youngster.id - Didukung dengan perkembangan digital yang semakin pesat membuat aktivitas jual beli online makin meningkat. Dengan banyaknya toko daring yang tersebar, munculnya online marketplace semakin memudahkan masyarakat dalam berbelanja online. Salah satu bisnis online yang berkembang saat ini adalah bisnis pakaian.
Pertumbuhan industri perdagangan digital di Indonesia semakin menjanjikan di 2019. Berdasarkan prediksi McKinsey, pertumbuhan e-commerce di Indonesia meningkat delapan kali lipat, dari total pembelanjaan online US$ 8 miliar di 2017 menjadi US$ 55 miliar hingga 65 miliar di 2020.
McKinsey juga memprediksi penetrasi belanja online masyarakat Indonesia akan meningkat menjadi 83% dari total pengguna internet, atau meningkat sekitar 9% dibanding penetrasi belanja online di 2017.
Peluang ini ditangkap oleh Mischelle Frederick dengan mendirikan BUYin Indonesia. BUYin adalah tempat berkumpulnya toko online mode masa kini. Berbagai jenis mode, mulai dari kaus, jaket, dress, tas, hingga aksesoris lengkap tersedia di BUYin Indonesia.
“Buyin adalah e-commerce yang fokus pada sosial media online shop. Kami menyediakan berbagai produk pakaian, terutama untuk wanita,” ungkap Mischelle, Founder & CEO BUYin Indonesia kepada youngster.id.
Marketplace BUYin ini mulai beroperasi pada Oktober 2018. Berbeda dengan e-commerce yang lain, BUYin menghadirkan berbagai produk fesyen terkini dari puluhan brand pada satu platform. Dengan begitu, konsumen bisa menemukannya sekaligus tanpa harus membuka beberapa toko daring. Tentunya hal ini menarik dan memudahkan untuk menimbang berbagai produk yang diinginkan.
Selain itu, produk yang ditawarkan tak hanya fesyen untuk perempuan, ada pula mode anak dan pria. Hingga kini, terdapat setidaknya 70 merek yang terdaftar dalam BUYin Indonesia. Mulai dari Hush Puppies, Echolac, Eminent, hingga toko daring lokal yang tengah berkembang pun tersedia di Buyin Indonesia.
“Saya ingin mempermudah orang dalam mencari produk fesyen sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Saat ini kami mempunyai sekitar 1,500 produk di website dan telah menjaring ribuan pembeli,” klaim Mischelle.
Menurut Mischelle, pergeseran pasar fesyen serta gaya busana masyarakat perlu direspons cepat. Alasannya, kondisi ini mempengaruhi proses produksi hingga distribusi yang sebelumnya konvensional beralih ke digital.
“Perdagangan produk fesyen sekarang banyak memanfaatkan saluran daring seperti e-commerce yang mengedepankan kepraktisan dan kecepatan. Pebisnis maupun konsumen yang bertahan dengan cara konvensional sulit beradaptasi,” ujar Mischelle.
Seni dan Bisnis
Gadis kelahiran Jakarta, 17 April 1996 yang kini bermukim di Singapura ini mengaku mengawali karier sebagai seorang seniman. Bakat dia menggambar sejak usia 4 tahun, bahkan telah membawanya ke berbagai negar seperti Tiongkok, Bangladesh, Korea hingga Amerika Serikat dan meraih ratusan piala.
Di sisi lain, tumbuh dengan bisnis keluarga membuat dia memutuskan untuk melanjutkan sekolah di bidang Ekonomi yang dilengkapi dengan desain seni di University of Illinois, AS. “Saya percaya pendidikan adalah hal yang penting. Bila didukung dengan kreativitas, maka kita dapat berbuat out of the box,” ujarnya.
Daya imajinasi dan insting bisnis membuat dia memutuskan untuk membangun BUYin. Mischelle mengaku terinspirasi dari e-commerce dari Amerika tempat dia berkuliah selama 4 tahun.
“Pada saat saya kuliah di Amerika, di sana sangat mudah untuk membeli pakaian secara online. Dan bisa dibilang selama kurang lebih 4 tahun, saya hampir tidak pernah beli pakaian di toko langsung, karena di Amerika apa-apa serba online,” kisahnya.
