youngster.id - Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset penting bagi perusahaan. Pasalnya, SDM merupakan keunggulan kompetitif yang paling utama dan sumber pengelolaan keunggulan lain, seperti keuangan dan produksi. Namun masih banyak perusahaan yang belum mampu mengelola SDM-nya secara efektif. Hal itu dikarenakan biaya investasi dalam SDM yang diperlukan tidaklah murah.
Sejatinya, di era teknologi informasi dan komunikasi ini sudah ada solusi SDM perusahaan berupa software human resources information system (HRIS). Akan tetapi, sistem konvensional memerlukan server dan tentu saja investasi besar. Masalah ini yang kemudian coba dipecahkan oleh Joshua Kevin dengan mendirikan Talenta.co.
“Talenta ini merupakan software untuk HR manajement yang menangani kebutuhan divisi HR, di perusahaan secara praktis dan efisien. Software ini bisa diakses melalui website. Jadi mau dimanapun mau mobile atau web bisa diakses,” jelas Joshua kepada Youngsters.id.
Menurut Joshua, sebelumnya dia telah meriset bahwa 85% perusahaan di Indonesia masih memakai cara manual seperti Excel untuk mengurus SDM. Departemen SDM kebanyakan berfokus pada hal-hal yang bersifat administratif, dan itu memakan banyak waktu sehingga jadi kurang efisien dan berbiaya tinggi. Untuk itulah Talenta menawarkan solusi bagi perusahaan dalam mengatur keperluan proses Sumber Daya Manusia.
“Kami menangani mulai dari pay roll, kemudian mengurus seputar komponen karyawan seperti absen, cuti, lembur, hingga payroll, mengurus BPJS Ketenagakerjaan, dan pajak perusahaan. Tetapi berbeda dengan kompetitor yang masih memakai server dengan biaya mahal, kami sudah memakai teknologi komputasi awan,” ungkap pemuda kelahiran Jakarta, 12 April 1992.
Joshua memberi contoh, karyawan yang mengajukan cuti dengan cara konvensional harus mengajukan surat cuti secara tertulis dan menunggu proses. Tetapi dengan Talenta, karyawan tinggal buka hape, buka website lalu request cuti. Setelah mendapat persetujuan atasan maka dia langsung bisa cuti.
“Kami bawa software yang tadinya hanya bisa diakses perusahaan besar sekarang perusahaan baru mulai pun seperti startup mereka sudah bisa pakai. Keuntungan dirasakan dari dua pihak yakni dari sisi kita dan konsumen. Tadinya mereka harus spend ratusan juta untuk software HR, sekarang bisa lebih murah dan lebih cepat,” kata Joshua.
Startup Talenta ini didirikan Joshua bersama Fandy Wie (co-founder) pada September 2015. Meski terbilang baru, namun Talenta sudah menangani 120 perusahaan dari berbagai bidang usaha. Di antaranya Go-jek, Grab Taxi, Mayapada Property, Topas TV, Malesbanget.com, dan Kudo. Secara kesleuruhan Talenta sudah mengolah data lebih dari 15 ribu karyawan tiap bulannya.
Menurut Joshua Talenta mengenakan biaya Rp10 ribu per karyawan per bulan. “Jadi ngapain harus menghabiskan ratusan juta untuk software doang jika bisa dapat yang lebih murah,” ucap Joshua sambil tersenyum.
Yang Pertama
Pria lulusan Sistem Informasi Bina Nusantara itu bercerita, ide untuk membangun startup berawal dari dorongan sang ayah.
“Karena papa saya juga seorang wirausahawan, beliau yang mengajarkan saya untuk bisa membangun usaha sendiri, dan mempertanggungjawabkan semuanya pada diri sendiri,” ungkap Joshua.
Sebelumnya dia pernah menjadi community manager di KakaoTalk, serta mengelola Startup Asia Conference se-Asia. Pengalaman beberapa tahun sebagai IT Konsultan membuat dia paham tentang internet, teknologi dan perkembangan startup di Indoensia. Dia juga terlibat dalam sejumlah komunitas akar rumput di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Malang.
Ide untuk mendirikan Talenta.co ini muncul ketika Joshua melihat perusahan sang ayah yang masih memakai sistem pengajian manual. Hal itu menurut Joshua sudah tidak sesuai dengan kemajuan zaman sekarang. Apalagi kemudian dia mendengar cerita teman yang bekerja di perusahaan outsourcing development pembuat aplikasi, tentang sistem software SDM yang ditangani dari AS.
“Saya berpikir, kenapa menggunakan software buatan US sedangkan peraturan-peraturan di Indonesia kan beda dengan peraturan yang di US. Mulai dari aturan pajak, gaji, dan lain- lain. Kemudian saya melakukan riset di Indoneisa, ada gak sih software SDM? Ternyata belum ada. Kalaupun ada semuanya masih memakai sistem konvensional, harus di-install, modal investasinya besar. Akhirnya terpikir untuk membuat sistem HR manajemen baru seperti Talenta ini,” ungkap Joshua.
Bagi dia pilihan jatuh ke startup. “Startup itu unik dan untuk anak muda. Mindset ada pada masalah yang perlu dipecahkan. Kita berpikir kenapa tidak dibuat sesuatu untuk memecahkan masalah. Kita masih muda masih bisa kerja kencang,” tambah alumni SMAK 4 BPK Penabur itu.
