youngster.id - Tim Anargya Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) melalui Anargya Electric Vehicle (EV) Mark 1.0, sukses berlaga di ajang Student Formula Japan (SFJ) 2019. Anargya EV merupakan mobil formula listrik besutan civitas academica ITS.
Dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Society of Automotive Engineers (SAE) Japan tim Anargya ITS mampu menempatkan diri di peringkat 11 tim terbaik secara keseluruhan dalam ajang internasional di Ecopa Arena, Shizuoka Prefecture, Jepang.
“Pencapaian ini merupakan sejarah besar bagi kami sebagai tim pertama dari Indonesia yang mampu melewati rangkaian tes hingga tahap EV 1,” ungkap Made Bhaswara Wiranugeraha, Humas dari Tim Anargya ITS yang dilansir laman ITS.
Menurut dia, Tim Anargya ITS harus bersaing ketat dan mengungguli beberapa perguruan tinggi terbaik di kawasan Asia. Capaian yang diraih oleh Tim Anargya ITS ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri, karena merupakan kali pertama tim berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini.
Selama lima hari kegiatan berlangsung, banyak rangkaian yang harus dilakukan oleh semua tim peserta, termasuk Tim Anargya ITS. Mulai dari uji coba, tes kelayakan atau inspeksi, presentasi, hingga penyesuaian mobil di lapangan. Kompetisi juga terbagi menjadi dua kategori yang bersangkutan dengan hal teknis dan juga nonteknis.
Dari segi teknis sendiri, Tim Anargya merupakan tim pertama dan satu-satunya tim dari Indonesia yang berhasil melewati tahap inspeksi EV 1. Tes ini sendiri merupakan bagian yang tidak mudah, karena juri akan mengecek beberapa perangkat elektronik yang mendukung standar keamanan pada mobil tersebut.
Sedangkan dari kompetisi nonteknis, Tim Anargya juga berhasil membawa pulang penghargaan sebagai 10 besar tim terbaik agau tepatnya di peringkat ke-8 dari segi biaya dan pengembangan mobil. Kompetisi ini menuntut peserta agar bisa membuat mobil dengan biaya yang rendah, namun memiliki performa yang baik.
Mobil Anargya setelah lolos inspeksi EV 1 dan siap berlaga di Student Formula Japan 2019 di Ecopa Arena, Shizuoka Prefecture, Jepang.
“Kami sangat yakin perkembangan riset Indonesia dapat disejajarkan, bukan hanya negara Asia Tenggara, namun juga negara macan Asia lainnya seperti Tiongkok dan Jepang,” tandas mahasiswa angkatan 2017 ini optimistis.
Untuk ke depannya, mereka berharap dapat memaksimalkan evaluasi yang sudah didapat supaya lebih mendorong mereka agar memperoleh hasil yang lebih baik lagi di tahun depan. Secara pengetahuan dan fasilitas sebenarnya tim ini tidak kalah jauh oleh tim dari Jepang maupun Tiongkok.
“Yang kita perlukan adalah semangat, kerja keras,dan pantang menyerah agar bisa setara dengan tim-tim lain yang sudah berpengalaman,” pungkas Wira penuh semangat.
STEVY WIDIA
Discussion about this post