youngster.id - Dalam laporan berjudul “2017 Traffic Scorecard” yang dihimpun oleh Inrix, Jakarta berada di peringkat 12 di daftar kota-kota termacet di dunia. Tak hanya itu polusi ibukota ini sudah sangat mengkhawatirkan. Salah satu solusi dari hal ini adalah pengurangan kendaraan bermotor.
Peluang ini yang ditangkap MIGO Ebike dengan menghadirkan aplikasi layanan transportasi Ebike sharing. Dengan aplikasi ini para pengguna dapat menggunakan sepeda listrik dengan teknologi Internet of Things (ioT).
“Dengan memanfaatkan teknologi digital, MIGO Ebike mengubah ide sederhana menjadi sebuah bisnis dengan dampak besar, menciptakan nilai bagi konsumen Indonesia dan masyarakat, juga mengubah transportasi perkotaan dengan cara yang sehat dan ramah lingkungan. MIGO Ebike adalah pemenang di era transportasi digital,” ungkap Tony Tao CEO MIGO Ebike dalam keterangannya, Jumat (7/12/2018) di Jakarta.
Layanan ini sudah diluncurkan di Jakarta. Menurut Tony, layanan MIGO Ebike dapat menjadi solusi untuk perjalanan urban jarak dekat karena menggabungkan inovasi sepeda listrik dengan teknologi IoT (Internet of Things). Sebab MIGO Ebike berbasiskan aplikasi yang tersedia di smartphone.
Keuntungan lainnya yang diperoleh dari menggunakan MIGO Ebike adalah mengurangi pencemaran udara yang biasanya dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Dalam hal ini, MIGO Ebike senantiasa mendorong penggunaan energi terbarukan demi Indonesia yang lebih baik.
Cara penggunaan aplikasi MIGO Ebike juga sangat mudah. Setelah mengunduh aplikasi MIGO Ebike, para customer dapat melakukan registrasi dengan menggunakan nomor ponsel dan KTP yang berlaku. Setelah berhasil mendaftar, customer cukup mencari MIGO Ebike station terdekat dan menekan tombol “pesan”. Tiba di station, customer hanya perlu memindai kode QR Ebike sesuai dengan kode yang tertera pada aplikasi dan dapat langsung mengendarai Ebike ke tempat tujuan. MIGO Ebike juga meminjamkan helm demi keselamatan pengendara di jalan.
Selama melakukan perjalanan, customer juga dapat memarkir sepeda untuk sementara dengan menggunakan fitur “kunci”. Untuk mengembalikan Ebike dan helm, customer hanya perlu mencari station terdekat dan menekan tombol “pengembalian”.
MIGO Ebike juga membuka peluang bisnis baru bagi masyarakat yang memiliki lahan untuk menjadi partner MIGO Ebike. Mitra yang bekerja sama mengelola station MIGO Ebike akan menyediakan lahan terbuka beserta satu staff penjaga yang akan membantu customer dalam melakukan semua transaksi yang berhubungan dengan layanan MIGO Ebike. Calon partner MIGO Ebike bisa mendaftarkan diri di situs resmi di www.migo-ebike.com/cooperation.
Dalam hal pembayaran, customer dapat membayar menggunakan metode tunai atau isi ulang. Untuk peminjaman MIGO Ebike selama 30 menit, customer hanya dikenakan biaya Rp 3.000.
“Kami berharap MIGO Ebike dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui sarana transportasi ramah lingkungan di kawasan urban. Para partner MIGO Ebike juga mendapatkan penghasilan tambahan dengan membuka station MIGO Ebike dan para customer juga dapat mengakses MIGO Ebike lebih mudah tentunya dengan biaya yang terjangkau,” tambah Howard Yu selaku Chairman & Co-Founder MIGO Ebike.
Sesungguhnya Jakarta bukan kota pertama yang menghadirkan MIGO Ebike. Sebelumnya layanan ini sudah hadir di Surabaya pada 2017 yang lalu. Di Kota Pahlawan tersebut, MIGO Ebike telah menyediakan sekitar 1.000 Ebike yang tersebar di 100 titik station. Rencananya MIGO Ebike akan melakukan ekspansi ke Ibukota dengan target 300 station dalam 3 bulan kedepan dan 2.000 Ebike tersebar di seluruh kota Jakarta.
STEVY WIDIA
Discussion about this post