali ceruk bisnis ini. Selain itu, relasi yang saya bangun bertahun-tahun dengan banyak orang di manapun berada membantu saya mendapat banyak informasi dan hal-hal yang mungkin tidak saya dapat di pekerjaan maupun bangku pendidikan,” kisahnya.
Kemudian, perusahaan tempat dia bekerja nyaris bangkrut. Para pemegang saham menjual sahamnya dan memilih untuk pensiun. Aditya melihat hal ini sebagai kesempatan, ia membeli seluruh salam dan mengubah perusahaan.
“Saya melihat celah yang dapat membuat perusahaan bisa kembali bangkit. Dari situlah saya berfikir untuk lebih melakukan perombakan melalui sistem yang transparan dalam melakukan transaksi pembelian,” ujarnya.
Setelah akuisisi itu, setahun kemudian ia meluncurkan platform Ralali.com pada Januari 2013 dengan bendera PT Raksasa Laju Lintang.
Menariknya, di awal berdiri Ralali dikenal sebagai marketplace B2B untuk peralatan berat maintenance, repair and operational (MRO). Alasan Aditya menyebut usaha ini sebagai pasar e-commerce untuk alat industri agar tidak susah menjelaskan kepada masyarakat. “Bahkan, kami menggunakan kata ‘peralatan industri’ di kartu nama dan banyak hal. Namun apa yang kami lakukan sebenarnya adalah perusahaan B2B yang membantu percepatan proses pengadaan alat MRO ke konsumen,” ungkapnya.
Namun seiring waktu, model bisnis yang dijalankan oleh Ralali.com berubah. Di akhir 2018 Ralali menjadi pasar Online Vertical atau Ralali.com 3.0, berupa Business Inovation Group (BIG) yang menawarkan kemudahan bagi seluruh kategori segmen bisnis UMKM di Indonesia.
Ralali.com sendiri menghadirkan BIG ini ke dalam 5 katergori besar, yaitu melalui BIG Resto (bisnis kuliner, hotel, resto, cafe hingga catering), BIG Home (material bangunan dan infrastruktur), BIG Market (solusi untuk reseller suplai kebutuhan), BIG Office (solusi untuk kebutuhan operasional kantor, furnitur, ATK, dan lain-lain), BIG AUTO (kebutuhan untuk bisnis otomotif).
Fokus UKM
Menurut Aditya, target dan sasaran usaha yang didirikannya ini mengangkat taraf hidup para UKM dan UMKM menuju kelas digital. Sebab, kemajuan teknologi tak bisa dihindari. Justru dengan meleknya para pemilik bisnis ke arah digital tentu akan lebih mengarahkan para pelaku usaha mengembangkan bisnis ke skala yang lebih luas.
“Target dan sasaran Ralali.com adalah pelaku UKM dan UMKM di Indonesia. Pelaku UKM dan UMKM telah meyumbang sekitar 60% PDB Indonesia di tahun 2018. Ini membuktikan ketangguhan dan produktifitas pelaku UKM dan UMKM di Indonesia,” kata Aditya.
Di sisi lain, lanjut Aditya, pihaknya juga memiliki keinginan turut membantu dan mengembangkan UKM dan UMKM di Indonesia dengan menghubungkan mereka kepada supplier penyedia kebutuhan bisnis mereka secara segmented. “Ralali.com menggandeng UKM dan UMKM bukan semata-mata untuk mendongkrak pendapatan. Tapi lebih jauh lagi kami berfokus untuk turut mengembangkan, memperkuat dan memajukan UKM dan UMKM di Indonesia,” ujarnya.
Menurut Aditya, berubahnya model Ralali dari penyedia MRO menjadi pasar online vertical dengan konsep BIG, karena pengalaman dan kesulitan yang dialami selama ini. Dari situ dihasilakn inovasi teknologi mapping untuk menawarkan kemudahan bagi seluruh pebisnis mikro atau makro di Indonesia. “Sekarang pelaku bisnis mikro seperti UKM dan UMKM maupun perusahaan besar tidak lagi berbelit-belit melalui tahap dalam pengadaan barang,” ucap Aditya.
Hasilnya, segmentasi Ralali.com mulai ke tahap operasional, reseller, kuliner, kecantikan, serta material. Tak hanya itu, Ralali.com bermitra dengan berbagai lini. Mulai dari official brand berbagai segmen kebutuhan pelaku UMKM di Indonesia seperti Unilever Food Solution, dan Modena.
Kerjasama dan Komitmen
Menurut Aditya, inspirasi membangun startup ini berdasarkan pengalamannya ketika mengetahui betapa rumitnya proses pengadaan barang yang dialami oleh pelaku bisnis.
“Secara sederhana pemikiran saya adalah ingin memudahkan pelaku usaha mikro ataupun makro di Indonesia untuk menemukan supplier terbaik secara transparan, mudah dan aman. Itu menginspirasi saya untuk membangun Ralali.com sebagai solusi bisnis platform B2B,” ucapnya.
Oleh karena itu, Aditya mengembangkan bisnis Ralali ke berbagai lini yang dapat menjadi solusi bagi para pelaku UMKM.
