youngster.id - PrivatQ, startup yang bergerak di bidang educational technology (EdTech) menghadirkan layanan terbarunya yang disebut Seventh Education. Layanan ini diharapkan dapat menembus keterbatasan akses pendidikan terutama di daerah.
Berbeda dengan layanan aplikasi PrivatQ yang menghubungkan guru les dan siswa-siswi yang ingin belajar privat, Seventh Education memiliki layanan dengan konsep kelompok belajar yang terdiri dari empat hingga delapan orang siswa.
“Kami dari PrivatQ percaya bahwa pembelajaran privat memiliki manfaat yang besar terutama bagi siswa yang nyaman dengan suasana belajar one-on-one dengan sang guru. Namun kami juga ingin mengakomodasi siswa-siswi yang juga nyaman dengan suasana belajar kelompok, karena target kami di PrivatQ adalah memberikan pendidikan bagi semua siswa-siswi, terlepas dari preferensi belajarnya seperti apa. Untuk itulah, kami mencanangkan model pembelajaran baru yang kami namakan Seventh Education,” ujar Ikhwan Catur Rahmawan, CEO dari PrivatQ dalam keterangannya, Jumat (13/4/2018) di Yogyakarta.
Dia mengungkapkan, program Seventh Education sebelumnya telah diujicobakan di Sukoharjo, dan dalam bulan depan (Mei 2018) akan segera diluncurkan untuk daerah Jakarta. Semenjak diresmikan pada Februari lalu, program Seventh Education telah menggaet hingga 200 siswa-siswi untuk daerah Sukoharjo.
Layanan ini memiliki target siswa-siswi SD, SMP, dan SMA, yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana pendidikan informal, namun juga untuk membantu siswa-siswi, terutama bagi mereka yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses pendidikan informal.
Aplikasi PrivatQ hadir pertama kali pada tanggal 17 September 2017 di Yogyakarta dengan mengedepankan model belajar privat on-the-go sebagai produk utama. Kini Seventh Education merupakan sebuah program offline yang bertindak sebagai pelengkap dari layanan utama PrivatQ yang bertujuan untuk menyediakan pendidikan yang lebih inklusif, akomodatif, dan komprehensif melalui metode belajar kelompok.
“Akses pendidikan saat ini memang masih terbilang sulit untuk dijangkau oleh semua kalangan, terutama bagi golongan kurang mampu. Melalui Seventh Education, kami ingin mendorong siswa-siswi untuk saling berbagi pendidikan dengan mereka yang kurang beruntung. Dengan metode belajar kelompok, siswa-siswi pun bisa saling berinteraksi dengan sang tentor guna menciptakan suasana belajar yang nyaman,” papar Asep Suryana, COO dari PrivatQ.
Melalui Seventh Education, PrivatQ berharap mampu menjadi salah satu pemain dalam membantu mewujudkan Sustainable Development Goals (SDG) #4, yakni akses pendidikan bagi semua lapisan masyarakat, di Indonesia. Oleh karena itu Seventh Education memberikan kesempatan bagi para siswa yang termasuk dari tiga (3) golongan penerima, yakni Anak Yatim, Golongan Kurang Mampu, dan Penghafal Kitab Suci, untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar kelompok.
Hingga saat ini, aplikasi PrivatQ telah memiliki hingga 1,500 orang pengguna. Selain aplikasi, PrivatQ juga membuka layanan via telepon dan SMS, diperuntukkan bagi mereka yang kesulitan untuk mendapatkan akses internet, terutama bagi daerah yang belum memiliki koneksi internet yang stabil. Dengan adanya program Seventh Education, PrivatQ ingin membuka akses tradisional atau offline untuk bisa lebih menjangkau mereka yang membutuhkan akses pendidikan informal.
STEVY WIDIA
Discussion about this post