youngster.id - Ada banyak budaya dan tradisi lokal di Indonesia. Dan oleh para pelaku kreatif kearifan lokal ini diangkat sebagai bagian dari ciri dan identitasnya. Termasuk dalan di dunia mode. Yang terbaru adalah kehadiran sarung sebagai inspirasi desain mode fashion.
Tren fashion dengan sarung ini ditampilkan oleh para desainer muda yang dikoordinir oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada gelaran Indonesia Fashion Week (IFW) 2019.
Kepala Bekraf, Triawan Munaf pada sambutannya dalam acara Signature Runway Indonesia Fashion Week 2019 mengatakan Bekraf bersama Koperasi Karya Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara Bersama (KOPIKKON) memfasilitasi 12 orang desainer yang berkolaborasi dengan para perajin lokal akan menampilkan hasil karya terbaik mereka dengan mengusung tema ‘Sarong Revisited’
“Saya berharap melalui Indonesia Fashion Week 2019 kita semua dapat terus mendorong para pelaku fesyen untuk selalu melahirkan karya-karya pada standar kualitas yang kompetitif di samping memperhatikan nilai dan mutu artistik dari karya-karyanya dengan merangkul berbagai elemen penting dalam mata rantai industri fesyen,” kata Triawan yang dilansir laman resmi Bekraf baru-baru ini.
Tema Sarung dipilih untuk menilik kembali budaya bersarung dalam keseharian bangsa Indonesia di berbagai keperluan, seperti ritual ibadah, upacara adat maupun busana sehari-hari.
KOPIKKON merupakan program kolaborasi antara Deputi Riset, Edukasi, dan Pengembangan dengan Deputi Pemasaran dengan memberdayakan para perajin daerah yang bertujuan untuk membantu percepatan pengembangan pelaku ekonomi kreatif dan meningkatkan kualitas produk-produk kreatif di Indonesia.
Industri fesyen saat ini berkembang dengan pesat di Indonesia, selalu ramai dan diminati berbagai kalangan. Yang awalnya hanya dianggap sebagai pelengkap dalam hidup masyarakat ternyata memiliki potensi untuk berkembang, dan memiliki peranan besar meningkatkan perekonomian negara.
Nilai PDB Ekonomi Kreatif pada tahun 2016 mencapai Rp 922,59 triliun, dengan fesyen menyumbang persentase tertinggi kedua dengan kontribusi sebesar 18,01%, atau setara dengan Rp 166,1 triliun. Selain itu, fesyen menjadi sub-sektor ekraf dengan persentase ekspor tertinggi yaitu sebesar 54,54%.
STEVY WIDIA
Discussion about this post