“Kalau pelaku UMKM kesulitan melakukan pengelolaan data pembukuan mereka untuk memperoleh perijinan, kami membantu mereka menghubungkan dengan platfom digital blockchain Tokoin. Ketika pelaku UKM dan UMKM kesulitan menemukan permintaan pasar kami bisa membantu mereka dengan menghubungkan dengan business partner kami di aplikasi BIG Agent,” paparnya.
Bahkan, BIG Agent juga telah membantu lebih dari 5000 freelancer maupun masyarakat yang memiliki pekerjaan utama, dan menjadikan BIG Agent sebagai pekerjaan sambilan mereka. “Sehingga yang kami bantu pun bukan hanya pelaku bisnisnya, tapi seluruh elemen masyarakat yang memiliki keinginan yang kuat untuk produktif, dan memiliki visi dan misi yang sama yaitu menyejahterakan seluruh masyarakat di Indonesia. Ralali.com benar-benar memperhatikan kebutuhan pelaku UKM dan UMKM di Indonesia secara lebih mendalam,” tutur bapak dua anak ini.
Ralali juga telah bekerjasama dengan instansi pemerintah, seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia. “Ralali.com hadir sebagai penghubung melalui platform teknologi yang transparan dan efisien. Selain itu, business solution yang ditawarkan Ralali.com sangat sejalan dengan ide program pemerintah untuk mendukung UKM dan UMKM melalui e-smart IKM,” sambungnya.
Selain itu, Ralali juga bekerjasama dengan Siam Cement Group (SCG) untuk mengenalkan dan membantu pelaku UKM dan UMKM di Thailand, yang akan kami beri nama BIG Thailand. “Hal ini juga untuk membantu mengembangkan produk dalam negeri untuk go global,” jelas Aditya.
Pendanaan dan Ekpansi
Ditambahkan Aditya, Ralali.com menghadirkan harga bertingkat bagi seluruh kebutuhan bisnis dengan segmen apapun. Itu untuk mempermudah pelaku UKM dan UMKM, baik yang akan menjual barang yang sudah jadi ke end user maupun untuk diolah kembali.
Kini, bisnis yang dibagun dari modal patungan Aditya dan sang kakak mulai berkembang. Dari 5 orang karyawan, kini Ralali punya lebih dari 300 karyawan dengan empat cabang operasional di Jakarta, Tangerang, Bandung dan Yogyakarta.
Aditya juga mengungkapkan omzet Ralali.com di awal-awal beroperasi dari Rp 10 -15 miliar per tahun, kini telah mencapai Rp 2 trilliun di akhir 2018.
Tak mengherankan, Ralali pun cepat dilirik investor. Ralali mendapat pendanaan di tahun 2014 dan 2015 dari perusahaan Jepang, nilainya sekitar Rp 5 miliar dan 33 miliar. Dan, di tahun 2018 startup ini mendapat pendanaan Seri B senilai US$ 7 juta (sekitar Rp 104 miliar). Investasi tersebut diterima Ralali dari SBI Group, AddVentures, dan Digital Garage. Sebelumnya, Ralali mendapat pendanaan dari beberapa investor, seperti East Ventures, CyberAgent Ventures, BEENOS, BEENEXT, Yahoo Japan, dan Qualgro. “Kami mulai membuka diri sehingga mereka juga mulai melirik Ralali,” katanya.
Dengan bantuan AddVentures, yang merupakan lembaga finansial milik konglomerat asal Thailand bernama Siam Cement Group (SCG), Ralali akan memulai ekspansi mereka ke Thailand pada kuartal pertama tahun depan.
Menurut Aditya, rencana di pertengahan 2019 ini, Ralali.com akan go global ke Thailand melalui pilot project B2B marketplace dengan menggandeng Siam Cement Group (SCG) sebagai partner dengan nama BIG Thailand (BIG TH). “Segmen bisnis yang akan di garap dan menikmati fasilitas teknologi Ralali.com ini adalah bidang kuliner dan otomotif, melihat kedua segmen marketnya sangat besar dan memegang peranan penting di Thailand,” kata Aditya sambil tersenyum.
Menurut Aditya, satu hal yang membanggakan dari bisnis adalah dapat lebih banyak bertemu dan mendengar kebutuhan pelaku bisnis di Indonesia baik UKM, UMKM maupun industri besar yang ada. “Saya mendapat pengalaman yang sangat banyak dari berbagai situasi yang ada, bertemu banyak orang baru dengan visi dan misi yang sama. Karena sesungguhnya tujuan utama saya adalah membantu memudahkan pelaku UKM dan UMKM di Indonesia terbantu dengan platorm Ralali.com. Karena keuntungan dan kebahagiaan mereka adalah kebahagian bagi Ralali.com,” pungkasnya.
===============================================
Joseph Aditya
- Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 25 Agustus 1984
- Pendidikan Terakhir : S1, Bachelor of Commerce (Bcom) – Manajemen Pemasaran dan Bisnis International Deakin University Australia (2003-2006)
- Pekerjaan : Chief Executives Officer
- Nama Perusahaan : PT. Raksasa Laju Lintang (Ralali.com)
- Mulai Usaha : 2013
- Jumlah karyawan : 356 karyawan
- Modal awal : sekitar Rp 1 milliar
Prestasi :
- Founder of The year at Rice Bowl Startup Award on 2018
- Linkedin Power Profile 2018 Indonesia Awards as Top Leader
==============================================
FAHRUL ANWAR
Editor : Stevy Widia
Discussion about this post