youngster.id - Sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) tampil sebagai pembicara pada gelaran 8th UNESCO APEID Conference on Entrepreneurship Education pada 9-11 Oktober di Hangzhou, China. Sekolah SPI menjadi wakil Indonesia dalam ajang berbagi wawasan tentang pendidikan kewirausahaan tersebut.
Julianto Eka Putra, inisiator sekaligus pendiri Sekolah SPI menyatakan, jalan menuju pengakuan UNESCO ini telah dirintis sejak beberapa tahun lalu dan kini berbuah hal yang baik bagi Sekolah SPI.
“Ini merupakan tindak lanjut diundangnya SPI pada Mei 2017 lalu ke Kuala Lumpur dalam acara TVET 3rd High Officials Meeting on SouthEast Asia Technical And Vocational Education and Training. Sejak itu, kami menjalin komunikasi intensif dengan UNESCO Bangkok. Jadi mereka mengundang kami untuk memaparkan best practice yang kami lakukan dalam membangun entrepreneur education di Indonesia. Tentunya ini kesempatan yang sangat baik buat kita bisa belajar dan bertukar pikiran bagaimana kami bisa tumbuh menjadi lebih baik lagi,” jelas Julianto dalam keterangannya, Jumat (18/10/2019).
Konferensi pendidikan kewirausahaan ini merupakan agenda tahunan organisasi pendidikan, keilmuan dan kebudayaan PBB yang diberi nama Asian Programme of Educational Innovation for Development (APEID) berada di bawah naungan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Permasalahan yang diangkat konferensi ini khusus membahas bagaimana pendidikan kewirausahaan dapat membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan bakat yang sesuai dalam persiapan untuk menghadapi tantangan di masa depan dunia.
“Pengakuan lembaga internasional seperti ini semakin menguatkan keyakinan kami, bahwa misi kami bersama untuk memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan bukanlah impian hampa. Ini adalah harapan yang harus kita pupuk bersama sehingga semakin banyak anak Indonesia yang terselamatkan dari putus sekolah karena kemiskinan,” pungkas Julianto.
Sekolah SPI merupakan sekolah berasrama (Boarding School) khusus kaum dhuafa yang merekrut siswanya dari seluruh Indonesia, dengan latar yang beraneka ragam, baik agama, maupun sukunya. Hal ini menjadikan Sekolah SPI unik, kompleks dan berbasis Bhineka Tunggal Ika. Seluruh biaya hidup dan pendidikan di Sekolah SPI ditanggung Yayasan dan dilaksanakan oleh sekolah.
Sekolah SPI merupakan satu-satunya SMA dan Sekolah Tinggi yang menerapkan kurikulum entrepreneurship lengkap dengan laboratorium life-skill yang diberi nama Transformer Center, berlokasi di kota Batu, Jawa Timur. Transformer Center terdiri dari puluhan unit usaha sebagai sarana belajar langsung bagi siswa-siswi untuk menerapkan teori-teori yang didapatkan di kelas. Sehingga peserta didik dapat mengalami dengan nyata dan membangun kebiasaan (habit) dan keahlian (skill) dalam mengelola berbagai jenis usaha. Divisi-divisi usaha tersebut antara lain; agen wisata, peternakan, perkebunan, penyiaran, manajemen pertunjukan, pernak-pernik, kuliner, hotel, merchandising, hingga event organizer.
STEVY WIDIA
Discussion about this post