youngster.id - Nyaman dan praktis. Itulah alasan para orangtua memilih popok sekali pakai. Namun, kehadiran popok sekali pakai juga menyisakan permasalahan sampah yang tak hanya berpotensi mencemari lingkungan tapi juga mempengaruhi kesehatan manusia. Ternyata sampah popok ini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomi.
Menurut riset Bank Dunia pada 2017, popok sekali pakai menjadi penyumbang sampah terbanyak kedua di laut, yakni 21%. Peduli akan kondisi ini, PT Kao Indonesia, perusahaan Consumer Goods yang berasal dari Jepang, dengan salah satu merek andalannya Merries, bermitra secara strategis dengan Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat dan Perusahaan Teknologi Pengolahan Limbah, untuk melakukan Gerakan Mengolah Popok Bayi Bekas Pakai untuk Masa Depan Lingkungan.
Susilowati, VP Marketing, Kao Indonesia, mengatakan di Indonesia, khususnya di beberapa daerah, masih banyak masyarakat yang terbiasa membuang popok bayi ke sungai, yang tidak hanya berpotensi mencemari lingkungan, tetapi juga berdampak buruk terhadap kesehatan.
“Program ini merupakan salah satu wujud nyata komitmen kami, Kao Indonesia, untuk terus memberikan dampak positif terhadap lingkungan. Salah satunya dengan mengurangi limbah popok bayi bekas pakai. Dengan inisiatif terpadu dan jalinan kerjasama berkelanjutan bersama para pemangku kepentingan, kami berharap dapat terus meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan pada waktu bersamaan berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan,” kata Susilowati, pada peluncuran kerjasama, Jumat (15/11/2019) di Kantor Walikota Jakarta Barat, Jakarta.
Dia menjelaskan, program daur ulang sampah popok ini merupakan yang pertama kali diadakan Kao. Kao Indonesia bekerja sama dengan Perusahaan Teknologi Pengolahan Limbah untuk mengolah popok bayi bekas pakai menjadi minyak (oil) untuk mengoperasikan kembali mesin recycle popok bayi bekas pakai tersebut dan fiber yang didapat diolah menjadi batako untuk bahan pembangunan dan juga pot untuk tanaman, sehingga program aksi sosial ini menjadi full circle dengan memberikan manfaat bernilai untuk masyarakat dan lingkungan.
“Gerakan ini merupakan langkah awal dari kami untuk membangun masa depan lingkungan yang lebih baik. Untuk itu kami mengajak masyarakat, terutama kaum ibu yang paling dekat dengan anak dan lingkungan untuk ikut ambil bagian dalam gerakan ini,” kata Susi lagi.
Gerakan ini akan dimulai dengan mengajak dan menggerakkan 1.000 ibu di 28 posyandu di Jakarta Barat. Kao Indonesia akan menyiapkan wadah dan pengangkutan dari sampah popok yang dikumpulkan di setiap posyandu secara berkala. Bahkan, sampah ini akan mendapat nilai ekonomi yang dapat digunakan untuk kegiatan posyandu dan PKK yang turut serta dalam gerakan ini.
Inad Luciawaty, istri Walikota Jakarta Barat sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kota Administrasi Jakarta Barat, menyambut baik gerakan ini. “Limbah menjadi salah satu permasalahan sosial dan kesehatan pokok di kota-kota metropolitan di Indonesia. Secara ideal, program inisiatif sosial yang berhubungan dengan isu kesehatan dan kebersihan lingkungan, haruslah dari hulu ke hilir, mulai dari penyuluhan edukasi terpadu dan berkesinambungan kepada para Ibu hingga ke teknologi untuk menanggulangi sampah tersebut, sehingga tercipta dampak aksi sosial yang lebih terasa,” ucapnya.
Dia berharap gerakan yang baru pertama kali diadakan di Indonesia dapat berkelanjutan. “Kami ingin hasil dari gerakan ini akan dapat mendorong semua pihak untuk ikut menjadikan lingkungan lebih baik lagi,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post