Namun sebaliknya, setiap pulang ke Indonesia dan ingin membeli pakaian baru Mischelle merasa kesulitan. “Biasa baju yang bagus-bagus itu adanya di online shop Instagram, tapi kalau mau beli agak ribet, harus menghubungi penjualnya dulu lalu akhir-akhirnya mereka suruh beli melalui ecommerce dimana mereka post produk mereka. Ada sih yang langsung tinggal transfer aja, tapi saya pasti ada trust issue, takut kena tipu,” katanya lagi.
Semua itu membuat Mischelle melihat ada peluang untuk membangun platform fesyen di Indonesia. Selain itu, pengalaman dia pernah bekerja di sebuah startup semakin memperkuat keinginan itu. “Setelah bekerja di startup ini beberapa bulan, saya mulai mengerti sistem company startup, akhirnya saya memutuskan untuk terjun ke dunia startup dan terbentuklah BUYin, ecommerce yang berfokus pada social media online shop ini,” paparnya.
Nama itu juga dipilih Mischelle dengan sang ayah dengan alasan cathy. “Dalam bahasa Inggris sendiri ‘Buy’ artinya ‘beli’ dan ‘In’ artinya ‘di’. Jadi harapannya nama ini mengingatkan orang-orang jika ingin beli sesuatu, mereka bisa ‘beli di’ Buyin,” ujarnya.
Meski mendapat dukungan dari orang tua, tetapi gadis berparas cantik ini mengaku usaha yang dibangunnya bermodal uang tabungannya sendiri. Dia tak hanya membuka website, tetapi juga menjaring mitra. Dan, tentu saja, itu tidak mudah mengingat dia adalah pemain baru.
“Kesulitan pasti banyak, ya namanya baru memulai usaha. Jadi bisa dibilang, dari pertama kali ada ide mau membuat Buyin ini, pasti ada saja masalah. Mulai dari traffic yang rendah, dan hal lain-lainnya, saya belajar bahwa semua itu pasti ada jalan keluarnya, belum ketemu aja mungkin,” ucapnya.
Tetapi Mischelle tak mau menyerah. Bahkan, dia optimis akan usahanya ini bisa bertahan dan berkembang. “Cara mengatasinya mungkin lebih ke coba-coba ya, kita gak akan tahu bakal berhasil atau tidak kalau kita belum usaha. Jadi kalau kita sudah coba atleast kita tahu, kalau berhasil ya syukur, kalau belum berhasil ya jadi pengalaman agar tidak terulang lagi,” sambungnya.
Jaga Kualitas
Perlahan tapi pasti BUYin mulai menarik perhatian netizen. Salah satu hal yang masih sering membuat orang ragu untuk berbelanja daring adalah soal kualitas barang. Namun, Mischelle menegaskan, Buyin Indonesia sudah memiliki standar tersendiri dalam menyeleksi toko daring yang bisa memasarkan produk di tempat mereka. Kualitas produk dan toko daring tersebut bisa dipastikan sesuai dengan harga yang ditawarkan.
“Kami mensyaratkan toko daring yang mendaftar untuk memiliki merek sendiri. Semua pemasaran produk di website kami akan mencantumkan merek dari toko daring. Dengan gratis, kami ingin membuka peluang toko daring untuk memperluas brand mereka dengan menjadi BUYNER (BUYin partner),” tegasnya.
Berkat keuletan dan kesabaran Mischelle, BUYin pun mampu berkembang. Hingga bulan April 2019, BUYin sudah menglingkupi 70 merchants, dan mempunyai sekitar 1,500 produk di website.
“Jumlah ini akan terus bertambah. Harapannya tahun depan bisa masuk setidaknya 100 toko daring dari berbagai kategori fashion,” imbuh Mischelle.
Selain itu, Mischelle berharap dapat menaikkan jumlah merchants dan produk yang terdaftar di website. “Rencana ke depan adalah menjalin kerja sama dengan beberapa perusahaan payment gateaway agar transaksi pembayaran di Buyin menjadi lebih mudah lagi,” pungkasnya.
================================================
Mischelle Frederick
- Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 17 April 1996
- Pendidikan Terakhir : Bachelor of Arts in Economics with Art and Design minor, University of Illinois at Urbana-Champaign, United States
- Jabatan : Founder & CEO BUYin Indonesia (www.buyin.id)
- Mulai Usaha : Oktober 2018
- Jumlah Merchant : hingga April 2019 memiliki sekitar 70 merchants dan 1500 produk
- Jumlah Karyawan : 5 orang
==================================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post