youngster.id - Martha Christina Tiahahu adalah tokoh perjuangan remaja yang turut memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Di usianya yang masih remaja serta memberi semangat kepada para perempuan lainnya agar ikut membantu di medan pertempuran. Tepat dua abad lalu, yaitu 2 Januari 1818, dia tewas dalam perjalanan menuju pengasingan di atas kapal Belanda .
Agar para pelajar di Indonesia lebih mengetahui keteladanan pahlawan muda belia ini, Pendidikan.ID, sebuah edutech di Indonesia menerbitkan sebuah Komik Sejarah dengan judul “Pejuang Muda dari Timur” yang dapat dibaca secara gratis oleh masyarakat Indonesia, khususnya para pelajar.
Komik Sejarah dengan jumlah 33 halaman ini dapat diunduh gratis dari mobile aplikasi “Kipin School 4.0” yg tersedia di Android, IOS & Windows 10.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969, tanggal 20 Mei 1969, Martha Christina Tiahahu secara resmi dinobatkan sebagai pahlawan nasional. Ini dikarenakan perjuangannya yang tak gentar dalam membela daerahnya melawan penjajah Belanda di abad itu.
Martha Christina Tiahahu terlahir di era penjajahan, yaitu pada 4 Januari 1800 di Nusa Laut, Maluku. Gadis dari desa Abubu di Pulau Nusalaut ini sudah kehilangan ibunya sejak masih kecil, ia tinggal bersama ayahnya yang merupakan seorang pemimpin perlawanan rakyat Maluku, Kapitan Paulus Tiahahu.
Peperangan di Saparua melawan Pasukan Belanda yang sangatlah sengit. Namun pertempuran sengit di Desa Ulath-Ouw inilah yang menjadi akhir perjuangan pasukan rakyat, mereka ditangkap, termasuk Martha Christina dan sang ayah Kapitan Tiahahu.
Para pejuang yang tertangkap diadili dan bahkan dihukum mati, termasuk Kapitan Tiahahu. Sementara itu Martha Christina dibebaskan karena usianya yang masih muda, yaitu 17 tahun. Meninggalnya sang ayah membuat Martha merasa sangat sedih. Tapi ia tetap mengangkat senjatanya dan kembali melakukan pemberontakan terhadap Belanda sehingga ia kembali ditangkap bersama dengan 39 pemberontak lainnya oleh Belanda.
Martha bersama pemberontak lainnya yang berhasil ditangkap itu lalu dibawa untuk diasingkan ke Pulau Jawa. Di atas kapal, ia mogok makan dan sama sekali tidak mau menerima pemberian Belanda. Kondisinya semakin memburuk hingga akhirnya jatuh sakit. Pada taggal 2 Januari 1818, hanya 2 hari sebelum usianya genap 18 tahun, Martha menghembuskan napas terakhir.
STEVY WIDIA
Discussion about this post