youngster.id - Limbah sabut kelapa ternyata bisa disulap menjadi kerajinana bernilai tinggi. Hal ini dibuktikan oleh tim mahasiswa UGM melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Mereka melakukan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat terkait pengolahan limbah sabut kelapa menjadi serabut kelapa (coco fiber) sebagai bahan dasar untuk membuat kerajinan khas daerah tersebut.
“Kebanyakan limbah sabut kelapa hanya dibuang maupun dibakar saja,” tutur Mega Putri Pranatasari, mahasiswa FIB UGM, yang dilansir Humas UGM baru-baru ini.
Kegiatan ini dilakukan di Dusun Kalibiru, Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta yang memiliki potensi pohon kelapa melimpah melahirkan ide para mahasiswa UGM untuk membuat cindera mata berbahan limbah sabut kelapa. Sebab, limbah sabut kelapa selama ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh warga.
Menurut Mega, di setiap pekarangan warga terdapat setidaknya 8 hingga 20 pohon kelapa yang mampu menghasilkan 400 buah kelapa sekali panen. Mega bersama dengan Akhmad Khanif, Yola Ninda Dwi Woro Dyah Sehnur, Arkan Syafera, serta Nailia Ziyada Rahma dari Fakultas Teknik berinisatif melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat di Kalibiru.
“Kami juga berikan pelatihan pengemasan produk, pemasaran, hingga pembukuan akuntansi,” ungkapnya.
Program pemberdayaan yang dilakukan ini menghasilkan sejumlah kerajianan tangan yang berniali ekonomis. Namun, terdapat tiga produk unggulan, yaitu Coco-Lurik Bag, Coco-Lurik Keychain, dan Coco-Lurik Aromatherapy Doll.
“Ketiga produk ini memanfaatkan bahan sabut kelapa dan kain lurik sebagai hiasan pada setiap produk sekaligus sebagai bentuk pelestarian budaya. Dengan adanya program Coco-Lurik ini tidak hanya dapat membantu optimalisasi limbah sabut kelapa dan pengembangan Desa Wisata Kalibiru. Selain itu juga meningkatkan kesejahteraan warga Dusun Kalibiru,” pungkas Akhmad.
STEVY WIDIA
Discussion about this post