Ia menyebut modal terbesar Talenta adalah pada sumber daya manusia. “Ini bukan e-commerce yang “bakar” duit di digital media. Ini bisnis kepercayaan, jadi ada proses building the trust dan fokus pada SDM,” ungkap Joshua tanpa mau menyebut besaran modal Talenta.
Menjadi yang pertama tentu tidaklah mudah bagi Talenta. Joshua mengaku awalnya banyak yang ragu akan kemampuan startup ini. “Ya, keraguan-keraguan itu pasti ada. Calon klien kita mungkin berpikir, apa bisa ngasih kepercayaan untuk me-manage perusahaannya ke kita. Jangan-jangan ini cuma startup yang mengikuti tren saja dan gak bertahan lama. Tapi kita berusaha meyakinkan mereka bahwa kita punya solusi untuk keperluan HR manajemen perusahaan mereka dari yang sifatnya masih konvensional, banyak menggunakan spreedsheet, yang tidak beraturan, kita bisa buat menjadi lebih praktis,” paparnya.
Pria yang lugas berbicara itu melakukan strategi koneksi. ”Awal mendirikan Talenta ini, kita memang targeting semua yang masih dalam koneksi kita. Jadi misalnya perusahaan-perusahaan teknologi karena mereka kan lebih open terhadap new technology, sama-sama portofolio ventures kami jualan dulu ke mereka. Jadi memang kami harus punya portofolio of company dulu,” akunya.
Menariknya klien pertamanya bukan perusahaan sang Ayah tetapi sesama startup, Kudo. Dari 50 karyawan hingga sekarang 200 orang, startup itu tetap ditangani Talenta. “Jadi intinya bukan siapa yang membuat produk, tapi apakah produk yang kita buat bisa menyelesaikan masalah para klien, atau tidak,” ujar Joshua.
Edukasi
Pemuda yang penah menyelenggarakan Startup Asia Conference se-Asia ini menyadari kalau konsep pengelolaan SDM yang ditawarkan Talenta masih baru dan beresiko tinggi. Orang masih awam, kata Joshua, dengan sistem cloud, apalagi buat perusahaan-perusaan yang tradisional. “Itu adalah tantangan buat kami untuk mengedukasi market yang kebanyakan masih belum familiar dengan konsep cloud. Terlebih ini kan perusahaan masih baru, masih ada keraguan dan ketakutan kalau perusahaan ini akan mati dalam 2 sampai 3 tahun ke depan, lalu sistem HR mereka jadi tidak terurus lagi, begitu,” papar Joshua sambil tertawa.
Kondisi ini bisa dibandingkan dengan apa yang terjadi dengan industri e-commerce dua tahun lalu. Saat itu orang masih takut kalau kirim uang tidak dikasih barangnya. Begitu juga dengan Talenta, trust masih jadi penghalang utama. “Jadi, semakin banyak perusahan yang pakai kami, orang akan makin trust. Jadi ya caranya building portfolio,” tegas Joshua.
Selain itu, dia juga memberikan jaminan keamanan kepada para pengguna Talenta. “Di Talenta, kami menggunakan sistem keamanan SSL yang sama dipakai oleh e-Bank, encription, sign ID yang kami pastikan seaman mungkin. Standar keamanan di website dan mobile juga sangat terjaga,” tambah pemuda yang terinspirasi sosok Jason Lamuda (CEO Berrybenka) dan Wilson Cuaca (CEO Scoope) itu.
Sejak awal ide dan konsep Talenta langsung menarik perhatian investor. Joshua langsung mendapat suntikan dana investasi dari Mayapada Group, East Ventures dan Fenox Venture Capital. Startup ini juga baru saja terpilih dalam program Google Developers Launchpad Accelerator 2016 dan mendapat pendanaan ekuitas sebesar US$ 50 ribu. Dan baru-baru ini Talenta juga mendapat pendanaan praseri A dari East Ventures, Skystar Capital, termasuk investor putaran sebelumnya, Fenox Venture Capital.
Menurut Joshua, pendanaan ini nantinya akan digunakan untuk memperluas pemasaran layanan Talenta ke seluruh Indonesia, sekaligus memperbesar jumlah anggota. “Kami sangat bersemangat melihat masa depan Talenta, suntikan investasi membuat kami percaya dapat mencapai tujuan lebih cepat,” ujar Joshua.
Talenta berencana memperluas merek dagang software besutannya menjadi platform B2B2C.
Talenta juga memperkenalkan model pembayaran dan produk baru untuk startup yang diberi nama Talenta Lite. Produk ini akan berfokus pada perusahaan kecil-menengah dengan pegawai kurang dari 50 pegawai atau perusahaan tech savvy.
“Untuk saat ini sih, kami ingin kuasai pasar di Indonesia. Jadi bukan cuma di Jakarta, tapi juga kota- kota besar di luar Jakarta. Kami percaya di luar Jakarta potensinya juga tidak kalah besar,” kata Joshua penuh harap.
=================================
- Joshua Kevin
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 12 April 1992
- Pendidikan : Bachelor of Science Information System Universitas Bina Nusantara (2009-2013)
- Nama Usaha : PT Talenta Digital Indonesia
- Brand : Talenta.co
- Mulai Usaha : September 2015
- Modal Awal : Rp 1- 2 miliar
- Biaya yang dikenakan : Rp 10 ribu/ karyawan/bulan
====================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post