youngster.id - Teknologi terus memberi banyak manfaat bagi kehidupan di bumi ini. Bahkan kini dengan artificial intelligence (AI) maka ahli Ahli biologi sekarang memiliki platform untuk mengelola, membagikan, mengidentifikasi, menganalisis, dan memetakan data margasatwa.
Platfom berteknologi AI baru yang diberi nama Wildlife Insights merupakan kerjasama Google bersama tujuh organisasi pelestarian lingkungan terkemuka, termasuk Wildlife Conservation Society di Bukit Barisan, Sumatra. Platform ini bagian dari membantu upaya konservasi margasatwa di seluruh dunia.
“Kami menggunakan jaringan neural konvolusional multi-kelas yang didasarkan pada framework open source TensorFlow untuk melatih komputer mengenali sosok binatang dalam sebuah citra. Akan tetapi, pemanfaatan AI barulah separuh jalan. mereka. Pada akhirnya, tujuan kami adalah membantu orang mengambil keputusan yang lebih tepat tentang spesies mana yang membutuhkan perlindungan lebih baik, dan lokasi mana yang harus diprioritaskan dalam upaya perlindungan itu,” kata Tanya Birch Program Manager Google Earth Outreach dalam konferensi pers jarak jauh, Rabu (18/12/2019) di kantor Google Indonesia, Jakarta.
Di seluruh dunia, populasi mamalia, burung, ikan, reptilia, dan amfibi telah menyusut 60% sejak periode 1970-an, menurut World Wildlife Fund (WWF). Sebuah laporan global dari PBB menemukan bahwa satu juta spesies binatang terancam punah saat ini—bahkan, banyak di antaranya mungkin akan punah dalam satu dekade ke depan.
Tanya menjelaskan, untuk melindungi margasatwa dengan lebih baik, para peneliti dan ahli biologi mulai memanfaatkan kamera sensor gerak untuk memantau jumlah spesies di suatu wilayah beserta pola pergerakan dan aktivitas mereka. Kamera sensor gerak mengambil sejumlah foto setiap kali dilewati hewan, yang kemudian dimanfaatkan peneliti untuk mempelajari lebih jauh keadaan populasi mereka.
“Selama bertahun-tahun, ahli biologi telah menggunakan kamera sensor gerak untuk mempelajari binatang liar. Walau begitu, mereka belum memiliki cara untuk membagikan dan memadukan data. Ini adalah masalah yang sangat besar dalam hal manajemen data. Sekarang, dengan Wildlife Insights, mereka dapat berfokus pada upaya pelestarian. Peneliti dapat mengupload data ke Google Cloud dan menganalisis citra dengan model AI pengidentifikasi spesies yang disediakan Google, memvisualisasikan margasatwa dengan Google Maps, dan membuat laporan untuk membagikan insight ini kepada pihak lain,” papar Tanya.
Menurut dia, dengan Wildlife Insights, ahli biologi dapat mengelola, membagikan, menganalisis, dan memetakan data tentang margasatwa, kemudian mengambil keputusan yang lebih baik tentang spesies mana yang membutuhkan perlindungan beserta lokasinya.
“Namun, masih ada banyak hal yang dapat kami lakukan. Kami sangat senang melihat berbagai pemanfaatan teknologi untuk membantu kita melindungi Bumi agar generasi masa depan dapat hidup di dunia yang kaya akan margasatwa,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post