youngster.id - Pemerintah Provinsi Kalimantah Tengah memperkenalkan beberapa obyek wisata baru sebagai penunjang Taman Nasional Tanjung Puting, khususnya melalui program Desa Wisata Berbasis Masyarakat.
Taman Nasional Tanjung Puting – mencakup tiga Kabupaten: Kotawaringin Barat, Lamandau dan Seruyan – merupakan rumah bagi sekitar 6,000 Orangutan (terbesar dari total populasi Orangutan yang tersisa di dunia) dan juga Proboscis Monkey atau bekantan. Karena keunikannya faunanya, area hutan hujan tropis seluas 415,000 hektar ini selalu menjadi tujuan utama wisatawan lokal dan mancanegara yang mengunjungi provinsi Kalimantan Tengah.
Diklaim Helmi, Kepala Balai Taman Nasional Tanjung Puting, hingga bulan Oktober 2017, tercatat 19,000 wisatawan telah mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting. Sebuah rekor baru bagi destinasi yang sempat mengalami penurunan kunjungan drastis pada 2015 silam, dikarenakan kebakaran hutan yang menghanguskan tak kurang dari 100,000 hektar hutan hujan.
Kendati mengalami peningkatan signifikan, lanjut Helmi, tetap perlu adanya diversifikasi obyek wisata Taman Nasional Tanjung Puting untuk menjaga kondisi psikologis Orangutan, sekaligus meningkatkan durasi kunjungan wisatawan pada 2018.
“Saat ini konsentrasi wisatawan terpusat di Sungai Sekonyer, khususnya Camp Leakey. Untuk itu, kami mengajak para tur operator untuk mengoptimalkan potensi atraksi wisata lain di luar taman nasional, seperti penangkaran penyu di Tanjung Keluang dan desa-desa wisata di Kabupaten Lamandau,” jelas Helmi.
Beberapa desa wisata berbasis masyarakat baru yang tengah dikembangkan sebagai destinasi wisata alam dan budaya penunjang Taman Nasional Tanjung Puting, seperti Desa Lopus. Desa wisata ini terletak di Kecamatan Delang, berjarak sekitar 2 jam perjalanan darat dari kota Pangkalan Bun, yang tengah dikembangkan Dinas Pariwisata Kabupaten Lamandau. Desa berpenduduk sekitar 800 orang ini memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), beranggotakan para muda-mudi desa yang selalu aktif megembangkan potensi obyek wisata setempat untuk ditawarkan pada operator tur lokal sejak awal 2017 ini.
Wisata alam menjadi andalan utama Lopus. Wisatawan dapat menikmati river tubing, rafting, trekking menuju Silikan Garung (jarak jauh) atau Silikan Todung (jarak menengah), atau sekedar memancing dan berenang di aliran jernih Sungai Delang.
Selain Desa Wisata Lopus, destinasi lain yang sedang dikembangkan adalah Bukit Bolau di Desa Tapin Bini. Ini merupakan hutan adat yang sangat dijaga oleh masyarakat Desa Tapin Bini. Berdiri tegak di sisi utara desa, Bukit Bolau yang kini dikenal sebagai Negeri Diatas Awan menawarkan pemandangan menakjubkan khususnya pada saat matahari terbit hinggal pukul 9 pagi. Untuk mencapai Bukit Bolau wisatawan harus menyeberangi Sungai Lamandau dengan perahu karet terlebih dahulu, tentunya dengan panduan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat.
Untuk sensasi lebih, turis bisa mengunjungi Bukit Bolau sekitar bulan Januari – saat warga setempat berbondong-bondong trekking ke puncak bukit untuk menggelar syukuran hasil panen.
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post