youngster.id - Universitas Indonesia ingin mewujudkan pusat pengembangan pendidikan dan inovasi dalam bidang kesehatan. Untuk itu UI yang telah membangun RS Perguruan Tinggi Negeri pertama di Indonesia dengan konsep fasilitas pelayanan kesehatan satu atap (One Stop Health Services).
Peresmian Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) ini dilakukan oleh Mohamad Nasir, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
“Saya berharap rumah sakit Universitas Indonesia ini menjadi pusat pengembangan pendidikan dan inovasi dalam bidang kesehatan. Kehadiran RSUI ini dapat meningkatkan standar Universitas Indonesia bukan hanya menjadi rujukan tingkat nasional, namun saya berharap Universitas Indonesia menjadi universitas global. Tantangan yang harus kita hadapi itu bagaimana membawa institusi pendidikan tinggi Indonesia pada standar dunia. Saya tantang UI naik ke peringkat 200 besar dunia,” ungkap Menteri Nasir dalam keterangannya Kamis (14/2/2019).
Pada peresmian itu Nasir didampingi Duta Besar Jepang untuk Indonesia Ishii Masafumi, Rektor Universitas Indonesia Muhammad Anis, Direktur RSUI Julianto Witjaksono dan Chief Representatives JICA Indonesia Yamanaka Sinichi meninjau RSUI yang berlokasi di dalam kompleks Kampus UI, Depok.
Menteri Nasir mengatakan bahwa Kemenristekdikti telah membangun 24 rumah sakit pendidikan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. RSUI merupakan salah satu rumah sakit pendidikan terbaik dan terbesar yang ada di Indonesia.
”Saya telah berkunjung pada seluruh rumah sakit pendidikan di Indonesia, Saya rasa ini yang terbaik dan terbesar. Selamat kepada Universitas Indonesia. Kemenristekdikti telah membangun 24 rumah sakit pendidikan. Dari 24 rumah sakit pendidikan tersebut, 12 sudah operasional dengan baik. Dari 12 itu, 4 sudah menjadi Rumah Sakit Paripurna,” ungkap Menristekdikti.
Menteri Nasir mengapresiasi UI yang telah membangun rumah sakit dengan fasilitas yang baik dan memiliki teknologi tahan gempa hingga 9 skala Richter. Namun demikian Menristekdikti mengingatkan agar UI tidak berpuas diri dengan capaian yang ada, UI dan RSUI dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas dengan membandingkan diri dan mempelajari ‘best practice’ dari perguruan tinggi dan rumah sakit pendidikan dari negara lain yang yang telah lebih maju.
Sebelumnya, RSUI telah beroperasi terbatas bagi sivitas akademika UI dan para staff di lingkungan UI sejak 22 November 2018. RSUI kini dapat menerima pasien dari masyarakat sekaligus beroperasi menjadi tempat pengembangan pendidikan dan inovasi dalam bidang kesehatan. Kehadiran RSUI ini ditargetkan akan menaikkan posisi UI pada tataran perguruan tinggi internasional di atas ranking 200 dunia.
“Kami ingin memberikan layanan yang prima bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan khususnya di wilayah Kota Depok. RSUI diharapkan mampu menjadi center of excellence di bidang kesehatan Indonesia yang dapat meningkatkan kapasitas pendidikan dan penelitian para mahasiswa di fakultas ilmu-ilmu kesehatan UI,” ungkap Muhammad Anis Rektor UI .
UI memiliki Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Farmasi, Kesehatan Masyarakat (inter-professional education). Menurut Anis, RSUI juga berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia melalui kolaborasi dengan universitas-universitas regional.
RSUI dibangun di atas lahan seluas 106.100 m2 dengan luas bangunan 82.074 m2 (14 lantai) dan berkapasitas 300 tempat tidur (tahap pertama) yang berada di kompleks area Gedung Rumpun Ilmu Kesehatan UI kampus Depok. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, RSUI juga dilengkapi ruang observasi bagi para mahasiswa tanpa mengganggu kenyaman pasien. Gedung RS juga akan dilengkapi infrastruktur teknologi yang mendukung mahasiswa memantau tindakan medis secara live di ruang kelas (atas izin pasien).
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post