youngster.id - Mengandalkan aplikasi mobile yang dinamai “Smart Passenger-Driver Monitoring System”, tim Institut Teknologi Bandung (ITB) menjuarai kompetisi Ericsson Smartnovation Indonesia Hackathon 2017 yang diselenggarakan di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, pada 22-23 Mei 2017.
Mahasiswa ITB yang tergabung dalam tim nomor 6 itu terdiri dari: Atika Rahmawati, Erick Chandra, Rahmadi Rizki Pandia, Fachriyan Husaini, Mahardhika Adjie Kurniya. Mereka merupakan Mahasiswa ITB angkatan 2013-2015.
“Kami sangat menghargai dan bersyukur bisa berpartisipasi dalam acara Smartnovation Indonesia Hackathon 2017. Kami berharap solusi yang kami usulkan untuk menjawab tantangan transportasi di Jakarta ini akan bisa memberi kontribusi baik untuk kota ini dan juga warganya,” kata Atika.
Sejatinya, kompetisi Hackathon 2017 ini dibuat berdasarkan konsep Jakarta yang merupakan kota terburuk kedua di dunia terkait masalah lalu lintas. Tiap harinya, sekitar 17 juta kendaraan berlalu lalang di jalanan ibukota dan sebanyak 70% di antaranya adalah sepeda motor. Hal tersebut membuat warga Jakarta rata-rata menghabiskan waktu tiga jam di jalanan tiap harinya, belum lagi pada saat turun hujan dan banjir.
Tim ITB fokus pada solusi untuk memperbaiki layanan transportasi publik untuk mengurai kemacetan di Jakarta. Sejumlah tantangan yang diidentifikasi oleh tim ini, seperti: tidak jelasnya ketersediaan tempat untuk penumpang, harga yang tidak konsisten serta keamanan dalam berkendara. Mereka pun membuat aplikasi mobile yang bisa digunakan untuk mempertemukan pengemudi dan penumpang agar memungkinkan kedua pihak untuk mengatasi tantangan-tantangan ini.
Aplikasi mobile “Smart Passenger-Driver Monitoring System” ini mereka buat hanya dalam waktu 20 jam, selama di Hotel Pullman.
Aplikasi ini dibuat dalam aplikasi Android dan iOs, dengan konsep dapat digunakan oleh penumpang dan pengemudi angkutan umum untuk mempercepat mobilitas. Artinya, penumpang lebih cepat mengetahui keberadaan beberapa alat transportasi umum yang tersedia, sementara driver dapat mengetahui berapa lama lagi dirinya harus menurunkan penumpang.
Acara hackathon ini mengundang mahasiswa dari ITB, Telkom University Bandung, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Bina Nusantara (Binus) untuk merancang solusi Internet-of-Things (IoT) bekerjasama dengan pakar Ericsson terkait platform industri.
Sebanyak 60 mahasiswa berpartisipasi dalam acara ini, yang mengangkat topik tentang Smart City. Khususnya tentang bagaimana menghadapi tantangan transportasi akibat jumlah kendaraan yang mencapai lebih dari 17 juta di Jakarta.
Selama lebih dari 24 jam mereka bergulat dengan ide, desain, pembuktian konsep, dan demo kerja yang dibuat berdasarkan konsep Internet of Things (IoT) dalam lingkup Smart City untuk Indonesia ke depannya.
Dalam lomba ini para mahasiswa diharapkan dapat membuat desain, membuktikan konsep, dan demo kerja dengan tiga tema yakni Aplikasi Pengemudi, yakni para peserta diminta untuk membuat aplikasi yang bisa bermanfaat bagi pengemudi, seperti aplikasi untuk memperbaiki keamanan berkendara, meningkatkan efisiensi, atau menghemat biaya.
Kemudian Aplikasi Gabungan (mashup) yakni membuat aplikasi dengan kemampuan kendaraan yang terhubung dengan internet untuk menciptakan layanan atau pengalaman pengguna yang inovatif. Serta membuat aplikasi dengan domain Transportasi Pintar untuk memperbaiki manajemen lalu lintas, keselamatan berkendara, atau efisiensi ekonomis.
Hasil karya mereka dinilai oleh beberapa juri berdasarkan kriteria: Inovasi, Kualitas, User Experience, Dampak/Potensi, dan Kelayakan (Viability).
Pemenang kompetisi ini menerima total hadiah sebanyak Rp50 juta. Selain itu, para peserta berkesempatan untuk dipertimbangkan menjadi bagian dari program magang (internship) di Ericsson Indonesia, dan menjadi bagian dari program pendidikan tingkat tinggi dari Ericsson.
Para pemenang menerima penghargaan dalam acara penutupan yang dihadiri oleh Raja Carl XVI Gustaf dari Kerajaan Swedia dalam rangka kunjungan resminya ke Indonesia.
“Ericsson yakin bahwa teknologi informasi dan komunikasi dapat menyelesaikan banyak tantangan yang ditimbulkan oleh kota yang sedang berkembang seperti Jakarta, dan acara pada hari ini bertujuan untuk memberdayakan generasi muda dan mengembangkan potensi mereka dalam membangun kota pintar,” pungkas Thomas Jul, President Director, Ericsson Indonesia & Timor Leste.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post