youngster.id - Beberapa waktu lalu Indonesia diguncang bencana alam secara beruntun, yaitu gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Banyak pihak terdorong ingin membantu para korban bencana tersebut.
Di luar instansi pemerintah dan badan usaha milik negara (BUMN), bantuan juga datang dari negara lain dan organisasi internasional. Dan, tentu saja, dari perusahaan-perusahaan swasta. Termasuk perusahaan-perusahaan e-commerce, seperti Shopee dan Bukalapak.
Menariknya, pihak perusahaan e-commerce di Indonesia ini memiliki cara-cara tersendiri untuk berdonasi, mulai dari paket donasi yang bisa dibeli oleh pelanggan, sampai acara penggalangan dana.
Bagaimana perusahaan e-commerce membantu korban bencana?
Berdasarkan bencana alam yang terjadi baru-baru ini, ada rasa keingintahuan mengenai bagaimana pihak e-commerce membantu korban bencana alam yang terjadi di Lombok dan Palu. Melalui sumber-sumber terpercaya, tim iPrice lalu menyajikan data tersebut dalam bentuk visual:
Ada beberapa fakta menarik yang ditemukan dari data di atas:
- Ketersediaan paket donasi yang ditawarkan hampir seluruh situs e-commerce
Perusahaan e-commerce kerap bekerja sama dengan organisasi lain seperti ACT, Baznas, dan Dompet Dhuafa untuk menawarkan paket donasi yang kemudian dapat dibeli oleh pelanggan mereka. Hal ini secara tidak langsung, mengajak publik untuk terlibat dalam kampanye tersebut.
Ada juga kemungkinan lain yang bisa dipertimbangkan oleh perusahaan e-commerce, seperti donasi dalam bentuk barang. Walaupun beberapa situs di atas sudah melakukan donasi dalam bentuk barang, masih banyak yang lainnya yang belum mengindahkan opsi ini.
Hal ini mungkin akan menarik minat publik yang memilih untuk tidak menyumbang dalam bentuk uang atau memiliki barang yang masih layak untuk disumbangkan.
- Setiap perusahaan memiliki cara tersendiri untuk membantu korban
Selain menawarkan paket donasi dan donasi internal dari perusahaan, kebanyakan perusahaan yang terdaftar pada tabel di atas memiliki program lain yang merupakan bagian dari kampanye mereka dalam membantu korban gempa di Lombok dan Palu.
Contohnya, Tokopedia yang ikut berinisiatif dalam menggelar konser amal untuk menggalang dana. Sedangkan Bukalapak bekerja sama dengan Blackberry Messenger, Emtek, SCTV, Indosiar, KapanLagi, Dana dan YPP untuk mengeluarkan fitur “Pulihkan Palu Donggala” di BBM. Mereka juga membangun rumah sementara untuk dinaungi oleh korban gempa Lombok.
Shopee, Lazada dan Elevenia juga melakukan kegiatan serupa dengan membangun rumah hunian dan sekolah untuk korban gempa.
- Semua perusahaan belanja onlinebekerja sama dengan organisasi lain
Dalam melakukan program dan kampanye tersebut, perusahaan-perusahaan belanja online ini bekerja sama dengan banyak organisasi amal di Indonesia, seperti ACT, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa, dan Baznas.
Dengan perkembangan yang terjadi di sektor transportasi dan logistik dalam negeri, salah satu kemungkinan utamanya adalah dengan menjalin kerja sama dengan perusahaan transportasi dan logistik. Perusahaan belanja online mungkin dapat memanfaatkan perkembangan transportasi ini untuk menyalurkan bantuan dengan lebih cepat dan efisien pada korban bencana. Contohnya dengan mengerahkan sekelompok kurir atau truk khusus untuk melakukan pengiriman ekpres ke lokasi korban berada.
Di sisi lain, semakin banyak official store dan flagship store yang menjual barang dagangan mereka di situs belanja online seperti Lazada, Tokopedia, Shopee, Blibli dan lainnya. Ini bisa menjadi kesempatan bagi perusahaan-perusahaan e-commerce untuk mengajak pihak official store dan flagship store untuk bekerja sama dalam membantu korban bencana alam.
E-commerce sebagai sarana untuk beramal di Indonesia
Sejak tren e-commerce melanda Indonesia, efisiensinya tidak dapat diragukan lagi. Selain bisa digunakan untuk berbelanja online, e-commerce juga bisa di gunakan untuk membantu orang-orang yang kurang mampu.
Contohnya di China, 15 perusahaan e-commerce termasuk Alibaba Group menawarkan servis untuk toko di daerah pedalaman untuk memudahkan akses penduduknya. Selain itu ada juga i-Change yang berhasil mengumpulkan US$ 500 ribu dengan melibatkan penjual di situs mereka. Setiap transaksi yang dilakukan dengan penjual yang berkomitmen dalam program ini, US$ 1 akan didonasikan kepada organisasi amal yang bekerja sama dengan i-Change untuk melawan kekerasan pada wanita.
Meskipun teknologi e-commerce masih terbilang baru di Indonesia, hal ini tidak berarti masyarakat Indonesia belum bisa mengutilisasikan teknologi ini dengan baik dan benar. Nyatanya, masyarakat Indonesia sudah mulai menggunakan sarana e-commerce untuk melakukan kegiatan amal seperti membayar zakat dan berdonasi melalui organisasi amal ynag sudah merangkul perkembangan lanskap e-commerce; ACT, Baznas, Rumah Zakat, Domper Dhuafa, dan masih banyak lagi.
Ke depannya, e-commerce di Indonesia dharapkan agar bisa membantu dengen lebih efisien lagi, misalnya melalui kerja sama dengan industri transportasi dan yang lainnya. Tentu saja hal ini memerlukan usaha dari pihak e-commerce serta publik. Publik diharapkan bisa berkontribusi pada kemajuan e-commerce sehingga ada opsi baru sebagai sarana kegiatan amal.
Pada akhirnya, industri e-commerce di Indonesia diharapkan untuk bisa mengejar prestasi perusahaan e-commerce raksasa seperti Alibaba Group dan juga Amazon yang dapat membantu orang yang kekurangan.
KEZIA VESSALIUS, Content Marketer dari iPrice Group
Discussion about this post